Home > Berita > Umum

Sejarah Alat Musik Kelintang Perunggu Melayu Timur di Reteh Indragiri Hilir

Sejarah Alat Musik Kelintang Perunggu Melayu Timur di Reteh Indragiri Hilir
Sabtu, 05 Maret 2022 20:15 WIB

INDRAGIRI HILIR, POTRETNEWS.com — Suku Iranun di Indragiri Hilir merupakan suku Muslim yang berasal dari Mindanao bagian wilayah Kesultanan Sulu di bagian Selatan Filipina yang datang ke wilayah Kesultanan Lingga dan kesultanan lainnya di pesisir Sumatra sekitar tahun 1780-an.

Suku Iranun secara umum, melakukan pergerakan dan perpindahan mencakup wilayah yang luas menggunakan kapal Lanong atau Joanga yang besar ke wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Jawa, terkhusus di Semenanjung Malaya dan Pesisir Sumatra.

Ketika pergerakan Suku Iranun ini untuk berperang di wilayah Riau, mereka membawa alat musik Kelintang yang awalnya dimainkan untuk memberi semangat berperang dengan irama yang dimainkan berjudul “Gendang Perang”. Kedatangan mereka menggunakan 40 kapal, bersama 40 datuk (pimpinan) dan 40 perangkat kelintang.

Hingga saat ini disinyalir masih tersisa beberapa buah perangkat kelintang yang beredar di beberapa yaitu : Desa Kuala Patah Parang, Desa Kuala Sungai Batang, Tanjung Uban (Kepulauan Riau) yang awalnya berasal dari Reteh, maupun di Tanjung Jabung Jambi.

Menurut Arbain Maguindanao yang merupakan keturunan keenam Suku Iranun yang menetap di Kuala Patah Parang, alat musik ini ada di setiap kapal atau perahu. Nada atau irama musik yang akan dimainkan adalah “Gendang Perang” yang saat ini sudah jarang dimainkan karena sudah tidak ada perang lagi.

Ketika perang telah usai, sebagian dari kelompok ini kembali pulang ke wilayah asalnya di Pulau Mindanao, di Selatan Filipina, yang menjadi bagian dari Kesultanan Sulu. Sedangkan sebagian lain menetap di Reteh dan Tanjung Jabung. Saat ini Suku Iranun telah menyebar ke berbagai daerah lainnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Sumber : Riaumagz.com
Kategori : Umum, Inhil
wwwwww