Home > Berita > Umum

Kasus Orang Terduga TBC di Pekanbaru Meningkat Sebanyak 13.360 Selama 2021

Kasus Orang Terduga TBC di Pekanbaru Meningkat Sebanyak 13.360 Selama 2021
Rabu, 09 Februari 2022 08:12 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melaporkan ada peningkatan kasus Tuberkulosis atau orang terduga TBC sebesar 13.360 orang pada tahun 2021, dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada tahun 2020 capaian standar pelayanan minimal (SPM) Tuberkulosis atau orang terduga TBC sebanyak 7.646," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dr. Zaini Rizaldy di Pekanbaru, Rabu.

Dikatakan dia, capaian kasus TB di Pekanbaru mengalami peningkatan dikarenakan adanya kegiatan investigasi kontak.

"Skrining TB ditempat khusus seperti Lembaga Permasyarakatan (Lapas), perusahaan, panti dan berbagai tempat lainnya membuat pasien terjaring," katanya.

Dia merinci data Diskes mencatat standar pelayanan minimal (SPM) Tuberkulosis atau orang terduga TBC pada tahun 2020 sebanyak 7.646 warga Pekanbaru yang sakit tersebut, atau mencapai 20,70 persen, dari target capaian sebanyak 36.938 tahun itu.

Sedangkan pada tahun 2021 mengalami peningkatan, yakni 13.360 atau sebesar 36,83 persen, dari target 41.705 kasus. Dalam menekan penyakit TB, berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, diantaranya menetapkan di setiap keluarga penderita TB, ada pemantau minum obat atau PMO.

"Kami menetapkan setiap keluarga yang mempunyai kasus atau pasien TB, dia harus ada orang yang ditunjuk untuk mengawasi atau mengingatkan untuk minum obat. Namanya itu PMO, pemantau minum obat. Jadi dialah nanti yang mengingatkan (pasien minum obat). Itu yang pertama," terang Zaini Rizaldi.

Selain adanya PMO, penderita TB harus disiplin dalam menjaga kesehatan, baik pribadi maupun lingkungan sekitar.

"Tidak boleh meludah sembarangan. Itu bisa menularkan ke orang lain. Pencahayaan di rumah, seperti harus ada sinar matahari. Kasus TBC ini masih tinggi, ketika 1 orang yang terkena TBC, itu diperkirakan 20 orang di sekitarnya bisa terkena, itu lah bahayanya TBC ini," sebut Zaini, melansir Bisnis.com.

Disampaikannya, mencegah penyakit lebih baik dari pada mengobati, kalau mencegah, upaya promotif dan preventif. Kalau kuratif artinya pengobatan.

"Kita obati kalau dia sudah kena, ini tidak menyelesaikan masalah harusnya di hulu yakni penyebabnya," tukas dia. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum, Pekanbaru
wwwwww