Terima Kasih Ibu untuk Pengorbananmu

Terima Kasih Ibu untuk Pengorbananmu

Ilustrasi ibu dan anak. (dakwatuna.com)

Selasa, 22 Desember 2015 08:48 WIB
HARI ini, Indonesia kembali merayakan Hari Ibu. Penetapan 22 Desember sebagai hari ibu awalnya ditandai dengan keluarnya Dekrit Presiden No 31 tahun 1953 pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia pada 1928. Tanggal 22 Desember 1928 merupakan pertama kalinya Kongres Perempuan di Indonesia diselenggarakan. Dalam kongres yang digelar di Yogyakarta, sejumlah perempuan bertemu membahas perjuangan perbaikan derajat kedudukan perempuan.

Salah satu hasil dari kongres tersebut adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Berbagai isu dibahas antara lain tentang persatuan perempuan nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, dan pernikahan usia dini bagi perempuan, ikut dibahas.

Penetapan Hari Ibu diilhami perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Tahun 1928 dianggap menjadi titik tolak kebangkitan perempuan di Indonesia setelah puluhan tahun terpuruk pada diskriminasi gender. Di sana para pejuang dan tokoh perempuan Indonesia merebut kembali kemerdekaannya dan membuat berbagai gerakan pembangunan perempuan.

Jasa para pejuang perempuan inilah yang harus dimaknai dan direfleksikan kembali untuk membawa Indonesia lebih baik. Perempuan merupakan aset bangsa. Perempuan merupakan poros bangsa dan saat ini menjadi sumber daya manusia yang jumlahnya lebih banyak ketimbang laki-laki. Kodrat perempuan memang melahirkan, dari sana mereka menyiapkan generasi penerus bangsa.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak, Yohana Yambise menegaskan Hari Ibu di Indonesia bukan hanya sekedar seremonial. Hari Ibu di Indonesia tidak sama seperti 'mother day' yang diusung barat. Di hari ibu, tak hanya sekadar memberikan penghargaan kepada ibu dalam lingkup keluarga, tetapi juga menjadikan hari tersebut sebagai momen untuk merefleksikan eksistensi perempuan di Indonesia. Negara telah menjadikan perempuan kembali menjadi poros bangsa.

"Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia". Syair lagu ini sudah diketahui sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Lagu ini merupakan wujud cinta dan kasih terhadap seorang ibu yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Sosok ibu merupakan orang yang sangat kita hormati dan kasihi. Meski harus diakui, terkadang tidak sadar sering menyakiti hati ibu, entah itu karena perbuatan atau melalui perkataan kita.

Di zaman ini ni tidak jarang ibu menjadi tulang punggung keluarga. Banyak para ibu yang menafkahi dirinya sendiri dan anaknya tanpa bergantung pada suami. Banyak wanita perkasa di luar sana yang bekerja di berbagai bidang, seperti tukang ojek, tukang parkir, tukang bangunan, sopir taksi, sopir busway bahkan menjadi buruh yang mengangkut barang-barang berat. Mereka semua adalah wanita-wanita perkasa, pejuang keluarga.

Sudah banyak ibu-ibu yang mandiri, memiliki penghasilan sendiri, serta mempunyai banyak aktivitas. Perlu dicatat ada banyak ibu yang meniti karier tanpa mengabaikan keluarga. Mereka tetap bisa mengurus suami dan anak-anak. Tanggung jawabnya sebagai ibu tetap bisa berjalan selaras dengan dunia pekerjaannya. Ini menepis anggapan istri harus berhenti bekerja jika sudah menikah dan memiliki anak. Semua tergantung bagaimana membagi waktu dan perhatian secara bijak.

Tak bisa diabaikan juga adanya ibu yang gagal membina keluarganya karena kesibukannya bekerja dan alasan lain. Tetapi jauh lebih banyak ibu yang benar-benar menjadi ibu, yang selalu siap berkorban untuk keluarganya. Wajar kita berterimakasih untuk semua ibu yang setia dan sabar dengan tetap menjadi ibu. Terimakasih ibu, dan Selamat Hari Ibu buatmu! ***

(Akham Sophian)
Kategori : Opini
Sumber:Hariansib.co
wwwwww