Kepemimpinan yang Ideal dalam Era Demokrasi Pilpres dan Pileg Serentak di Indonesia 2019

Kepemimpinan yang Ideal dalam Era Demokrasi Pilpres dan Pileg Serentak di Indonesia 2019

Yusuf Supardi.

Selasa, 15 Januari 2019 13:44 WIB

Oleh Yusuf Supardi*

INDONESIA adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, yang tidak ada lagi negara ”seajaib” Indonesia. Penduduknya terdapat di berbagai pulau yang berbeda, suku, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda pula.

Tetapi, Indonesia sampai saat ini dan selamanya, insya Allah akan menjadi negara kesatuan yang berdaulat adil dan makmur.

Imamah/kepemimpinan, menurut pandangan Islam adalah sesuatu yang mesti ditegakkan, karena tidak mungkin kemakmuran itu akan tercapai tanpa pemimpin yang adil (menempatkan dirinya pada posisi sebenarnya).

Maka sejatinya pemimpin adalah khodim atau ”pelayan” masyarakat. Memberikan manfaat kepada masyarakat itulah sifat pemimpin, bukan sebaliknya, memanfaatkan masyarakat dengan menguasainya.

Kepemimpinan ideal yang dicontohkan oleh Islam dan kaum Muslimin serta dunia mengakui kehebatannya, salah satunya adalah Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA.

Dengan menerapkan konsep keadilan bagi seluruhnya, maka apa yang dilakukan Umar, semestinya juga dilakukan oleh pemimpin Muslim terbesar dunia yaitu Indonesia.

Atau paling tidak pada 17 April 2019 nanti Indonesia mendapatkan pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan yang sedikit mirip dengan sifat kepemimpinan Umar bin Khattab RA.

Siapakah dia? Itulah pertanyaan besarnya yang harus dijawab oleh kita semua dengan cara kita gunakan hak pilih kita dengan memilih calon anggota legislatif (caleg) dan calon presiden (capres) melalui cara yang diarahkan oleh Islam, bagaimana semestinya memilih pemimpin yang ideal di era demokrasi sekarang ini.

Memilih pemimpin yang diajarkan Islam, sebetulnya sangatlah sederhana. Tidak jauh berbeda seperti ketika kita ingin memastikan keaslian uang kertas, yaitu dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang, maka kita akan mendapatkan uang yang asli.

Begitu pula cara memilih pemimpin atau memilih wakil kita di dewan, caranya sama ditambah niat lillahi ta’ala, maka Kita akan mendapatkan pemimpin yang asli, bukan ”KW” bukan pula jadi-jadian.

Pertama dilihat, maka tidak semestinya untuk urusan bangsa lima tahun ke depan, memilih Pemimpin atau wakil kita di dewan seperti membeli kucing dalam karung, kita harus mengenalnya, mengetahui silsilah keluarganya, pendidikan dan pengalamanya harus kita ketahui.

Kedua diraba, dengan menyelidikinya yang bertujuan untuk memastikan bahwa data diri itu benar, tidak ada yang disembunyikan apalagi dipalsukan. Ketika mendapatkan informasi tersebut, cek validitasnya (tabayyun).

Yang termasuk ke dalam ikhtiar ini adalah pertimbangan mengenai partai mana yang mengusungnya, karena hal itu berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang akan di perjuangkanya.

Ketiga diterawang, atau diprediksi seandainya jadi pemimpin, kebijakan apa saja yang akan dikeluarkan untuk kesejahteraan rakyatnya, apakah orang-orang di sekitarnya akan ikut mempengaruhinya atau tidak, dan apakah internasional juga mengapresiasinya atau tidak, itu adalah hal yang penting untuk mendapatkan pengakuan dunia, sehingga ke depan bangsa ini akan dihormati dan sekaligus akan diperhitungkan kiprahnya didunia internasional.

Di era demokrasi sekarang ini, pileg dan pilpres yang dilaksanakan serentak merupakan momentum yang sangat penting untuk mendapatkan pemimpin yang ideal. Maka dengan demikian, ini merupakan kesempatan yang harus kita gunakan sebaik mungkin. Caranya, seluruh warga masyarakat bangsa Indonesia menggunakan hak pilihnya.

Jangan ada yang golput, jangan ada yang tidak bersuka cita karena itu merupakan pesta demokrasi, pesta seluruh warga bangsa Indonesia, yang harus disukseskan bersama-sama.

Pada akhirnya, mengenai siapa pun yang akan dipilih nanti, itu terserah kepada kita, kita punya pilihan sendiri, dengan ukuran penilaian sendiri, tetapi satu hal yang harus kita lakukan sama, yaitu bemusyawarahlah terlebih dahulu dengan Allah Swt yang mengetahui segala yang akan terjadi dan tersembunyi. Semoga Allah Swt memberikan petunjuk kepada kita semua, agar dapat memilih wakil kita di dewan, dan pemimpin bangsa ini lima tahun ke depan dalam rida-Nya. Amin amin ya rabbal alamin.

*Penulis adalah Mahasiswa STAI Sultan Syarif Hasim, Siak

Kategori : Opini
wwwwww