Home > Berita > Umum

Menyibak Misteri Makam Tua dengan Nisan Berkepala Emas di Pangkalanbatang Bengkalis

Menyibak Misteri Makam Tua dengan Nisan Berkepala Emas di Pangkalanbatang Bengkalis

Ziarah makam tua di Gang Masjid Desa Pangkalan Batang, Bengkalis Riau, Rabu (17/11/2021) petang semalam.

Kamis, 18 November 2021 16:30 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Atas ridho-Nya maka agenda pertama NGO (Non Government Organisation) Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Sektretariat Bengkalis menziarahi makam tua di Gang Masjid Desa Pangkalan Batang pada Rabu, 17 November 2021 dapat terlaksana dengan lancar.

Kegiatan yang dilaksanakan bakda Asar petang semalam ini dipandu oleh pimpinan Majelis Ilmu dan Amal (MIA) Baa Khaalish 2002, Abah Ahmad Fadhli Inayatullah yang diawali dengan pembacaan wirid dan ucapan salam kepada jasad yang bersemayam. Bacaan tahlil tahtim juga terdengar menggema di sekitar pemakaman yang ajaib ini karena meskipun terletak di pinggir pantai, struktur tanah liat, tidak dinaiki air pasang Keling apalagi bencana banjir.

Setelah pembacaan surah Yasin, dilengkapi dengan pembacaan do'a yang dipandu oleh pimpinan Pesantren Madani Desa Sungai Alam, Ustadz Suyendri yang pada pertengahan do'a terlihat menangis terisak.

Air sholawat dari cerek berbahan kaleng berwarna keemasan yang disiapkan panitia pula disiram Abah Fadhli di atas makam yang sebelumnya berlumut dengan warna keemasan seakan berkolaborasi dengan warna cerek tadi.

Bunga rampai pula ditaburi ke makam Habib Abdurrahman Yasin Baalawi yang juga dilakukan oleh Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri H Sofyan Said, Ustadz Suyendri, Ketua DMDI Darma Firdaus dan beberapa hadirin lainnya.

Kepada media ini, Ismail yang sejak tahun 2008 telah membersihkan semak belukar komplek pemakaman ini mengaku semakin bersemangat bekerja walaupun tanpa digaji membersihkan lokasi karena ramai orang yang datang berziarah.

Akrab disapa Alang Mail, lelaki berusia hampir 60 tahun ini mengungkapkan ada beberapa hal aneh yang dialaminya. Diantaranya, ada 3 buah batu sebesar buah kundur yang kadang-kadang saling berdekatan kadang berjauhan dan selalu berpindah tempat, batu bata yang ia rapikan lalu keesokan harinya berserakan kembali serta ada beberapa batu nisan yang telah hilang tidak ditemuinya lagi.

Beberapa pohon yang tumbuh di lokasi ini pula tidak ada tumbuh di daerah sekitar, termasuk pohon manggis hutan dan pohon di kanan bawah makam nisan berkepala emas tadi.

"Saye mengutip pesan oghang tue kite maupun tokoh pejuang, bahwesenye bangse yang beso itu adelah bangse yang tidak melupekan sejarah. Bengkalis beghumu lebih kughang 500 tahun, tentu ade pemimpinnye baik daghi sisi pemerintahan, ugame maupun sosialnye. Dan mereka adelah oghang yang bejase, tanpe mereke tak mungkin kite bisa duduk dan nyamannye tinggal di pulau ini. Selayaknyelah kite sebagai generasi aghi ini, kalau kite mendapat informasi atau ceghite daghi oghang tue tentang tokoh-tokoh jaman dulu yang telah bejase kepade negeri kite ni, kite caghilah, silaturahim kalau ade kubounye kite ziarahi, kalau tidak ade kubounye kite kighem Al Fatihah paling tidak ceghite itu kite teghoskan. Bagi yang pandai menulis mungkin ditulislah dulu walaupun hanye daghi sumber lisan karena tidak ade tulisan tanpe sumber lisan," kata Abah Ahmad Fadhli Inayatullah dalam dialek Melayu Pesisirnya kepada potretnews.com, Rabu (17/11/2021).

Sementara itu, Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri H Sofyan Said memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang menemukan pusara-pusara bersejarah, para alim ulama terdahulu.

"Kalau kite membace sejarah dan berdasarkan sejarah bahwe dulu-dulunye, yang meng-Islamkan penduduk yang ade di sekitar Pulau Rupat, Pulau Bengkalis datangnye daghi Melake (Malaysia). Masuknye ke sini membeghikan pemahaman agame. Kalau kite kaitkan dengan Dunid Melayu Dunia Islam (DMDI), Melayu ini identik dengan Islam tentu adat-istiadat juge berbaringi di situ daghi dulu-dulunya tata kehidupan nenek moyang kita ini, bagi nelayan dan sebagainye karene waktu itu belum ade agame yang dipeluk maka masuklah yang daghi Melake kalau tidak silaf saye, Sultan Perak," ungkap Datuk Seri H Sofyan Said.

Kepada para tokoh, anak-anak dan generasi muda, Datuk Seri H Sofyan Said berharap dengan adanya penemuan makam tua tersebut akan dikunjungi para peziarah dari daerah Malaysia untuk memberikan semacam sinopsis sejarah silam.

"Sehingge penemuan ini akan menjadi wisata religi yang akan dikunjungi oleh anak cucu kite sesuai yang disampaikan oleh Abah Fadli tadi, bangse yang hebat itu adelah bangse yang tahu dengan sejarah," harap Datuk Seri H Sofyan Said.

Sementara saat ditanyakan makna tangisan Ustad Suyendri ketika membacakan do"a tadi, beliau mengaku makam dengan nisan berkepala emas adalah zuriatnya nabi Muhammad SAW. Kita yang susah bertemu dengan Rasulullah SAW tapi, paling tidak bisa bersua dengan cucu cicitnya Rasulullah SAW.

"Mudah-mudahan, dengan asebab tersebut kita semua mendapat syafa'at dari Rasulullah SAW. Mudah-mudahan kedepannya kunjungan kita ini membawa berkah terutama bagi Desa Pangkalan Batang sehingga kehadiran kita di sini membuat warga desa ini terutama Alang Mail untuk menjaga dan merawat makam ini," harap Ustadz Suyendri.

"Alhamdulillah, kami dari DMDI hari ini membuat suatu kegiatan yaitu DMDI Berziarah dan mengajak beberapa organisasi, seperti Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid, KNPI juga ikut berziarah ke makam Habib Abdurrahman Yasin Baalawi. Dan Alhamdulillah, diridhoi Allah SWT, cuaca cerah, air tidak pasang, semua terlaksana dengan baik. Ini sebuah rangkaian acara dari DMDI menjelang pelantikan atau pengukuhan DMDI di bulan Desember nanti. Setelah ini, Insya Allah kami akan mengadakan Bengkalis Mengaji yang bertempat di Masjid Agung Istiqomah," terang Ketua DMDI Darma Firdaus pula.

Tentang makam dengan nisan berkepala emas, jurnalis media ini mendapatkan informasi dari sumber yang enggan disebutkan namanya, tokoh Islam yang bersemayam di makam tersebut memiliki postur tinggi lagi gagah, berpakaian serba kuning, mengenakan keris dan tanjak serta janggutnya panjang hingga ke pusar.

Sumber tadi juga menyebutkan, beberapa waktu lalu ada seorang warga Banten, Jawa Barat saat berziarah mendekati ke makam ini dengan membuka sendal dan jalan berjongkok menghampiri makam sebagai tanda hormat beliau kepada sosok yang bersemayam.

Selain itu, Si Pahit Lidah yang sangat dikenal di Palembang, Sumatera Selatan juga didapat kabar bersemayam di pulau bertuah ini. Benarkah Informasi ini, benarkah, yang bersemayam dengan nisan berkepala emas itu adalah Habib Abdurrahman Yasin Baalawi? Wallahu'akam bissawab, akan tiba waktunya menjawab. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww