Home > Berita > Riau

Mahasiswa KKN UIN Suska Ayut Rumpoko Juga Meninggalkan Firasat kepada Istiqomah sebelum Tewas Tenggelam Terseret Ombak Pantai Beting Aceh

Mahasiswa KKN UIN Suska Ayut Rumpoko Juga Meninggalkan Firasat kepada Istiqomah sebelum Tewas Tenggelam Terseret Ombak Pantai Beting Aceh

Ilustrasi/Pantai Beting Aceh

Kamis, 11 Agustus 2016 12:32 WIB
RUPAT UTARA, POTRETNEWS.com - Tidak hanya rombongan Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Suska Angkatan XL Tahun 2016 di Desa Suka Damai, Kecamatan Rupat Utara saja yang sedih kehilangan Sri Winarti dan Ayut Rumpoko yang tewas saat kecelakaan laut di perairan pantai Beting Aceh, Selasa (9/8/2016). Warga kawasan yang masuk wilayah Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dan sudah dekat dengan kedua sosok ceria itu, juga sangat kehilangan.

Seperti yang dikatakan Ardi, Kordinator Desa, sejak masuk ke Rupat Utara, 18 Juli 2016 lalu, Sri dan Ayut sangat dekat dengan warga. Bersama teman-teman yang lainnya, turun ke masyarakat dan melakukan berbagai kegiatan untuk masyarakat.

"Karena Desa tempat kami KKN ini merupakan desa pemekaran, makanya kami membantu pemerintah setempat untuk melakukan pendataan ulang kepada masyarakat. Ini juga dilakukan Ayut dan Sri. Masyarakat yang tadinya tidak paham dengan apa itu pendataan dan jumlah anggota keluarga, setelah mendapat penjelasan dari kami menjadi tahu. Mereka pandai mendekatkan diri dengan masyarakat, sehingga begitu musibah ini didengar masyarakat, masyarakat juga ikut sedih dan sangat kehilangan," kata Ardi.

Setiap hari, Sri dan Ayut serta bersama teman yang lainnya, sangat menikmati kegiatan bersama masyarakat. Mereka mengajar di sekolah dengan berangkat pagi ke SDN 07 Simpur dan SDN 08 Sungai Suling menggunakan perahu masyarakat dan kembali lagi ke posko pada sore hari. Keindahan alam dan keramah-tamahan masyarakat Rupat Utara ini membuat rombongan KKN sangat bersemangat membagikan ilmunya kepada warga Rupat.

"Karena ini pengabdian kami untuk masyarakat, kami pun tidak pernah hitung-hitungan soal ongkos naik perahu menuju tempat mengajar. Karena kami menikmatinya. Ayut dan Sri juga sebenarnya sudah menyiapkan konsep kegiatan untuk 17 Agustus atau HUT RI ke-71 ini. Mereka juga mengajarkan masyarakat untuk dapat menerapkan pola hidup bersih, agar jauh dari DBD dan penyakit lainnya," ujar Ardi saat perjalanan dari rumah Sri Winarti menuju Rupat Utara bersama Istiqomah, Kamis (11/8/2016).

Ardi menceritakan juga, kedua temannya yang sudah duluan menghadap sang pencipta ini. Ayut Rumpoko sangat aktif di organisasi kampus, pandai bersosialisasi dengan masyarakat, dan sangat aktif untuk program kerja nyata ini. Begitu juga halnya dengan Sri Winarti yang selalu ceria dan supel ini.

"Kami tidak menginginkan musibah ini terjadi. Kegiatan kami ke Beting Aceh juga bukan untuk Jalan-Jalan, melainkan untuk kegiatan penanaman pohon di sana. Bahkan kami juga berencana makan siang dan bakar ayam di Beting Aceh, tapi semuanya batal karena kecelakaan laut yang membuat Sri dan Ayut tenggelam," sebut Ardi lagi.

Jika Sri meninggalkan firasat kepada Tedi malam sebelum musibah terjadi, lanjut Ardi, demikian juga halnya dengan Ayut yang meninggalkan firasat kepada Istiqomah. "Ayolah foto berdua, soalnya belum pernah kita foto berdua. Besok-besok belum tentu kita bisa foto," ujar Ardi mengulangi apa yang disampaikan Ayut kepada Istiqomah sehari sebelum kejadian tersebut.

Sementara Firasat yang ditinggalkan Sri kepada Tedi saat masak ayam, "Entah bisa besok makannya, entah ga nih," tutur Ardi kembali menirukan apa yang disampaikan Sri kepada Tedi.

Menurut Ardi, kedua rekan kita yang menerima firasat dari Sri dan Ayut ini sama sekali tidak menyangka bahwa itu pertanda temannya akan meninggal dunia.

"Begitu musibah terjadi, barulah Tedi dan Istiqomah tersadar dengan firasat yang ditinggalkan temannya. Sri benar-benar tidak bisa memakan ayam yang sudah di masaknya, begitu juga Ayut benar-benar tidak akan pernah lagi berfoto dengan Istiqomah seperti apa yang disampaikannya saat meminta foto bareng," sebutnya lagi.

"Kami tetap akan menuntaskan KKN kami di Rupat hingga 8 September 2016 nanti sesuai jadwal yang diberikan kampus. Saat dua orang teman kami rela mengabdikan jiwanya hingga meninggal dunia, kenapa kami tidak bisa. Trauma dan takut itu pasti ada, tapi kami harus bisa melawan itu semua demi mewujudkan cita-cita dan harapan bersama Sri dan Ayut yang sudah lebih dulu," imbuh Ardi menambahkan.

Rencananya, tiga hari meninggalnya Ayut dan Sri ini, rombongan KKN UIN Suska Angkatan XL Tahun 2016 di Desa Tanjung Punak, Kecamatan Rupat Utara, bersama masyarakat akan mengadakan yasinan dan doa bersama untuk Ayut dan Sri, agar diberikan tempat yang indah di sisi Nya.

"Keluarga Ayut dan Sri mengaku sudah ikhlas atas musibah ini. Kami juga sebagai kordinator terus memberikan semangat kepada anggota yang lain untuk tetap menyelesaikan KKN ini meski sudah disarankan masyarakat untuk kembali ke orangtua masing-masing ataupun kampus. Kami akan selesaikan tugas ini bersama kenangan Ayut dan Sri hingga waktu masa KKN habis," ujarnya. ***

Editor:
Farid Mansyur

Sumber:
GoRiau.com

wwwwww