Berikut Kronologi Lengkap Kericuhan Demo ”Tangkap Ahok” di Depan Istana Negara

Berikut Kronologi Lengkap Kericuhan Demo ”Tangkap Ahok” di Depan Istana Negara

Kericuhan demonstrasi di sekitar Istana Negara/Kepresidenan. (foto: cnnindonesia.com)

Jum'at, 04 November 2016 23:33 WIB
JAKARTA, POTRETNEWS.com - Ribuan demonstran masih bertahan di depan Istana Kepresidenan selepas batas waktu pukul 18.00 WIB. Terjadi kericuhan ketika polisi ingin membubarkan massa. Berikut kronologi terjadinya kericuhan sebagaimana dikutip potretnews.com dari cnnindonesia.com:

Pukul 22.15 WIB, berdasarkan laporan CNN Indonesia TV, terjadi pengrusakan dua minimarket di Muara Karang, Jakarta Utara. Polisi dan TNI berdatangan mengamankan situasi dengan memblokade massa yang terus hendak menyerang.

BERITA TERKAIT:

. Tak Puas dengan Jawaban Wapres Jusuf Kalla, Sekelompok Massa Beratribut HMI Tendangi Tameng Pagar Betis Polisi di Depan Istana

. Selain di Depan Istana, Massa Beratribut HMI Juga Bentrok dengan Polisi di Depan Kantor Kemhan, FPI Lindungi Aparat Kemanan

. Demo Tangkap Ahok di Sekitar Istana Merdeka Rusuh, Asap Membubung di Atas Demonstran

. Sekelompok Orang Datangi Kompleks Rumah Ahok di Pantai Mutiara Pluit, Sempat Lempar Batu

. Demo 4 November di Depan Istana Negara Ricuh, Polisi Amankan Ahok dan Keluarga

. Wiranto, Menag, Johan Budi & Ustadz Arifin Keluar Istana Coba Tenangkan Massa Anti-Ahok

Pukul 22.05 WIB, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tampak merapat ke Istana Kepresidenan. Sebelumnya Kepala Badan Intelijen Negara, Jenderal Budi Gunawan mengunjungi istana.

Pukul 22.03 WIB, massa pedemo mulai meninggalkan Mesjid Istiqlal. Jalan Juanda, Jakarta Pusat yang sempat ditutup mulai dibuka dan kendaraan bebas melewati jalan itu. Sebagian pendemo menyatakan akan tetap berkumpul hingga hari Minggu (5/11/2016).

Pukul 21.55 WIB, aksi pelemparan batu oleh massa ke arah petugas penjaga di Penjaringan, Jakarta Utara.

Pukul 21.30 WIB, beredar kabar terjadi sweeping di sekitar Jalan Gedong Panjang, Apartemen Mitra Bahari oleh massa pedemo. Informasi ini disebar dalam bentuk video oleh akun @Johanes_Chandra.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com beredar kabar massa menuju depan perumahan Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama di Pantai Mutiara, Jakarta Utara.

Pukul 21.20 WIB, ratusan demonstrasi berdatangan ke gerbang utama DPR dengan menggunakan beberapa bus. Ratusan Brimob dan TNI menjaga gedung DPR dan menghalangi massa masuk ke gedung parlemen.

Pukul 21.00 WIB, Menteri Koordinator Poltik, Hukum dan Keamanan Wiranto menemui sejumlah demonstran yang bertahan di depan Istana Kepresidenan. Wiranto meminta massa membubarkan diri.

"Sudah pulang ke rumah masing-masing. Jangan-jangan (berbuat kerusuhan). Kalian masih muda, cari kerjaan saja," kata Wiranto kepada sejumlah demonstran di persimpangan Jl Medan Merdeka Utara dan Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Pukul 20.58 WIB, rombongan demonstrasi pulang dengan tertib melewati balai kota. Mereka menyapa polisi, sembari berkata: “katanya tidak mau nembak pak.”

Sementara itu sebagian massa masih tampak di Patung Kuda dan salah satu di antara mereka berseru untuk tetap di lokasi. “Saudaraku tetaplah bertahan hingga ada intruksi selanjutnya,” kata orator.

Pukul 20.50 WIB, beberapa titik api masih tampak di beberapa tempat seperti di Jalan Merdeka Barat dan sekitar patung Kuda. Di sekitar patung Kuda tampak sekitar lima titik api yang dibuat dari tumpukan sampah.

Pukul 20.40 WIB, susana di depan istana mulai kondusif, tak ada lagi suara tembakan gas air mata atau petasan.

Di depan Kementerian Komunikasi dan Informasi, tampak massa berjalan kaki menuju arah patung Kuda, menjauh dari istana.

Pukul 20.28 WIB seorang pria diduga seorang polisi terluka parah akibat dipukuli massa kemudian diamankan ke dalam Pos Pengamanan Utama di sekitar Istana Kepresidenan.

Kapolri Jederal Pol Tito Karnavian menginstruksikan anggota Polri untuk tidak menembakkan gas air mata.

"Saya Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Saya minta anggota Polri untuk tidak mengeluarkan tembakan gas air mata," kata Kapolri dengan pengeras suara dari rumah dinas Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta.

Sebagian massa mulai tampak mundur sekitar pukul 20.30 WIB akibat tembakan gas air mata dab air dari water canon.

BACA JUGA:

. Demo Anti-Ahok di Depan Istana Negara Rusuh, Ustadz Arifin Ilham Dilarikan ke Rumah Sakit

. Tiga Warga Dumai yang Ikut Demo ”Tangkap Ahok” di Depan Istana Negara Tidak Bisa Dihubungi, 4 Orang Sudah Dievakuasi ke Gedung MPR RI

. Tertibnya Demo ”Tangkap Ahok” di Pekanbaru, Jalur yang Dilewati Demonstran Bersih dari Sampah

Pukul 20.00 WIB, massa membakar dua truk Brimob dan apinya membumbung tinggi di depan Istana Merdeka. Polisi lalu meningkatkan keamanan, dengan menambah armada Pasukan Brimob di depan Istana.

Pukul 19.40 WIB, bentrokan antara massa pendemo dengan polisi terjadi lagi di depan Kantor Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Aksi kericuhan terus berlanjut, tampak api di sejumlah titik diduga kendaraan aparat keamanan. Polisi kian intens memberikan gas air mata agar massa membubarkan diri.

Pukul 19.10 WIB, barikade FPI tetap berbaris di depan pagar Brimob mereka menyesalkan adanya aksi kisruh.

Sekelompok massa masih bertahan di depan Istana Kepresidenan mendorong barikade polisi bertameng.

Aksi ini membuat suasana menjadi ricuh. Mereka terus menyerang polisi bertameng yang membuat barikade. Sebagian massa ada yang menendang ada juga yang memukul tameng pakai bambu.

Pasukan polisi yang diketahui dari satuan Brimob itu tetap diam dan tidak melakukan perlawanan.

Pukul 19.10 WIB, barikade FPI tetap berbaris di depan pagar Brimob mereka menyesalkan adanya aksi kisruh.

Sekelompok massa masih bertahan di depan Istana Kepresidenan mendorong barikade polisi bertameng.

Aksi ini membuat suasana menjadi ricuh. Mereka terus menyerang polisi bertameng yang membuat barikade. Sebagian massa ada yang menendang ada juga yang memukul tameng pakai bambu.

Pasukan polisi yang diketahui dari satuan Brimob itu tetap diam dan tidak melakukan perlawanan. ***

Editor:
Fanny R Sanusi

Kategori : Peristiwa
wwwwww