Home > Berita > Riau

Puluhan Wisatawan Religi dari Mancanegara Kunjungi Riau Setiap Pekan untuk Ikuti Kajian Keislaman

Puluhan Wisatawan Religi dari Mancanegara Kunjungi Riau Setiap Pekan untuk Ikuti Kajian Keislaman

Mesjid Agung An Nur Pekanbaru.

Rabu, 11 November 2015 12:42 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Riau mengklaim ada sebanyak 80 orang wisatawan mancanegara dari negara-negara di Asia Tenggara yang berkunjung ke Riau setiap pekan. Kedatangan mereka untuk mengikuti kajian memperdalam keyakinan agama. "Jelang akhir pekan, kita kedatangan tamu dari negeri jiran Malaysia berkisar antara 60 sampai 80 orang untuk ikuti kajian di Pekanbaru," papar Kepala Disparekraf Riau, Fahmizal Usman di Pekanbaru, Selasa (10/11).

Fahmizal jelaskan, pengajian itu dilaksanakan di Mesjid Agung An Nur setiap akhir pekan. Masjid yang mempunyai nilai sejarah karena selesai dibangun tahun 1968 ini, sempat menjadi kampus Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekabaru di awal pendirian hingga 1973.

Masjid di ibukota Provinsi Riau tersebut saat ini merupakan salah satu yang termegah di Indonesia. Dari sisi bangunan, banyak mendapat pengaruh dari gaya arsitektur Melayu, Turki, Arab dan India.

Dia mengatakan, kajian yang diikuti turis dari Malaysia di masjid itu, diisi penceramah Ustaz Musthafa Umar, seorang alumnus Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Dia pun telah mendapat gelar sarjana muda dari Universitas Al-Azhar, Mesir tahun 1994.

Setelah memperoleh gelar S1 di Tanah Air, Musthafa Umar melanjutkan pendidikan S2 ke Universitas Islam Antar Bangsa, Malaysia pada tahun 2000. Kemudian gelar doktoral diperolehnya dari jurusan Alquran dan Hadis di Universitas Malaya, Malaysia pada tahun 2009.

"Jadi mereka (turis religi) mendarat di Pekanbaru setiap Jumat, lalu pada Jumat malam dan Sabtu malam mereka ikuti kajian Islam dengan narasumber Ustad Musthafa Umar. Baru hari Ahad, mereka kembali ke Malaysia," rincinya.

Fahmizal mengatakan, hal tersebut merupakan bisnis baru bagi perusahaan biro perjalanan untuk memperkenalkan wilayah di Riau. "Soalnya mereka kejar ke Pekanbaru. Ini harus dimanfaatkan oleh perusahaan biro perjalan dalam menjual paket wisata religi tidak hanya di Pekanbaru seperti Istana Kerajaan Siak Sri Indrapura di Siak yang memiliki nuansa Islami," ucapnya.

Dia mengatakan, para wisman ini tingal diarahkan saja, karena mereka sudah mau datang ke Riau.

Bupati Siak Syamsuar pertengahan tahun ini mengakui, pengembangan wisata religi di daerah itu terus disosialisasikan dengan baik hingga Imam Masjid Madinah Abdul Rahman berserta keluarga dan dosen dari Umul Qura, Makkah.

Kedatangan orang dari negara Arab Saudi tersebut, selain menyambangi destinasi wisata religi di Sumatra juga sambil berdakwah. "Selama ini mereka tahu Jakarta dan Lombok. Tapi kali ini mereka milih daerah Siak," kata Syamsuar.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf) telah menetapkan, Riau merupakan salah satu di antara 13 provinsi yang sudah siap mengembangkan wisata syariah. Adapun daerah lain di antaranya Nusa Tenggara Barat, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Barat, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali.

Kasubdit Korporasi Direktorat MICE dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Taufik Nurhidayat mengatakan, wisata syariah lebih memberikan ketenangan kepada wisatawan Muslim maupun nonmuslim karena lebih aman dan nyaman terutama bagi mereka yang membawa keluarga.

"Mereka tidak merasa terganggu oleh wisatawan lain yang sedang minum-minum misalnya. Maka dari itu, kita imbau pada pemerintah daerah yang memiliki budaya dan tempat untuk mendukung hal tersebut," ucapnya.***

(Wawan Setiawan)
Kategori : Riau, Umum
Sumber:republika.co.id
wwwwww