Home > Berita > Riau

Warga Pekanbaru yang Ditangkap di Turki karena Diduga Terlibat Jaringan Teroris Pernah Bercerita akan Melanjutkan Pendidikan ke Arab

Warga Pekanbaru yang Ditangkap di Turki karena Diduga Terlibat Jaringan Teroris Pernah Bercerita akan Melanjutkan Pendidikan ke Arab

Pasca-penangkapan TG di Turki, rumah orang tuanya di Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau tampak sepi, Selasa sore. (foto: goriau.com)

Selasa, 27 Desember 2016 20:10 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Satu dari tiga orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang dideportasi dari Turki yang diduga akan bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah, ternyata merupakan warga Kota Pekanbaru, Riau berinisial TG (22).BERITA TERKAIT:

. Terindikasi Terlibat Jaringan Teroris Internasional, Seorang Warga Riau Berusia 18 Tahun Dideportasi dari Turki

. Berikut Penjelasan Kementerian Luar Negeri soal Deportasi WNI Asal Riau dari Turki

. Polda Riau Selidiki Rekam Jejak Seorang Warga Pekanbaru yang Terindikasi Terlibat Jaringan Teroris Internasional

Menanggapi informasi tersebut, media mencoba menelusuri kediaman TG di wilayah Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Namun, rumah TG tampak sepi dan sedang terkunci.

Salah seorang tetangganya yang sempat ditemui, mengaku sudah hampir setahun tak bertemu dengan TG. "Anaknya (TG) baik orangnya, setelah tamat SMP Dia langsung masuk pesantren di Jawa," tutur ibu rumah tangga (IRT) yang tak ingin disebutkan namanya itu.

"Dia (TG) itu anak ketiga, Kakaknya dulu juga ikut pesantren, tapi akhirnya balek lagi ke sini (Pekanbaru). Kami tak ada dapat kabar kalau dia seperti itu (diduga gabung dengan ISIS). Kami baru tahu dari media, tak menyangka juga, kalau memang iya," imbuhnya seperti dikutip potretnews.com dari GoRiau.com.

Terpisah, Darusman yang merupakan Ketua RT setempat, membenarkan jika ada salah seorang warganya diamankan oleh pihak kepolisian setelah dideportasi dari Turki, karena diduga akan bergabung dengan ISIS di Suriah.

"Polisi juga sudah datang ke sini, dan mereka (polisi) bilang, saat ini kondisi yang bersangkutan (TG) baik-baik saja. Rencananya, saya yang mewakili keluarga TG akan dipanggil ke Polresta Pekanbaru, tapi masih belum disuruh ke sana (polresta)," ucapnya Selasa (27/12/2016) sore.

Darusman mengakui, jika beberapa bulan lalu, TG pernah mengatakan kepada keluarganya untuk melanjutkan pendidikan ke Arab. "Dia (TG) pernah bilang mau ke Arab. Tapi tak tahu, apakah kemarin (saat di Turki) itu tujuannya mau melanjutkan pendidikan atau bagaimana," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolda Riau, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, mengimbau seluruh masyarakat agar selalu waspada, terutama terkait proses perekrutan untuk menjadi anggota kelompok terorisme dan radikal lainnya. "Misalnya mengajak jihad. Itu informasinya pakai sistem rekrutmen, hati-hati," tegasnya. 

Seperti dibetitakan potretnews.com kemarin, Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) yang terindikasi akan bergabung dengan ISIS di Suriah, dideportasi dari Turki dan telah tiba di Jakarta, Sabtu malam (24/12/2016).

Hal tersebut dikonfirmasi Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Iqbal Lalu Muhammad.

Dikutip potretnews.com dari CNNIndonesia.com yang menerima rilis dari kementerian, Minggu (25/12/2016), Iqbal menyebut bahwa KBRI Ankara secara informal menginformasikan kepada Kemlu tentang 3 WNI yang ditangkap di kota Hatay, Turki.

”Jadi belum masuk ke Suriah. Ketiga WNI tersebut diduga akan menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan FTF,” terang Iqbal.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), FTF adalah kependekan dari Foreign Terrorist Fighters, yakni orang yang sengaja ke luar negeri untuk bergabung bersama jaringan teroris Internasional dan kembali ke Indonesia sebagai pelaku penyebaran paham radikalisme.

Adapun ketiga WNI tersebut adalah TG (18) asal Riau, JJ (25) asal Jawa Barat, dan IR (21) dari Jakarta. Mereka bertiga berstatus pengangguran.

”Ketiga WNI tersebut langsung dideportasi via Istanbul dan tiba di Indonesia pada tanggal 24 Desember 2016,” tambah Iqbal.

Setelah mendapat informasi tersebut, Kemlu langsung berkoordinasi dengan Densus 88 Polri guna menindaklanjuti dan melakukan penjemputan ketiga WNI tersebut. “Pada tanggal 24 Desember ketiga WNI sudah tiba di Jakarta dan oleh Densus 88 langsung dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua untuk pendalaman,” ujar Iqbal.

Saat ditangkap, ketiganya hanya membawa pakaian secukupnya. Paspor yang dipegang mereka adalah paspor wisata. Saat ini Densus masih menelusuri bagaimana perekrutan anggota ISIS yang dialami tiga orang tersebut.

Iqbal menyebut, dengan pemulangan ini total 220 WNI telah dideportasi oleh Pemerintah Turki karena dugaan akan menyeberang ke Suriah sejak 1 Januari 2015. ***

Editor:
Hanafi Adrian

wwwwww