Home > Berita > Umum

Baru Kali Ini Banjir yang Dalam Terjadi di Dusun Delik Bengkalis

Baru Kali Ini Banjir yang Dalam Terjadi di Dusun Delik Bengkalis

Sepeda motor bebek yang mogok akibat banjir di Dusun Delik, Kecamatan Bantan, Senin (18/04/2022).

Senin, 18 April 2022 18:13 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Penyetopan mobil angkutan Tandan Buah Sawit (TBS) melewati Jalan Delik yang dilakukan warga Dusun Delik, Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan, Bengkalis Riau pada Ahad, 17 April 2022 semalam bukan tanpa alasan.

Untuk melihat kondisi pasti, jurnalis potretnews.com coba menuju ke dusun yang berpenduduk sekitar 50an Kepala Keluarga (KK) ini.

Beberapa menit masuk ke jalan ini, jalan terlihat mulai bergelombang. Tak lama selepasnya, halaman rumah warga terlihat digenangi air merah, air tanah gambut akibat hujan yang hanya beberapa jam mengguyur daerah ini Senin (18/03/2022) pagi tadi.

Tak selang beberapa menit, air membanjiri jalan dengan kedalaman maksimal selutut orang dewasa. Beberapa sepeda motor bebek, mogok tidak bisa dihidupkan dan pemiliknya coba membersihkan busi sebagai pengapian

Tak jauh dari itu, beberapa anak-anak usia sekitar 4 tahun, usia SD dan SMP terlihat mandi dengan tawa keriangan.

Didapat informasi dari warga yang ditemui yang bermukim puluhan tahun di sana, selama ini belum pernah terjadi banjir seperti ini. Biasanya airnya tidak sedalam Senin, 18 April 2022 pagi tadi.

Menurut warga, banjir terjadi akibat air kanal yang meluap. Daya tampung kanal tidak sesuai dengan debet air hujan yang turun, padahal hanya beberapa jam saja.

Meluapnya air kanal ini, menurut warga lain telah diwanti-wanti kepada pengelola kebun sawit yang jumlahnya ribuan hektar tersebut yang kurang mendapatkan respon. Atas lambannya respon pengelola kebun, makanya terjadi penyetopan Ahad semalam.

Atas kejadian penyetopan itu, maka pihak Polsek Bantan coba menjembatani persoalan Ahad (17/03/2022) malam dengan memberikan solusi melalui kesepakatan di antara kedua belah pihak lewat pertemuan. Dan kesepakatan itu masih digodok, untuk ditandatangani kedua belah pihak.

Tuntutan yang disampaikan warga dalam penyetopan semalam dan pertemuan di Polsek tadi malam, pertama adalah meminta akses jalan diperbaiki dan diperlebar, karena sewaktu mobil pick up berselisih jalan dengan sepeda motor, salah satu harus berhenti.

Tuntutan kedua tentang kanal yang baru dibuat yang tinggi airnya melebihi tinggi tanah masyarakat, sehingga menimbulkan kekhawatiran warga jika tanggul jebol bisa menyebabkan banjir Bandang sesuai dengan pernyataan sebagaimana banjir yang terjadi Senin padi tadi.

Disampaikan seorang warga, merasa sedikit kesal karena sewaktu aksi berlangsung pihak pengelola kebun tidak merespon, paling tidak mengirim utusan untuk negosiasi, cuma terlihat hanya Kades, Kadus dan dari aparat polisi yang berunding dengan warga. Namun, hal ini terjawab saat pertemuan di Polsek Bantan tadi malam yang juga hadir pengelola kebun.

Setelah meninjau langsung ke lapangan, terlihat tumpukan pasir di kanan Jalan Delik dan timbunannya terlihat beberapa kilometer jalan ini juga beberapa titik jalan yang sama.

Selain itu, saat jurnalis masuk ke Jalan Delik, sempat berpapasan dengan Bhabinkamtibmas desa setempat yang hadir untuk tujuan di atas. Kabarnya, sang Bhabinkamtibmas yang mendapat apresiasi warga juga merasa sedikit kecewa sebab tidak hadir pengelola kebun melihat banjir yang terjadi.

Setelah mendapatkan beberapa informasi, jurnalis potretnews.com beranjak pulang. Terlihat sepeda motor milih Bhayangkara terparkir di kanan jalan ke luar tepat di depan sebuah pondok ladang.

Saat akan melewati kerikil yang membukit seorang lelaki kekar melambaikan tangan. Jurnalis media ini berhenti dan lelaki tadi menanyakan dari mana. Mengetahui seorang awak media, dipanggilnya seorang temannya yang duduk di warung di sekitar tumpukan kerikil untuk memoto kartu pers milik jurnalis media ini yang sebelumnya mengaku sebagai pengurus mobil kerja di tempat itu tetapi belum memiliki bukti kepengurusannya.

Hingga berita ini ditulis, belum didapat kabar solusi antara pengelola kebun dengan warga setempat. Benang merah ini semua adalah duduk berunding bagai "Bulat Air Karena Pembuluh, Bulat Kata Karena Mufakat". ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww