Pemilu Kian Dekat, Sudah Siapkan Generasi Milenial dan Gen-Z?

Pemilu Kian Dekat, Sudah Siapkan Generasi Milenial dan Gen-Z?

Ilustrasi.

Minggu, 23 Oktober 2022 15:10 WIB
Oleh Ofika Rahmat Julias

MENUJU perhelatan pemilu 2024 menjadi sangat krusial bagi kaum muda di tengah tongkrongan mereka, terlebih lagi bagi mereka yang menantikan sosok figur yang akan memimpin Indonesia maupun daerahnya masing-masing. Bahkan, saat ini banyaknya anak muda yang sangat antusias di dunia politik bukan sekedar menjadi pemilih namun ada dari mereka yang berani tampil menjadi figur untuk mendapatkan posisi di parlemen.

Era hari ini tidak hanya kaum tua yang akan mengambil peran untuk berkompetisi, namun pemuda sudah dikatagorikan mampu untuk menjadi sosok pemimpin yang bisa membawa perubahan di era teknologi yang maju sangat cepat.

Perlu disadari bahwa saat ini generasi muda memasuki era yang dinamakan floating mass (massa mengambang), dibuktikan dengan mereka telah menunjukan posisi geme changer yang telah mewarnai panggung politik baik daerah maupun nasional. Tidak ada salahnya memberikan ruang bagi generasi muda untuk berpartisipasi di dalam dunia politik yang demokrasi ini, terlebih lagi anak muda saat ini banyak yang telah bergerak aktif dalam menyuarakan kepedulian mereka terhadap berbagai isu yang sedang berkembang.

Setiap generasi mempunyai gerak perubahannya secara tersendiri dalam mempengaruhi roda kehidupan mengikuti perkembangan zaman yang sedang dihadapinya, ada di antara mereka yang tertindas oleh arus perkembangan dan ada juga yang mampu bertahan sampai saat ini. Generasi di Indonesia mempunyai katagori berdasarkan fase perubahan zaman dan angka kelahiran, terdapat empat generasi yang saat ini masih mempunyai posisi dalam sektor kehidupan saat ini, sebut saja para generasi baby boomers yang lahir pada rentang waktu pada tahun 1930-1966, generasi X yang lahir pada rentang waktu tahun 1967-1980, generasi Y atau milenial yang lahir pada kurun waktu tahun 1980-1995 serta yang terakhir yang mendapatkan posisi berikutnya yaitu generasi Z yang biasa disebut sebagai generasi post-milenial atau information Generation (i-Generation) yang lahir pada kurun waktu tahun 1995-2000.

Berdasarkan hasil sensus penduduk melalui rilis Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan sedikit gambaran bahwa Indonesia diwarnai bonus demografi dari hasil BPS sebelumnya pada tahun 2010. Tercatat bahwa komposisi ini ditandai dengan berkembangnya generasi milenial dan generasi Z yang menjadi dominan dari jumlah penduduk di Indonesia, artinya dua generasi tersebut memberikan peranan penting dan pengaruh terhadap kemajuan Indonesia saat ini dan masa akan datang.

Begitu juga terhadap pergerakan dunia politik saat ini yang membutuhkan kontribusi dan peranan kaum muda yang terlahir dari kalangan generasi milenial dan generasi Z yang sudah mencapai persyaratan sebagai pemilih. Terlebih lagi dua generasi ini yang sudah sangat akrab dengan informasi, teknologi, digitalisasi dan media sosial. Perlu disadari bahwa konteks pemilu bukan sekedar menjalankan pemilihan saja di hari yang sudah ditetapkan, namun perlu adanya pengawasan yang ketat semenjak dilaksanakannya proses pemilu berlangsung karena setiap perhelatan pemilu selalu diisi dengan manipulasi kecurangan dan pelanggaran yang terjadi di lapangan terhadap kandidat peserta pemilu.

Oleh karena itu, fase hari ini partisipasi generasi milenial dan generasi Z sangat dibutuhkan sebagai agent of control pada penyelenggaraan pemilu yang akan datang, mengingat pengalaman pahit yang pernah dirasakan pada saat pemilu tahun 2019 menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga dan mendalam bagi kita semuanya.

Namun, sangat diwaspadai bahwa generasi kaum muda akan menjadi incaran hangat bagi partai politik (parpol) untuk berebut mendapatkan suara kaum muda serta menggandeng kaum muda menjadi salah satu pelopor di partainya masing-masing, salah satu penyebabnya yaitu generasi kaum muda menjadi penentu keberhasilan dalam pelaksanaan pemilu. Jika kaum muda seluruhnya turun pada pusaran tatanan dunia partai politik atau politik praktis dikhawatirkan tidak adanya generasi yang akan menjadi pelopor fungsi kontrol perjalanan pemilu.

Memang benar bahwa momentum ini menjadi panggungnya generasi kaum muda dan menjadi lahan basah bagi partai politik yang dianggap sebagai sebuah permata yang berharga. Tapi tidak semua kaum muda yang benar-benar mengerti tentang dunia politik dan praktik didalamnya, menurut riset IDN Research Institute mengatakan bahwa 23,4 persen anak muda yang paham tentang dunia politik serta mengikuti perkembangan politik yang ada di Indonesia. Sebagian mereka banyak lebih condong menjadi apatis dan menganggap bahwa dunia politik diperuntukkan bagi kaum tua.

Maka perlu adanya literasi pendidikan politik bagi kaum muda mengenai dunia perpolitikan dan mempersiapkan bekal pemahaman yang baik untuk calon pemimpin muda yang menjadi sosok figur pembawa perubahan zaman. Sangat pentingnya bagi pemerintah agar mempersiapkan generasi-generasi emas yang akan datang untuk kemajuan roda perpolitikan sehingga antara kaum muda dan kaum tua bisa saling berkaloborasi untuk menciptakan pemilu damai serta menghadirkan figur-figur yang berkualitas.

Generasi muda hendaknya lebih peka terhadap kondisi politik dan sosiologi politik yang terjadi di Indonesia supaya ajang kontestasi pemilu kedepannya membuka cara pandang terbuka yang baru untuk pemilu 2024.

Mempersiapkan generasi muda yang matang akan dunia politik memberikan cara baru untuk bisa meluruskan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan pengaruh kaum muda yang berkompeten. ***

*Penulis adalah Wakil Sekretaris Bidang Keuangan DPD KNPI Provinsi Sumatra Barat

Kategori : Opini
wwwwww