Home > Berita > Umum

Dengan Biaya Sendiri, Kedua Kalinya Salim Warga Bantan Air Kabupaten Bengkalis Taja Festival Kompang Jawa

Dengan Biaya Sendiri, Kedua Kalinya Salim Warga Bantan Air Kabupaten Bengkalis Taja Festival Kompang Jawa

Salim, dewan juri, MC Ardi dan Anisa foto bersama para perwakilan pemenang Festival Kompang Jawa, Selasa (24/5/2022).

Rabu, 25 Mei 2022 16:25 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — "Tak tebuat awak, de," sebuah kalimat mengalir spontan dari mulut Attayaya Yar Zam seorang tim Kajian Sejarah Kompang Berarak Bengkalis yang datang dari Pekanbaru saat menyaksikan Festival Kompang Jawa yang dilakukan oleh Salim, warga Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Riau pada Selasa, 24 Mei 2022 malam.

Festival ini merupakan rangkaian acara Tasyakuran Aqiqah cucunya Farra Alesha Aqsabian yang lahir pada 20 Maret 2022 anak pasangan Arif Budiansyah dan Uci Puspasari. Semua biaya hingga pendanaan festival ini serta hadiah berupa tropy dan kompang hasil karya Salim serta uang pembinaan, ikhlas disiapkan Salim sendiri tanpa campur tangan pemerintah.

Tepat pukul 22.21 WIB, semua peserta sebanyak 4 grup telah unjuk kemampuan di malam kedua lomba dan pada malam pertama tampil 6 grup.

Sebelum pengumuman pemenang, Ketua Dewan Juri, Nasikun memuji kekocakan acara yang dipandu Ardi Adnan dan Anisa sehingga suasana festival semakin berkesan, penuh tawa dan canda. Kemudian, Nasikun memberikan masukan melalui penilaiannya didampingi 2 juri Subari dan Warsidi.

Diungkapkan Nasikun, diantara 10 grup yang bertanding, hanya sekitar 30% saja yang tepat waktu yang disiapkan dengan minimal 15 menit dan maksimal 20 menit perpersembahan. Selain itu, 12 jenis pukulan juga disebutkan Nasikun harus dipukul peserta.

Namun, Nasikun juga memuji penampilan 10 grup peserta, bagus-bagus semuanya, sudah mampu untuk memukul kompang dan tampil.

"Bagi peserta yang belum berhasil dalam festival ini, kembali kepada niat Wak Salim bahwa tidak lain adalah untuk melestarikan kesenian Kompang Jawa," ajak Nasikun.

Aldo, anggota grup Kompang Bunga Seroja yang meraih juara pertama kepada jurnalis media ini mengatakan grup mereka ada remaja lelaki dan ada kaum ibuk. Mereka dilatih Saparuddin. "Persiapannya 4 kali latihan selama sepekan. Kami tampil seadanya cuma percaya diri, pasrah aja," kata Aldo kepada potretnews.com seraya menambahkan grup Bunga Seroja pada festival yang sama tahun 2019 hanya berhasil merebut juara harapan.

"Insya Allah, jika ada Festival Kompang Melayu, baik Kabupaten maupun Provinsi Riau kita akan coba ikut," tutup Aldo.

LAMR Kecamatan Bantan memberikan apresiasi kepada Salim atas festival yang dilakukannya. "Karena selain sebagai perajin kompang, Pak Salim juga telah berhasil mengadakan Festival Kompang beberapa kali menggunakan biaya sendiri yang kepanitiaannya dibantu beberapa orang warga sekitar. Acara terlaksana dengan sukses dan disenangi masyarakat terutama di Desa Bantan Tengah dan sekitarnya," puji Ketua LAMR Kecamatan Bantan, Datok H Arifin.

"Kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut di tahun-tahun akan datang agar budaya seni Kompang ini bisa dilestarikan dan lebih maju ke depannya," harapnya.

Sementara, Ketua LAMR Desa Bantan Tengah, Muhammad Rafi mengucapkan terima kasih kepada Salim yang begitu gigihnya melaksanakan festival tersebut.

Dengan wajah berkaca-kaca, Salim mengungkapkan festival yang dia taja sendiri terdorong dari hobi yang sangat mendalam dan supaya Kompang Jawa terus muncul dari generasi ke generasi. "Semoga kompang ini tetap jaya, lestari untuk selamanya. Festival Kompang kali pertama dahulu sudah ada niat, jika lahir cucu saya, saya akan melaksanakan festival kompang kembali. Dan Insya Allah, setiap tahun akan saya laksanakan festival ini yang Alhamdulillah menggunakan dana sendiri tanpa ada sponsor," ucap Salim tulus.

Salim memaparkan jika pandai memainkan kompang maka akan bisa menjelajah provinsi atau negara lain. "Kami punya hajat akan menyatukan seribu kompang se-Kecamatan Bantan. Kepada pemerintah, saya sangat-sangat mengharapkan semoga karya saya ini tolonglah dibantu, tolonglah dipandang dan tolonglah disupport supaya kami bisa melestarikan budaya ini," harapnya di akhir wawancara di halaman rumahnya tempat festival tadi. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww