Home > Berita > Umum

PUAN LAMR Kabupaten Bengkalis Gelar Raker Perdana, Simak Poin-Poin Pentingnya

PUAN LAMR Kabupaten Bengkalis Gelar Raker Perdana, Simak Poin-Poin Pentingnya

Suasana Rapat Kerja PUAN Melayu LAMR Kabupaten Bengkalis, Senin (22/8/2022).

Senin, 22 Agustus 2022 16:08 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Pengurus Perempuan Melayu Persatuan (PUAN) Lembaga Adat Melayu Riau LAMR Kabupaten Bengkalis menggelar Rapat Kerja (Raker) Tahun 2022 Masehi/ 1444 Hijriyah, Senin (22/8/2022).

Raker yang merupakan julung kali ini mengangkat tema ”Aktualisasi Diri Perempuan Melayu” digelar di gedung LAMR Kabupaten Bengkalis di Jalan Pramuka, Desa Air Putih diawali dengan pembacaan do'a yang dipandu oleh Datuk Isnaini dan diamini Ketua DPH Datuk Seri H Sofyan Said, Datuk Zakaria, Datuk H Muhammad Sidik, Datuk Syafri, Datuk Aziar Aziz dan 37 orang pengurus PUAN.

Dalam arahannya, Datuk Seri H Sofyan Said menyampaikan bahwa Lembaga Adat ini sudah dibentuk pada tahun 1970 tapi belum di-Perdakan. Lembaga Adat ini diakui oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). ”Kalau ada orang yang mengabaikan lembaga adat kita ini bisa dituntut," ungkapnya.

Di antara poin penting yang disampaikan Datuk Seri H Sofyan Said yakni;
Pertama, perempuan-perempuan Melayu di masa lampau, seperti Tengku Agung Sultanah Latifah telah memberikan teladan tentang bagaimana perempuan Melayu memberikan kontribusi bagi perkembangan bangsanya, seperti dengan membangun lembaga pendidikan seperti Diniyah Puteri dan Latifah School. LAMR Bengkalis mendorong bagaimana PUAN Melayu masa kini dapat pula memberikan kotribusinya bagi percepatanan pembangunan Kabupaten Bengkalis.

Kedua, LAMR Kabupaten Bengkalis tetap akan memberikan kontribusi pemikiran bagi PUAN Melayu agar selalu berdaya dapat memiliki kesempatan untuk berkembang dengan baik, karena LAMR selalu menginginkan agar PUAN Melayu dapat memberikan sumbangan secara nyata bagi perkembangan perempuan di Kabupaten Bengkalis.

Ketiga, LAMR Kabupaten Bengkalis berharap agar Rapat Kerja PUAN Melayu Kabupaten Bengkalis dapat diarahkan kepada terciptanya program yang dapat dikolaborasikan dengan program-program yang berhubungan dengan pelestarian dan pengembangan khazanah Melayu yang ada di Kabupaten Bengkalis, baik dalam hal pelestarian ragam kerajinan, kuliner maupun tentang adat dan resam Melayu.

Keempat, LAMR Kabupaten Bengkalis, mengharapakan agar PUAN Melayu dapat membangun hubungan yang baik serta sinergisitas dengan berbagai organisasi perempuan yang eksis di Kabupaten Bengkalis, serta dapat berjalan secara beriringan dengan Badan Pemberdayaan Perempuan yang ada di lembaga pemerintahan daerah.

Disampaikan juga Datuk Sofyan, LAMR Kabupaten Bengkalis memiliki 17 bidang termasuk Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak.
Puan Susi Feniyanti, setelah memimpin raker pada sesi penyampaian rencana program kerja (progja) mempersilakan Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak untuk menyampaikan rencana progjanya. Kemudian dilanjutkan Bidang Hubungan Organisasi dan Kemasyarakatan, Bidang Pelestarian Budaya Daerah, Bidang Sosial dan Kemasyarakatan serta Bidang Ekonomi Kreatif secara bergantian memaparkan rencana program mereka.

Atas penyampaian rencana Program Kerja PUAN Melayu ini, Datuk Seri Sofyan menilai program yang dibuat tadi telah menyentuh adat budaya di Kabupaten Bengkalis.

"Dengan Puan Melayu ini banyak ide-ide yang muncul bak pepatah Melayu membangkitkan batang terendam, kita tidak menciptakan hal yang baru tapi membangkitkan kembali semangat-semangat lama melalui ekonomi kreatif sebagaimana yang telah disampaikan tadi. Jadi, saran kami secara umum tolong sampaikan hasil pertemuan ini tentu kami akan menindaklanjuti melalui musyawarah musyawarah nantinya yang ke depannya mungkin bisa kita lakukan penganggarannya terhadap apa yang puan-puan sampaikan," kata Datuk Seri H Sofyan Said.

Datuk Safri pula mengungkapkan bahwa di LAMR Kabupaten Bengkalis hanya ada dua Datuk Seri, Ketua MKA dan Ketua DPH, dan pengurus lain dipanggil Datuk saja.

Kemudian, Datuk Safri menyarankan perlu tabel indikator untuk mengukur kualitas perempuan dan anak di Kabupaten Bengkalis. Beliau sekedar memberikan gambaran agar kata gender yang berasal dari bahasa Inggris menggunakan bahasa Melayu. Selain itu, Datuk Safri juga mengusulkan agar adat istiadat Bukit Batu menjadi pedoman adat istiadat Kabupaten Bengkalis namun bagi kecamatan lain tetap menyesuaikan daerah masing-masing yang telah berlaku selama ini.

Datuk H Muhammad Sidik pula menanggapi hal budaya Melayu Bengkalis selalu bersinggungan dengan budaya Melayu daerah lain. Sejauh budaya itu belum bersinggungan dan dipatentkan oleh daerah lain maka masih terbuka peluang, segudang pelestarian nilai budaya.

"Yang terkait dengan program ekonomi kreatif itu sangat baik dan kelihatan sampai kepada bidang-bidang lain yang dimasukkan ke dalam program salah satu diantaranya tadi budaya non benda karena ada tari Zapin. Jadi, mungkin program Ibu serahkanlah kepada ibu yang berkaitan dengan pelestarian, bukan berarti bukan itu tidak baik karena kita di sini mengkhususkan dengan bidang-bidang mungkin memberikan kepada ibu yang menangani di bidangnya supaya lebih banyak programnya karena terkait dengan pelestarian budaya," harap Datuk H Muhammad Sidik.

"Sejauh budaya itu belum di hak patentkan oleh orang lain, kita masih punya ruang yang besar untuk menjadi budaya kita, apakah itu budaya benda maupun budaya non benda," kata Datuk Muhammad Sidik memberikan masukannya.

Datuk Muhammad Isnaini pula memberikan tanggapan bahwa program yang dibuat semuanya bagus. "Program Kerja, Ketua buat langsung menyampaikan program ini kepada Datuk Seri (H Sofyan Said,red) untuk dicek apakah masuk ke dalam anggaran tahun 2023," harap Datuk Isnaini.

Ketua Puan Melayu, Puan Rahmi berharap kepada LAMR Kabupaten Bengkalis untuk memberikan pembekalan tentang adat istiadat, seni budaya kepada pengurus PUAN Melayu LAMR Kabupaten Bengkalis. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww