Inilah Pasar Pusat Tempo ”Doeloe” yang Sekarang Berubah Menjadi Plaza Sukaramai-Ramayana

Inilah Pasar Pusat Tempo ”Doeloe” yang Sekarang Berubah Menjadi Plaza Sukaramai-Ramayana

Pasar Pusat Pekanbaru tempo ”doeloe” yang sekarang sudah menjadi bangunan modern Pusat Perbelanjaan Plaza Sukaramai-Ramayana. (foto: archive.kaskus.co.id)

Kamis, 10 Desember 2015 00:10 WIB
PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Hanya sedikit bangunan tua yang tersisa di Pekanbaru, itu pun barangkali akan segera tergusur. Seperti Pasar Pusat telah dibangun Kompleks Pasar Sukaramai, yang lebih dikenal dengan Plaza Sukaramai-Ramayana. Jadi jika ingin bernostalgia dengan Pekanbaru tahun 70-an saja sekarang sudah susah. Di mana lagi Pasar Pusat yang dulu, yang dikenal dengan ”Blok M”-nya Pekanbaru? Mana lagi Bioskop Lativa? Bioskop Asia? Kantor wali kota sebelah Wirabima mana? Semua itu telah lenyap ditelan masa yang tidak peduli dengan jasa zaman.

Dilihat dari perkembangannya, Kota Pekanbaru berawal dari Pasar Bawah dekat pelabuhan. Sekarang di pasar ini terdapat ruko-ruko kuno terbuat dari kayu yang dipenuhi penjual ban bekas dan pelek racing.

Kemudian di Jalan Ir H Juanda di belakang RRI di perempatan Jalan Karet, terdapat bangunan berupa penginapan di depannya tertulis ”Losmen Pekanbaru”. Di Pasar Limapuluh, juga dekat dengan Sungai Siak, dulu terdapat terminal kereta api zaman Jepang. Pekanbaru dengan Sungai Siak memiliki kaitan erat, karena dari sinilah transportasi yang paling utama atau gerbang masuk ke Kota Pekanbaru.

Dulunya, di dekat pelabuhan terdapat rumah Kepala Bea Cukai. Sedangkan di lokasi lama Wirabima dan kantor wali kota, sudah dibangun Mal Pekanbaru. Jika Anda pernah ada di Kota Pekanbaru, mungkin Anda pernah dengar kata Senapelan.

Kata ini sering muncul; mulai dari nama kecamatan, nama pasar, nama plaza, nama jalan, Nama Terminal angkot. Sebenarnya nama apakah senapelan itu? Tidak banyak yang tahu. Sebenarnya kata senapelan itu berasal dari nama sebuah jalan yang terletak antara Pasar Bawah dan Pasar Kodim.

Kenapa jalan itu bernama senapelan? Orang Belanda-lah yang memberi nama seperti itu. Jalan itu, yang kini bernama Jalan Senapelan terletak di bagian kiblat dan sedikit melingkari Mesjid Raya Pasar Bawah tembus melewati RS Tentara kemudian melengkung tembus ke jalan yang sekarang bernama Jalan Ahmad Yani.

Oleh orang Belanda, jalan ini dinilai strategis, jalan yang tersembunyi, tidak kelihatan seperti ada jalan sehingga dapat menyebabkan orang menyelinap atau meloloskan diri sehingga jalan tersebut dinamakan ”Ontsnappen overslaan” yang terjemahan bebasnya jalan menyelinap untuk membebaskan diri. Hingga kini nama jalan yang dibuat oleh Belanda tersebut berubah menjadi nama daerah yang dengan logat Melayu menjadi Senapelan.

Kota yang tidak lagi memiliki lingkungan lama yang bernilai sejarah atau bangunan kuno yang lazimnya berpenampilan estetis, pada hakikatnya serupa saja dengan kota yang tak punya bayangan. Korban-korban pembantaian dan penggusuran bangunan kuno bersejarah di segenap penjuru Tanah Air sudah terlalu banyak, dan diharapkan tidak bertambah lagi.

Apalagi di Pekanbaru hanya tinggal beberapa bangunan kuno bersejarah lagi yang tersisa. Kalau kecenderungan tersebut dibiarkan berlangsung, maka akan lenyap pulalah ciri-ciri khas dan jati diri Kota Pekanbaru yang tercermin antara lain dari keberadaan warisan arsitektur peninggalan masa lampau. ***

Sumber:

https://www.kompasiana.com/v.andre/sejarah-kota

(Akham Sophian)
Kategori : Potret Riau
wwwwww