Home > Berita > Umum

Warga Perumahan Pesona Harapan Indah Pekanbaru 3 Tahun Menderita akibat Banjir

Warga Perumahan Pesona Harapan Indah Pekanbaru 3 Tahun Menderita akibat Banjir
Selasa, 26 Oktober 2021 17:45 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Warga Perumahan Pesona Harapan Indah di Jalan Cengkeh, Kelurahan Tangkerang Labuai, Kecamatan Bukitraya, Kota Pekanbaru, Riau, sudah dua hari dilanda banjir. Banjir itu menerjang permukiman warga sejak Senin (25/10/2021) dini hari. Banjir disebabkan luapan Sungai Sail, setelah wilayah itu diguyur hujan deras.

Pantauan Kompas.com, Selasa (26/10/2021) siang, kondisi genangan air dibagian depan perumahan warga sudah surut.Namun, di bagian belakang genangan banjir masih ada setinggi 50 sentimeter. Perumahan ini sudah sunyi, karena penghuninya mengungsi ke rumah saudaranya.

Di lokasi banjir tak ada terlihat tenda pengungsian maupun dapur umum dari pemerintah setempat. Kang Dedi, salah seorang korban banjir mengatakan, di Perumahan Pesona Harapan Indah ini ada sekitar 170 kepala keluarga (KK). Semuanya sudah pergi mengungsi.

"Kami semuanya mengungsi ke rumah saudara masing-masing sejak semalam. Tak bisa lagi tidur di rumah, karena sudah masuk air. Ketinggian air dalam rumah 40 sentimeter," kata Dedi saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Selasa.

Ia mengungkapkan, banjir ini sudah sering terjadi ketika musim hujan.

Sepanjang Oktober sudah 2 kali kebanjiran

Dalam bulan Oktober ini saja, kata Dedi, sudah kali perumahan dilanda banjir. Sebab, jarak perumahan dari Sungai Sail hanya sekitar 50 meter. Kondisi sungai pun disebut warga dangkal dan kerap meluap ketika musim hujan.Setiap sungai meluap airnya sampai ke rumah warga. Sampai saat ini, Dedi mengungkapkan belum ada solusi dari pemerintah untuk antisipasi banjir.

"Sudah tiga tahun kami menderita karena banjir, kami pasrah. Belum ada solusi dari pemerintah maupun pihak developer yang melakukan antisipasi banjir supaya tidak terjadi lagi," ucap Dedi.

Rumah ditinggalkan, cicilan KPR tak dibayar

Menurutnya, akibat keseringan banjir, sebagian warga sudah ada yang pindah dan meninggalkan rumahnya begitu saja. Cicilan kredit rumah tak dibayar lagi, karena warga merasa dirugikan.

"Itu orang yang di depan rumah saya sudah enam bulan tak balik ke rumah, akibat keseringan banjir ini. Ada juga beberapa warga sudah pindah dan tak mau bayar cicilannya lagi. Mungkin mereka sudah bosan banjir terus," kata Dedi.

Mengadu ke berbagai pihak tapi tak ada tanggapan

Dedi sendiri mengaku masih bertahan, karena bangunan rumahnya sudah ditambah atau sudah banyak uang yang dikeluarkan untuk tempat tinggal bersama keluarganya.

"Sekarang ini kami hanya bisa pasrah. Karena kami sudah mengadu ke Pemkot Pekanbaru, ke pihak developer, gugat ke Polda Riau, tapi enggak ada juga ada hasilnya. Kami surati Kementerian PUPR, juga tak ditanggapi. Kemana lagi kami mau mengadu supaya kami tak kebanjiran terus," ujar Dedi.

Banjir 1,5 meter

Warga lainnya, Rudi (33), mengaku banjir di dalam rumahnya sempat mencapai satu meter.Ia bersama istri dan anaknya mengungsi ke rumah saudara di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.

"Kami kemarin mengungsi ke rumah saudara di Rumbai. Tak bisa lagi tidur di rumah karena banjir ini," kata Rudi saat diwawancarai Kompas.com di rumahnya, Selasa.

Rudi saat itu sedang menguras air yang tergenang di dalam rumahnya dengan menggunakan ember. Selain itu, menaikkan barang-barang rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi. Namun, sudah banyak peralatan rumah tangga di rumahnya yang rusak akibat banjir.

"Mesin cuci saya rusak karena terendam. Belum lagi meja, kursi dan lainnya lapuk akibat sering terendam air," sebut Rudi, melansir Kompas.com.

Dirinya mengaku tak ada perhatian dari pemerintah. Sebab, banjir sudah sering terjadi dan tidak ada upaya pemerintah melakukan antisipasi.

Tak ada bantuan, nengok saja tidak...

Bahkan, Rudi juga mengaku tak ada dapat bantuan makanan selama banjir dari pemerintah setempat.

"Jangankan bantuan, nengok kita saja ke sini enggak ada. Kita tentu berharap ada bantuan makanan, soalnya kalau sudah banjir susah kerja. Sibuk bersihkan rumah," kata Rudi.

Ia berharap, pemerintah memperhatikan nasib rakyatnya yang sudah sering dilanda banjir.

"Dalam setahun ada empat kali kebanjiran. Kadang dalam rumah sampai satu meter ketinggian air. Jadi, sampai sekarang belum ada penanganan dari pemerintah. Apakah kami dibiarkan saja hidup dengan kondisi seperti ini. Mau pindah tak ada rumah. Dijual pun rumah ini takkan ada yang mau beli," pungkas Rudi.***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww