Bukan Main, Riau Menduduki Peringkat 4 dari 7 Besar Daerah Tujuan Investasi 2021

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Provinsi Riau berhasil menduduki posisi 4 di antara 7 Besar provinsi di Indonesia sebagai daerah tujuan investasi di 2021. Situasi dan kondisi yang kondusif serta berbagai kemudahan berinvestasi yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau membuat provinsi dengan julukan Bumi Melayu Lancang Kuning itu dilirik para investor dari dalam maupun luar negeri.

"Sebagai daerah tujuan investasi terbesar di Indonesia terbukti perolehan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Riau tahun 2021 mencapai Rp53,05 triliun dan menyerap 61.195 tenaga kerja," kata Gubernur Syamsuar di Pekanbaru, Kamis (7/4/2022), seperti dikutip dari riau.antaranews.com.

Gambaran pertumbuhan investasi tersebut disampaikan Gubernur Syamsuar saat menyambangi kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan bertemu langsung dengan Direktur Jenderal Amerika-Eropa (Dirjen Amerop) Kemlu, I Gede Ngurah Swajaya, baru-baru ini.

"Saya sudah kenal dengan Dirjen Kemenlu Amerika-Eropa cukup lama saat mengikuti program kepemimpinan di Singapura beberapa tahun lalu dan saat itu Ngurah Swajaya menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Singapura, semoga bisa membantu pengembangan investasi di Riau, " ujar Syamsuar.

Ia mengatakan meskipun target realisasi investasi Provinsi Riau telah mencapai 50 persen lebih pada triwulan pertama tahun 2022, namun pihaknya perlu terus berupaya mendorong investor lebih banyak lagi di Bumi Melayu Lancang Kuning ini.

"Merujuk capaian kondisi yang menggembirakan itu diharapkan investasi terus meningkat di Riau, dengan harapan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan kerja," pungkasnya.

Berdasarkan peringkat dan besaran investasi di tahun 2021 yakni Provinsi Jawa Barat (Rp1036,13 triliun), DKI Jakarta Rp103,33 triliun, Jawa Timur Rp79,55 triliun, Banten Rp57,96 triliun, Riau Rp53,05 triliun, Jawa Tengah Rp52,71 triliun, dan Maluku Utara Rp43,84 triliun. ***

Editor:
Akham Sophian