Apa Itu Jung Katil, Salah Satu Tradisi Suku Laut di Pelalawan?

Apa Itu Jung Katil, Salah Satu Tradisi Suku Laut di Pelalawan?

Perahu layar Jung Katil.

Minggu, 10 Januari 2016 13:21 WIB
PANGKALANKERINCI, POTRETNEWS.com -Kabupaten Pelalawan di Riau memiliki banyak tradisi yang sangat unik. Salah satunya adalah tradisi Lomba Perahu Layar Jung Katil yang berlangsung di Kecamatan Kualakampar. Jung Katil diartikan sebagai pelayaran mengarungi laut dengan perahu layar. Kecamatan Kualakampar seluas 150.265,19 hektar terletak di ujung paling timur Kabupaten Pelalawan. Kecamatan ini merupakan gerbang masuk melalui perairan dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) serta negara tetangga (Singapura dan Malaysia).

Kondisi geografis yang berdekatan dengan Provinsi Kepri dan negara tetangga yang berumpun (suku melayu) membuat Kualakampar sangat kental dengan tradisi melayu, terutama pada seni dan tradisi yang berkembang di masyarakat tempatan seperti tari Zapin, Joget, Kompang, Sialat dan lain-lain.

Kualakampar juga merupakan sentra produksi padi dan kebun kelapa di Kabupaten Pelalawan. Daya tarik kecamatan ini adalah iven tahunan lomba perahu layar atau Jung Katil.

Jung Katil merupakan jenis perahu layar mini yang dibuat, sehingga dapat dilayarkan dengan menggunakan angin dan kemudi sebagai pengendali arah untuk perahu bergerak.

Kepiawaian pemilik akan sangat menentukan kemenangan dalam lomba, sebab kecepatan perahu tidak hanya ditentukan oleh kuatnya tiupan angin namun rancang bangun perahu itu sendiri.

Bahkan, pada saat angin bertiup kencang kecepatan Jung Katil bisa mencapai 80 km/jam dan bisa berawak sampai 5 orang.

"Untuk menyaksikan iven tahunan Jung Katil biasanya pada setiap awal Juni," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemudan dan Olahraga Kabupaten Pelalawan H Zulkifli, kepada GoRiau.com seperti dikutip potretnews.com, Minggu (10/1/2015).

Untuk menuju ke Kualakampar, jalur transportasi sungai dari Kota Pangkalankerinci menjadi pilihan perjalanan yang sangat menyenangkan.

Speedboat reguler berangkat satu kali dalam sehari pada jam 10 pagi dengan tiket Rp 170 ribu per perjalanan dengan lama perjalanan 6 jam.

Jika melalui Batam, maka dapat menggunkan speedboat menuju Tanjungbatu dan melanjutkan perjalanan ke Kualakampar.

Tak hanya Jung Katil, ungkap Zulkifli, Kualakampar juga memiliki desa tradisional, Desa Teluk. Desa ini dihuni oleh masyarakat suku asli (Suku Laut) yang terkenal dengan tradisi Joget Lambak. "Budaya suku laut lainnya yang cukup unik berupa prosesi pengobatan tradisional Begendong," ujarnya. ***

(M Yamin Indra)
Kategori : Potret Riau
wwwwww