Limbah PKS PT Inti Indosawit Subur Diduga Cemari Sungai di Desa Tanjungpauh Singingi Hilir Kuansing

Limbah PKS PT Inti Indosawit Subur Diduga Cemari Sungai di Desa Tanjungpauh Singingi Hilir Kuansing

Limbah PKS yang tumpah di sebuah sungai di Tanjungpauh, Kuansing, Selasa (24/1/2017).

Selasa, 24 Januari 2017 20:35 WIB
TELUKKUANTAN, POTRETNEWS.com - Limbah pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT Inti Indosawit Subur (IIS) diduga kembali mencemari sungai di Desa Tanjungpauh Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Selasa (24/1/2017).

BACA JUGA:

. Dianggap ”Cuek” dengan Lingkungan Sekitar, Masyarakat Desa Bukitgajah Pelalawan Demo PT Inti Indosawit Subur

Warga sekitar mengetahui limbah yang tumpah ke sungai sejak pagi tadi. Akibatnya, banyak ikan yang mati dan terganggunya kebutuhan air bersih warga. Seperti yang diutarakan Andri, seorang tokoh muda Tanjungpauh, Selasa (24/1/2017) siang.

"Kami kaget, pagi-pagi air sungai hitam kental. Setelah ditelusuri, ternyata berasal dari limbah pabrik PT IIS," kata Andri, dilansir potretnews.com dari GoRiau.com.

Kasus pencemaran sungai yang dilakukan PT IIS tidak kali ini saja. Sebulan yang lalu, PKS tersebut diduga membuang limbah ke Sungai Pokahan. Kali ini, sungai yang dicemari adalah Sungai Amut.

"Sebenarnya, sungai ini juga dimanfaatkan oleh PT MAS untuk kebutuhan air boiler dan kebutuhan karyawan," ujar Andri. Karena adanya limbah ini, lanjut Andri, PKS milik PT MAS terpaksa berhenti beroperasi.

"Pada kasus terdahulu, masyarakat Tanjungpauh menuntut Rp1 miliar kepada PT IIS karena limbah. Tapi, belum selesai masalah itu, sekarang sudah ada lagi," papar Andri. Kasus tersebut sudah ditangani oleh Polres Kuansing. Sungai yang menjadi lautan limbah sudah dipasang garis polisi.

Manajer PKS PT IIS Arweady Gultom belum memberikan keterangan terkait tumpahnya limbah ke sungai meski telah dicoba dikonfirmasi melalui telepon selulernya. ***

Catatan redaksi: Berita ini dilansir dari GoRiau.com terbitan Selasa, 24 Januari 2017 15:56 WIB. Berikut berita aslinya.

Editor:
Hanafi Adrian

wwwwww