Home > Berita > Umum

Wisata di Riau, Berkemah di Mulut Gua dan Air Terjun Batu Tilam

Wisata di Riau, Berkemah di Mulut Gua dan Air Terjun Batu Tilam
Senin, 07 Maret 2022 09:00 WIB

KAMPAR, POTRETNEWS.com — Menikmati wisata alam yang asri hingga berkemah punya sensasi sendiri. Di Riau contohnya, ada tempat wisata 'Batu Tilam' di tengah hutan.

Untuk sampai ke Batu Tilam, wisatawan membutuhkan persiapan matang. Sebab lokasinya berjarak 170 KM dari ibu Kota Provinsi Riau, Pekanbaru yakni di Kampar Kiri, Kampar.

Untuk bisa ke lokasi, harus menggunakan sepeda motor. Bisa juga dengan mobil, namun harus dengan mobil yang memiliki penggerak 4 roda atau four wheel drive dengan dilengkapi penarik beban (winch).

Tidak cukup di situ, sang sopir juga harus dibekali keahlian dan mental baja. Sebab, untuk sampai ke lokasi akan melintasi jalan aspal, tanah, bebatuan hingga akses curam di tengah hutan Bukit Barisan.

"Ya begitulah kondisi jalan menuju Wisata Batu Tilam. Apalagi saat hujan turun, ke lokasi yang normal ditempuh antara 4-6 jam, bisa lebih antara 8-10 jam perjalanan," cerita seorang wisatawan, VJ Oki kepada detikTravel di lokasi, Jumat (11/2/2022).

Setiba di lokasi, rasa lelah dan perjalanan panjang akan terbayarkan. Udara segar terasa menusuk hidung diiringi kicauan burung dari ranting pohon-pohon di hutan yang masih asri tersebut.

Letaknya yang berada di hamparan hutan Bukit Barisan dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling menjadikan udara di Batu Tilam sejuk. Belum lagi suara derasnya 27 air terjun yang ada di sekitar perkemahan yang menjadi spot utama wisatawan.

Spot utama Batu Tilam yang ada di mulut gua menambah sensasi tersendiri bagi pecinta alam bebas. Tapi tenang, warga dan kelompok pemuda sekitar juga sudah membuat akses menuju mulut gua dengan tangga kayu.

"Pengunjung dapat istirahat di pelataran berkanopi tebing Bukit Barisan dengan pemandangan paginya matahari terbit. Selain itu ada 27 air terjun di wisata alam Batu Tilam, hingga saat ini yang baru bisa dikunjungi dan dinikmati itu ada 4 air terjun berikut gua kelawar," katanya.

Selain sensasi alam, wisatawan juga bisa dapat banyak pengetahuan di sini. Sebab lokasi mulut gua dahulunya adalah tempat berlindung para pejuang Indonesia dari serangan saat penjajahan Belanda tengah berlangsung.

"Katanya asal usul Batu Tilam ini karena di masa penjajahan Belanda dipakai pejuang kita untuk tidur. Batu inilah yang jadi alas, itulah kenapa disebut Batu Tilam," imbuh pria asal Pekanbaru tersebut.

Di kawasan wisata Batu Tilam sendiri ada 3 pondok peristirahatan. Pondok-pondok itu dibangun warga Desa Kebun Tinggi dan telah dilengkapi kamar mandi.

Untuk mengelilingi 4 dari 27 air terjun yang bisa diakses, wisatawan hanya dikenakan tarif Rp 35 ribu/hari. Tarif itu masuk ke kas desa setempat untuk modal pengelolaan kebersihan dan sebagainya.

"Kalau saat ini peminat memang khusus dari pecinta wisata alam asri. Jadi akses jalan juga seharusnya jadi perhatian dari pemerintah, ini potensi untuk Riau," kata Oki.

Spot wisata Batu Tilam sendiri telah berhasil meraih Juara 1 Anugerah Pesona Indonesia Ke V tahun 2020 lalu. Batu Tilam disebut surga tersembunyi di Bumi Lancang Kuning yang masih perlu terus digali potensinya.

Kepala Desa Kebun Tinggi, Jhoni menilai Batu Tilam mulai dikembangkan sejak 2017 lalu. Hal itu setelah pemerintah desa dan masyarakat bahu membahu untuk membangun desa wisata.

"Jadi pada tahun 2017 itu lah kami rintis untuk perencanaan pembukaan wisata Batu Tilam. Di sana kita punya sejarah dan spot wisata yang bisa mengangkat nama desa kita dan kabupaten kita," kata Jhoni.

Usaha dan perjuangan itu pun sukses. Tahun-tahun berikutnya mereka merilis wisata Batu Tilam ke tingkat nasional.

"Dari situ kita mendapat ajang API Award. Ya itu surga tersembunyi terpopuler Juara1 setelah kami berjuang," katanya. ***

Editor:
Akham Sophian

Sumber : travel.detik.com
Kategori : Umum, Kampar
wwwwww