Hina Islam dan Usulkan Alquran Direvisi, Mahasiswa Ini Akhirnya Dipecat dari UIN

Hina Islam dan Usulkan Alquran Direvisi, Mahasiswa Ini Akhirnya Dipecat dari UIN

Tuah Aulia Fuadi

.
Sabtu, 26 September 2015 23:35 WIB
MEDAN, POTRETNEWS.com - Seorang mahasiswa dipecat semester V jurusan Ahwal Al Syakhshiyah Fakultas Syari'ah, UIN Sumatera Utara, dipecat karena tulisannya di laman Facebook yang dianggap menghina Islam dan Alquran. Namun, mahasiswa bernama Tuah Aulia Fuadi, itu mendapat pembelaan dari Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut. Menurut Ketua Badko HMI Sumut, Anggia Ramadhan, pemecatan terhadap Tuah Aulia Afandi terlalu berlebihan.

"Kalau pun ada yang salah dari Tuah, seharusnya pihak kampus UIN tak main pecat. Kampus itu penuh dengan dinamika diskusi dan berbagi ilmu serta pemahaman," katanya seperti dikutip tempo.co, Sabtu, 26 September 2015.Tuah saat ini tercatat sebagai aktivis HMI Komisariat Fakultas Syari'ah UIN Sumatera Utara. Menurut Anggia, Tuah sering hadir dalam kegiatan diskusi yang diadakan HMI.

Tuah, katanya, baru saja mendapatkan pendidikan nilai dasar perjuangan HMI dan latihan kepemimpinan satu (LK I). "Mungkin, setelah selesai mendapat pendidikan nilai dasar perjuangan HMI dan LK I, Tuah ingin menunjukkan eksistensi dan pemahamannya mengenai Islam," ujar Anggia.

Pendapat dan pemikiran itu lantas Tuah tuangkan dalam tulisannya pada akun Facebook miliknya. Tulisan itu lantas mendapat respons dan kecaman banyak pihak karena dianggap menghina Islam. Berikut ini sejumlah kutipan tulisan Tuah yang dianggap bermasalah:

"Dahulu dizaman rasul, al QURAN itu hadir dalam wajah jelek (tampil di kulit kambeng) udah lah kepalanya botak (tak berbaris) beraroma busuk pula lg itu (yg pastinya bau bangkailah). Dahulu Alquran itu memang parah, kehadirannya primitif, beda dengan sekarang. Alquran yg sekarang sudah maju secara profresif. Ia tampil dlm wajah tampan. (di buku)."
Tuah juga mempermasalahkan penafsir tunggal Rasul. Dia menulis:

"Penafsiran itu hanya rasul dan itu pun satu. sekarang ia sudah mati jd penafsir tunggal itu sdh ga ada lg. Yg sebaiknya Alquaraan itu direvisi saja. Minimal kembalikan saja urusan itu ke Negara, Biar negara saja yg merelevansikannya sesuai dengan kebutuhan zaman dan peradaban umat yg lebih progresif, modernis, teknologis dan teknogratis." Tidak hanya menuai kecaman di media sosial, Tuah juga dipecat sebagai mahasiswa UIN Sumatera Utara gara-gara tulisan itu.

"Tuah kami pulangkan kepada orang tuanya untuk dibina," tutur Rektor UIN Sumatera Utara Prof Nur Ahmad Fadhil Lubis.
(***)
Kategori : Nusantara
Sumber:tempo.co
wwwwww