Home > Berita > Umum

Hidup Membujang hingga Kini, Pria 65 Tahun di Bengkalis Telah 6 Tahun Tempati Rumah tak Layak Huni

Hidup Membujang hingga Kini, Pria 65 Tahun di Bengkalis Telah 6 Tahun Tempati Rumah tak Layak Huni

Syahrudin, lelaki 65 tahun seakan kebal derita di depan pondok reot condong bersokong, Senin (20/12/2021).

Selasa, 21 Desember 2021 08:15 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Mengetahui kehidupan seorang Syahrudin warga RT 03 RW 04 Dusun Simpang Baru Desa Teluk Latak, Bengkalis, akan membuat hati berontak, sedih, haru, pilu dan rasa-rasa lain yang tidak bisa dituangkan dalam tulisan.

Hidup membujang sedang usia telah 65 tahun, menempati pondok yang tidak layak huni, condong bersokong, atap yang bocor, MCK (Mandi Cuci Kakus) di dalam semak plus penyakit asam urat tak cukup alasan untuk mendera lelaki bertubuh kecil ini.

Jurnalis media ini, sepulang dari undangan pernikahan di Desa Sebauk pada Senin (20/12/2021), menyempatkan diri menyambangi Syahrudin yang tinggal di Gang TPU Riadhul Abdin Jalan Simpang Baru untuk melihat langsung kondisi ril di lapangan.

Senyum ramah terlihat di wajahnya yang saat ditemui tengah duduk di tangga depan rumah tetangganya. Hanya hitungan beberapa menit, kami pun menuju ke pondok tua yang telah didiaminya selama 6 tahun.

Menengok ke ruang depan, terlihat perlengkapan tidur seadanya, beberapa helai baju pula tergantung rapi pada hanger di sisi kanan pintu. Saat ditanyakan jika nanti dibangun rumah baru yang ada WCnya, Syahrudin menjawab mau, kalau dibiarkan rumah di tempat lain beliau tidak mau. "Tenang di sini," jawab Syahrudin yang kala itu menjelang azan Zuhur dirinya belum makan siang.

"Bapak ni baik, saya anggap bapak sendiri," kata Ikhsan seorang kerabat jauh yang kadang-kadang hanya bisa membawa lontong atau pecal dari pasar tempat dirinya sekarang tinggal.

"Sering saya menangis. Tak bisa diungkapkan, susah. Macam mana hatiku hancur melihat dia. Sering ku ajak dia ke rumah, jalan-jalan ke taman minum teh, kemudian antar pulang," ungkap Ikhsan.

Ikhsan siap membantu jika untuk membangun rumah di tanahnya dibutuhkan surat hibah. "Ada tanah saudaranya di dekat kantor desa (Teluk Latak), tapi dia tidak mau, dia mau di sini jugak," terang Ikhsan.

Apapun bentuk dan ukuran rumah yang akan dibangun, Ikhsan ikhlas menerima asal Syahrudin tidak lagi tinggal di pondok reot yang telah berlangsung selama 3 jabatan kepala desa yang bangunan rumah pertama di depan pondok reot tadi terlihat beberapa buah tapak tonggak batu yang bergelimpangan. Diungkapkan Ikhsan, banyak hikmah dirasakannya apabila menolong Syahrudin.

"Terima kasih lah atas semua bantuan dari saudara-saudara kita," ucap Ikhsan singkat yang disambut seruan azan Zuhur mula menggema.

Awak media inipun pamit, segera menuju kantor desa yang masih ada Kades Mansur dan Sekdes Herman. Kepada awak media ini, Kades dan Sekdes tadi menceritakan bahwa pada tahun 2019 teah dimasukkan dalam usulan rumah layak huni bagi Syahrudin, syaratnya harus ada tanah tapi Syahrudin tidak ada tanah untuk dibangunkan rumah. "Dah dapat Rastra Pusat. Begitu juga pembagian sembako selalu dapat," bener Sekdes Herman.

"Yang mau menghibah datang ke kantor desa membawa surat beso. Lihat juga siapa pemilik tanah, kalau tanah pusaka maka kami siapkan tanda tangan ahli waris," ungkap 2 pimpinan tinggi desa ini.

Pernah juga ada program dari Dinas Perumahan Pemukiman Dan Pertanahan Kabupaten Bengkalis tapi yang bersangkutan (Syahrudin) tidak punya tanah.

"Dari APBDes 2022 dianggarkan untuk 1 rumah layak huni beliau," terang Kades Mansur didampingi Sekdes Herman yang baru mendampingi Dinas Sosial Provinsi Riau mengunjungi rumah Syahrudin yang juga turut mendampingi Babinsa Desa Teluk Latak.

"Esok Kementerian Dinas Sosial datang," beber Kades Mansur di akhir wawancara.

Didapat informasi, Syahrudin tadi adalah sosok lelaki yang tidak mau menyusahkan saudara-saudaranya yang juga ramai tinggal di Desa Teluk Latak tersebut. Tinggal sendiri jauh dari kebisingan membuat dirinya tenang menghabiskan sisa usia lelaki yang pernah satu kali gagal meminang ini.

Terkenangkan sebuah kalimat dari kenalan yang berjumpa di sebuah kedai kopi di Kota Bengkalis pada Jum'at dinihari beberapa bulan lalu, "Percuma bapak sholat di Masjid Istiqomah menggunakan mobil CRV sementara tetangga bapak kelaparan," kata kenalan tadi.

Akankah Syahrudin sempat tidur di rumah barunya atau ajal lebih dulu mendapatinya. Wallahu'alam Bissawab. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww