Jejak Tersangka Teror Paris saat Mengunjungi Bandung

Jejak Tersangka Teror Paris saat Mengunjungi Bandung

Frederick C Jean Savi dan pesatren yang pernah dikunjunginya di Bandung.

Sabtu, 21 November 2015 08:54 WIB
BANDUNG, POTRETNEWS.com - Salah satu tersangka teror Paris, Frederick C Jean Savi, 41, dikabarkan pernah tinggal di Bandung, Jawa Barat. Dia tinggal di Kota Kembang tersebut selama lima bulan. Dalam rentang waktu itu, dia kerap mendatangi sejumlah pondok pesantren (ponpes). Salah satunya Ponpes Al-Jawami di kawasan Cileunyi. Kedatangan pria yang kerap dipanggil Ali Jangkung ini pada tahun 2005 silam. Hal itu dikatakan Kiai Haji Imang Abdul Hamid, Pimpinan Ponpes Al-Jawami. Namun, Imang mengaku bahwa Frederick tidak pernah menyebutkan nama aslinya.

’’Saya tau kalau orang Perancis itu bernama Frederick dari polisi yang datang ke rumah, yang menanyakan kebenarannya kalau Frederick pernah berkunjung,” jelasnya saat ditemui Bandung Ekspres (Jawa Pos Group) di kediamannya, Kampung Sindangsari RT/RW 03/21, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, kemarin (19/11).

Meski pernah berkunjung, Imang mengungkapkan, Frederick tidak pernah lama-lama di tempatnya. Apalagi sampai menginap. Sebab, dalam empat kali kunjungannya, Frederick tidak pernah berkunjung lebih dari satu jam. Namun, menurut Imang, Frederick sempat datang bersama keluarganya. Yakni, istri dan kedua anak perempuannya yang berumur sekitar 7 tahun dan 5 tahun.

Imang mengungkapkan, dalam kunjungannya yang keempat itu, Frederick juga sempat minta izin untuk pulang ke Maroko karena istrinya berasal dari negara tersebut. Sejak itu, Frederick tidak pernah datang kembali ke Ponpes Al–Jawami. Memberi kabar pun tidak pernah.

’’Memang saat akan pulang, dia sempat menawarkan kendaraannya jenis Mitsubushi Gallant tahun 1980an untuk dijual ke saya. Tapi saya tolak karena saya pun sudah memiliki kendaraan,” jelas Imang yang juga mantan Kepala Desa Cileunyi Wetan era 1990an ini.

Dia menjelaskan, Frederick yang berperawakan tinggi kurus dengan janggut tipis itu, tidak pernah mengenyam ilmu di Ponpes miliknya. Kedatangannya saat itu hanya ingin mengetahui ilmu agama. Sekaligus bertanya bagaimana pola pendidikan yang diterapkan di Ponpes Al-Jawami.

Karena Frederick adalah tamu, maka Imang merasa harus menerimanya dengan baik. ’’Dan saya tidak pernah berpikiran kalau orang itu ternyata merupakan target polisi yang terlibat aksi teror,” tegasnya.

Kunjungan Frederick ke Al-Jawami juga diketahui oleh Sutrisno, tokoh masyarakat setempat. Saat Frederick berkunjung, Sutrisno sedang mengikuti pengajian di Ponpes Al-Jawami.

Seseorang yang mengantar Frederick saat itu mengatakan bahwa temannya ingin menimba ilmu Islam lebih dalam. Namun, karena tidak bisa berbicara bahasa Indonesia dan Arab, Frederick dan temannya langsung izin untuk kembali pulang.

Menurut Sutrisno, wajar jika Imang menerima Frederick dengan tangan terbuka. Sebab, sesuai ajaran Nabi, sudah sepantasnya memuliakan tamu.

’’Siapapun yang datang ke Ponpes, pasti Pak Kiai akan menerimanya dengan baik, karena beliau merupakan tokoh ulama di Cileunyi yang memang menjadi panutan di wilayah ini. Bahkan, orangtua beliau KH Mama Sujai dulunya merupakan ketua MUI Jabar yang pertama,” jelas pria yang akrab disapa Trisno ini.

Sementara itu, Munir salah satu santri Ponpes Al-Jawami memaparkan, keseharian dirinya bersama 380 santri lain tidak lepas dari kegiatan keagamaan. Sebab, setiap hari semua penghuni Ponpes selalu mengaji bersama. Hal ini dilakukan setiap subuh, sore dan malam hari.

Semua hal yang dilakukan di Ponpes tidak ada hubungannya dengan terorisme. Apalagi, sampai belajar merakit bom. Di Ponpes Al-Jawami, semua santri hanya belajar agama untuk lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

Hampir semua santri yang mondok di Ponpes Al-Jawami merupakan mahasiswa yang kuliah di sekitar Bandung dan Jatinangor. ’’Kegiatan keseharian kami tidak lepas dari pengajian,” jelas Munir yang juga Mahasiswa UIN Bandung ini. ***

(Farid Mansyur)
Kategori : Nusantara
Sumber:Jawapos.com
wwwwww