Kisah Suku Anak Dalam Jambi yang Ngungsi karena Asap dan Kesasar di Pekanbaru... Satu Motor Dinaiki hingga 6 Orang dan Cuma Makan Ubi Selama Perjalanan

Kisah Suku Anak Dalam Jambi yang Ngungsi karena Asap dan Kesasar di Pekanbaru... Satu Motor Dinaiki hingga 6 Orang dan Cuma Makan Ubi Selama Perjalanan

Rombongan Suku Anak Dalam Provinsi Jambi ketika diberi pengarahan oleh polisi satuan lalu lintas. (foto: goriau.com)

Senin, 19 Oktober 2015 06:47 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Pekatnya asap di sejumlah kawasan di Sumatera, khususnya Provinsi Riau tidak hanya dirasakan warga di kota, tetapi juga di pelosok negeri. Bahkan akibat jerebu ini, sejumlah masyarakat pedalaman akhirnya memilih ”hijrah” ke Pekanbaru.

Pemandangan langka dan tak biasa sontak menarik perhatian pengguna jalan yang melintas di persimpangan Arengka dan Jenderal Sudirman, tepatnya di bawah flyover(jalan layang), Minggu (18/10/2015) sore tadi, sekira pukul 16.30 WIB. Pasalnya ada beberapa pengendara roda dua yang terlihat cukup ganjil. Jika sebagian pengguna jalan tertib dan menggunakan helm serta melengkapi syarat kendaraan lainnya, ini justru sebaliknya. Ada sekitar belasan orang yang bahkan tampak berboncengan dengan hanya menggunakan tiga unit sepeda motor. Bukan cuma itu, mereka juga terkesan santai tanpa harus awas dengan aparat lalu lintas.

Benar saja, persis saat melewati pos yang ada di bawah flyover, belasan penumpang sepeda motor tersebut akhirnya dihentikan polisi lalu lintas. "Saat itu, mereka sedang berhenti di lampu merah. Kalau dilihat awalnya dari arah utara menuju selatan. Jadi anggota bernama Brigadir Abus memanggil mereka," sebut Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Zulanda.

Menurut Zulanda, satu sepeda motor diboncengi empat sampai lima orang, dan tidak menggunakan helm serta pelat kendaraan. Beruntung mereka fasih menggunakan bahasa Indonesia. Kepada petugas, mereka mengaku berasal dari suku Kubu di pedalaman Muara Jambi. "Petugas tahu kalau mereka bukan warga Pekanbaru, dan saat itu mereka juga terlihat kebingungan," urai kasat lantas.

Sebab itu, petugas pun kemudian berinisiatif mengarahkan mereka sesuai tujuannya, yakni ke Provinsi Jambi. "Mereka ingin balik arah ke Jambi kayaknya kebingungan lalu mengarah ke Jambi via jalintim (jalan lintas timur, red). Semula nanya arah ke Sumbar lewat mana, namun karena bingung mereka memilih kembali pulang," katanya.

Tak ingin terjadi apa-apa, petugas lalu lintas kemudian mengarahkan mereka sesuai tujuan. Lebih uniknya, polisi ternyata tidak menilang mereka. "Ya bagaimana mau ditilang, mereka tidak tahu apa-apa. Malahan mereka kehabisan stok logistik. Justru yang seperti ini wajib kita bantu. Petugas berpesan agar mereka hati-hati di jalan dan waspada. Kita arahkan sesuai jalur yang tepat menuju Jambi," ujar Kompol Zulanda.

Suku Anak Dalam Mengaku pengungsi Asap Asal Jambi

Salah seorang petugas lalu lintas bernama Bripka Dendi Sandra Syarif, yang kebetulan berada di sana mengatakan, bahwa mereka (warga pedalaman, red) mengaku tersesat di Pekanbaru. "Katanya mereka mengungsi dari Jambi ke Pekanbaru dan ingin kembali pulang ke kampungnya di pedalaman," tutur Dendi.

Jangankan untuk membeli helm, bahkan orang-orang ini mengaku tidak punya uang sama sekali. "Buat makan saja susah. Dulu di pedalaman, kerja mereka adalah berburu babi. Jadi selama di perjalanan dan selama mengungsi, mereka cuma bawa ubi yang disimpan di dalam karung, bersama dengan pakaian mereka," kata Bripka Dendi menguraikan percakapan dia dengan warga pedalaman tersebut.

Kalau dilihat-lihat, sambung Dendi, mereka ini terdiri dari beberapa keluarga, ada yang sudah tua, ada anak-anak, dan pasangan suami istri. "Jadi satu motor itu mungkin satu keluarga. Kita tanya apa mereka sehat, mereka bilang sehat-sehat saja. Syukurlah. Mudah-mudahan warga pedalaman ini bisa sampai ke tujuan dengan selamat," ucapnya.

Mungkin saja, akibat dampak asap yang terjadi terus menerus di sebagian wilayah di Sumatera, memaksa mereka meninggalkan hutan. Atau bisa saja hutan mereka sudah gosong oleh api sehingga daerah pemukiman suku pedalaman ini ikut hilang. Bahkan hingga hari ini, kabut asap masih terpantau cukup pekat di sebagian wilayah khususnya Riau. ***

(Akham Sophian)
Kategori : Pelalawan, Umum, Peristiwa
Sumber:GoRiau.com
wwwwww