Obituari Hendrizal Roeslan: Wartawan Sejati yang Rendah Hati Itu Telah Tiada

Obituari Hendrizal Roeslan: Wartawan Sejati yang Rendah Hati Itu Telah Tiada

Suasana pemakaman Hendrizal Roeslan (inset). (foto: potretnews.com)

Selasa, 21 Februari 2017 11:56 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Setelah hampir tiga pekan dirawat di tiga rumah sakit, mantan Wakil Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Riau Hendrizal Roeslan (47) meninggal dunia di kediaman orang tuanya di Perawang, Kabupaten Siak, Ahad (19/2/2017) dini hari pukul 03.00 WIB. Komplikasi radang paru diindikasikan menjadi penyebab wafatnya bekas Pemimpin Redaksi Riau Televisi itu.

BACA JUGA:

. Mantan Ketua Umum PWI Pusat Tarman Azzam Meninggal Dunia

. Adrizas, Wartawan Senior Riau yang Santun Itu Telah Tiada

Jenazahnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Km 8 Tualang pada siang harinya, setelah disalatkan di Mesjid Babussalam, tak jauh dari rumah duka di Jalan Sultan Syarif Kasim Perawang.

Terlihat hadir di rumah duka, antara lain; Sekretaris PWI Riau Eka Putra Nazir beserta istri, wartawan senior Harmen Milano, Anggota Komisi Informasi (KI) Provinsi Riau Terpilih Tatang Yudiansyah, mantan Caretaker Sekretaris PWI Kuantan Singingi M Amin Nasution, perwakilan Riau Televisi, dan sejumlah teman satu sekolah Hendrizal di antaranya Zulfilmani dan Zulmiron.

Endang, adik kandung Hendrizal, menuturkan, "Semasa hidupnya, abang selalu berpesan agar kami membantu sesama. Abang kerap menunjukkan sikap nyata memberikan bantuan, termasuk kepada orang-orang yang tidak dikenal."

Hendrizal yang mengawali karier jurnalistiknya sebagai wartawan Surat Kabar Mingguan (SKM) Genta (1992-1995) lahir dan dibesarkan di Kota Duri Kabupaten Bengkalis pada 13 September 1969.
Pria yang semasa hidupnya dikenal ramah dan rendah hati ini, merupakan anak dari pasangan suami istri Roeslan Murad dan Miznatun Nizar, yang berasal dari Bagansiapiapi, Ibu Kota Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).

Kesehariannya terlihat tegar dan selalu semringah, tapi tak banyak yang mengetahui jika mantan wartawan Majalah Berita Mingguan (MBM) Sinar Jakarta (1996-1997) itu, di masa kecilnya memiliki kisah sedih karena sejak usia 2 tahun telah ditinggal mati ibu kandungnya. Lalu, pada usia 7 tahun, sang ayah menyusul menghadap Ilahi Rabbi.

”Saya bersyukur kepada Allah karena telah diberi nikmat. Meski kehidupan saya tak seberuntung orang-orang lain di dunia yang hingga dewasa bisa bercengkerama dengan kedua orang tuanya. Saya mengenal sosok ibu hanya lewat foto. Dan, bagaimana sosok beliau ketika hidup, ayahlah yang bercerita. Tapi, usia ayah juga nggak panjang. Beliau meninggal dunia lima tahun setelah wafatnya ibu,” tutur Hendrizal lirih, suatu ketika.

Tatapan almarhum, saat itu menerawang jauh. Perlahan raut wajahnya berubah. Senyum yang awalnya menghias bibir perlahan memudar, berganti dengan mata yang berkaca-kaca. Sepeninggal ayah dan ibu, Hendrizal kecil dan sang adik diasuh bergantian oleh keluarga kedua orang tuanya.

Namun, meski berstatus anak yatim piatu, prestasi Hendrizal di sekolah (dasar hingga lanjutan atas) sangatlah moncer. Mantan Wartawan Harian Pelita, Andi Mulya yang merupakan teman satu sekolah almarhum dari sejak SD hingga SMA (di Kota Duri Kecamatan Mandau) bercerita, sahabatnya itu memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan selalu meraih juara umum hingga menjadi wakil tetap sekolah pada lomba cerdas cermat atau cepat tepat tingkat Kabupaten Bengkalis.    

Kendati tak pernah mencicipi aktivitas keorganisasian ketika kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Riau, Hendrizal tergolong sosok cerdas, cepat tanggap dan solutif merespons setiap persoalan. Bekas wartawan Harian Pagi Utusan Pekanbaru (1998-2000) itu memiliki minat baca yang tinggi. Koleksi bukunya juga lumayan banyak. Salah satu buku yang pernah ”dikunyahnya” adalah sejarah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan riwayat pendirinya, Prof Lafran Pane.  

Tidak heran, jika kemudian karier kewartawanan ayah 3 anak dari seorang istri Irza Suryana itu, cepat melesat bak meteor. Misalnya saja, dia pernah dipercaya menjadi Koordinator Peliputan Tabloid Politik Watan Pekanbaru (2000-2001). Salah satu juniornya di tabloid itu yang sudah menjadi ”orang top” adalah Ramon Damora, yang kini Pemimpin Redaksi Harian Tanjungpinang Pos dan Ketua PWI Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). 

”Bang Hen (sapaan akrab almarhum, red) sering mengantar saya pakai Vespa-nya setelah kami pulang kerja, karena ketika itu saya belum punya sepeda motor,” ungkap Ramon, khusus kepada potretnews.com, beberapa waktu lampau.

Setelah dari media cetak, pada tahun 2001, pria yang pernah mengundurkan diri sebagai Pengurus Harian DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Riau karena lebih memilih sebagai Wakil Ketua PWI Riau (Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga PWI melarang Pengurus PWI menjadi pengurus parpol, red) bergabung di Riau Televisi dengan posisi antara lain asisten pemberitaan hingga pemimpin redaksi.

Sejak tahun 2005 hingga 2008, dipercaya menjabat Manajer Produksi Riau Televisi. Setelah itu menjadi Penanggung Jawab Operasional Riau Televisi Liputan Rokan Hilir dan hingga akhir hayatnya masih tercatat sebagai salah seorang petinggi di Radio Fresh 94,3 FM (anak perusahaan dari Riau Televisi/Riau Pos Group).

Tatkala menjabat wakil ketua bidang pendidikan di PWI Riau, kontribusi Hendrizal tidak bisa dibilang kecil. Betapa tidak, selain sukses mengedukasi para wartawan lewat beragam kegiatan workshop dan seminar, dia juga beberapa kali dipercaya mengemban misi bidang organisasi untuk menuntaskan konflik di PWI Perwakilan (sekarang istilah perwakilan diubah menjadi kabupaten/kota).

”Bang Hendrizal ini sepertinya spesialis caretaker setiap ada problem di PWI Perwakilan. Tapi alhamdulillah, semua konflik bisa selesai di tangannya. Beliau seperti diberi anugerah oleh Allah untuk menangani soal begitu,” kata mantan Ketua PWI Kabupaten Rokan Hilir Jaka Abdillah.

Maka, ketika kabar duka tentang wafatnya Hendrizal Roeslan menyebar di media sosial Facebook dan grup WhatsApp, nyaris seluruh senior dan sahabatnya di dunia pers, syok. Mereka antara lain Ketua PWI Riau H Dheni Kurnia dan Ketua Bidang Keanggotaan Serikat Perusahaan Pers (SPs) Pusat Dr H Syafriadi SH MH, dua tokoh pers sekaligus seniornya di SKM Genta, dulu. ”Hendrizal adalah sosok teman setia, setia kawan dan teman sejati,” kata Dheni Kurnia kepada Ishar D dari potretnews.com.

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/20022017/potretnewscom_dgxrr_775.jpg
Hendrizal Roeslan (kiri) bersama mantan Gubernur Riau H Annas Maamun. Di hadapan banyak wartawan, Annas sering menyebut bahwa almarhum adalah keponakannya dan dirinya pernah 2 tahun tinggal di rumah nenek kandung almarhum. (foto: istimewa)

Ekspresi kesedihan mereka sangatlah wajar dan bisa dimaklumi, mengingat selama hidupnya Hendrizal Roeslan dikenal sosok yang sederhana, tidak sombong dan tak aji mumpung --meski di hadapan banyak wartawan, mantan Gubernur Riau H Annas Maamun acapkali menyebut bahwa Hendrizal adalah keponakannya dan dirinya pernah 2 tahun tinggal di rumah nenek kandung almarhum--, selalu menyenangkan lawan bicara, santun, ramah dan teguh memegang etika.

Apalagi, seiring kembalinya Hendrizal ke Sang Pencipta, esok dan hari-hari seterusnya kita tak lagi bisa mendengar gagasannya yang brilian dan melihat senyumnya yang menawan. Karena, kita telah kehilangan sosok teladan yang sangat setia pada kawan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Selamat jalan senior sekaligus sahabat terbaik kami, Kakanda Hendrizal Roeslan... ***

Peramu:
Mario Abdillah Khair

https://www.potretnews.com/assets/imgbank/21022017/potretnewscom_nzxun_779.jpg

Kategori : Profil
wwwwww