Home > Berita > Umum

Peringati Maulid Nabi 1444 H, Ratusan Remaja di Jangkang Bengkalis ”Berkompang Bersama”

Peringati Maulid Nabi 1444 H, Ratusan Remaja di Jangkang Bengkalis ”Berkompang Bersama”

Ratusan remaja penabuh kompang bermain bersama sempena peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Jangkang, Bengkalis. (F-JUNAIDI USMAN)

Selasa, 25 Oktober 2022 14:12 WIB
JUNAIDI USMAN

BENGKALIS, POTRETNEWS.com – Tabuhan suara kompang mengalun indah pada Sabtu (22/10/2022) malam lalu dari Musola Bustanul Arifin Jangkang, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Suara tabuhan alat musik khas Melayu itu terdengar merdu seirama meski berasal dari grup yang berbeda. Menariknya, penabuh kompang itu kesemuanya adalah para remaja.

Ratusan remaja dari Desa Resam Lapis, Pasiran, Bantan Tua, dan Jangkang Kecamatan Bantan, Bengkalis, berkumpul malam itu. Di bawah tiga buah tenda kerucut berukuran 6x6 meter, mereka dengan kompak menabuh kompang sembari melantunkan selawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan tersebut memang digelar sempena peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1444 Hijriyah, atau bersamaan dengan 2022 Masehi. Acara ini digagas oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Bantan, Remaja Masjid Al Munawwanah dan Remaja Musola Bustanul Arifin, yang menjadi tempat acara berlangsung.

Apresiasi seketika didapatkan atas terselenggaranya kegiatan ini. Pemerintah Kecamatan Bantan melalui Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kantor Camat Bantan, Jayusni SE Sy, mengucapkan terima kasih kepada Ketua LAMR Kecamatan Bantan, Pemdes Jangkang, Remaja Masjid Al Munawwarah dan Remaja Musola Bustanul Arifin yang telah mengadakan kegiatan ini. Menurutnya, acara yang digelar akan dapat memajukan kesenian kompang yang dinilai mulai menghilang. Dengan adanya semangat dari anggota grup kompang, membuat masyarakat juga bertambah semangat.

“Kita mengharapkan seluruh masyarakat penggemar kompang di kecamatan ini bersatu. Dalam arti kata, seluruh grup kompang yang ada di sini mengadakan semacam tour berkompang bersama. Intinya, kami dari Pemerintah Kecamatan Bantan ikut mendukung kegiatan ini,” kata Jayusni, Sabtu (22/10/2022) malam.

Kepada generasi muda Desa Jangkang, Jayusni berharap agar selalu giat dan bersemangat untuk belajar kompang dari guru-guru kompang yang ada di desa tersebut. 

Kepala Desa (Kades) Jangkang Edi Sutrisno memberikan tanggapan atas kegiatan bermain kompang bersama itu. Menurutnya, Kompang Bengkalis telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2022, sehingga seni budaya Melayu ini harus senantiasa dijaga. Karena, dalam seni kompang ini terdapat lantunan syair tentang puji-pujian untuk Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

“Kegiatan ini wajib kita lestarikan. Kita kenalkan kepada anak-anak sedini mungkin, agar seni budaya, adat istiadat ini tidak hilang di tanah Melayu kita, terutama di Kabupaten Bengkalis. Kami minta terutama kepada guru-guru kompang, di zaman yang lumayan sudah maju ini, kadang-kadang anak kita terbuai. Kalau tidak dari kita, dari guru-gurunya yang membangkitkan semangat mereka, terutama dari pemerintah desa, kita ajaklah supaya anak-anak ini mau dan tidak meninggalkan seni budaya kompang ini,” tutur Edi Sutrisno.

Meskipun dirinya belum mampu maksimal bermain kompang, namun Kades Edi Sutrisno sangat menikmati acara ini. Ia bahkan dengan setia duduk mendengarkan alunan tabuhan kompang dari awal hingga selesai acara.

“Terima kasih kepada Ketua LAMR Kecamatan Bantan karena kegiatan tadi perdana digelar di Desa Jangkang. Islam itu sangat luas, dengan seni budaya ini, kita bisa bersilaturahmi sekaligus bisa melestarikan seni budaya kompang. Jika budaya itu tidak berselisih dengan agama maka wajib kita pertahankan,” ucapnya di akhir wawancara.

Sementara itu, Ketua LAMR Kecamatan Bantan Datok HM Arifin mengaku sangat ingin mengadakan festival kompang di Pulau Bengkalis. Menurutnya, di Kecamatan Bantan sudah berulang kali digelar festival. Pada pekan depan festival kompang akan kembali dilaksanakan di sekitar Desa Pasiran.

Dikatakan Datok Arifin, kegiatan bermain kompang di Kecamatan Bantan telah dilakukan di beberapa desa, seperti di Desa Teluk Papal, Mentayan, Bantan Tengah, Ulu Pulau dan Desa Bantan Air bergabung menjadi satu. Bahkan sudah pernah diadakan enam ratusan menabuh kompang bermain bersama. Termasuk di halaman Gedung LAMR Kecamatan Bantan yang kala itu dihadiri sekitar empat ratusan penabuh kompang.

“Harapan kami, kedepan agar seni budaya kompang ini bisa tetap utuh, peminat seni kompang bisa lebih banyak, sehingga seni bermain kompang Melayu ini tidak pupus begitu saja,” harap Datok HM Arifin.

Salah seorang remaja yang ikut bermain kompang, Muhammad Raihan, menyampaikan rasa gembiranya karena bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan malam itu. “Saya senang bisa ikut serta dalam acara ini,” tuturnya sembari tersenyum meski badannya mulai terlihat mandi keringat.

Pelajar kelas X MA Darul Ulum Bantan Tua ini mengaku mulai menjadi anggota kompang sejak dari bangku sekolah dasar (SD). Menurutnya, ikut belajar kompang membuat ia terhibur. Kompang yang digunakannya adalah kompang milik bapaknya yang dahulu juga anggota kompang. Selain aktif di kompang, dirinya juga anggota penari paguyuban Reog Ponorogo di Dusun Tambak Rejo Desa Jangkang. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww