Home > Berita > Umum

Bio Farma Berhasil Temukan Cara Diagnosis Covid-19 tanpa Harus Dicolok, tapi Cukup Berkumur

Bio Farma Berhasil Temukan Cara Diagnosis Covid-19 tanpa Harus Dicolok, tapi Cukup Berkumur

BioSaliva merupakan alat uji pendeteksi Covid-19 dengan metode kumur produksi Bio Farma.Ia mengklaim BioSaliva memungkinkan pengetesan PCR tidak lagi dilakukan melalui hidung dan nasofaring.

Selasa, 07 September 2021 12:10 WIB

POTRETNEWS.com — Inilah cara baru diagnosis Covid-19 tanpa dicolok. Adalah PT Bio Farma Indonesia berhasil membuat terobosan itu. Bio Farma saat ini memproduksi alat diagnosis Covid-19 dengan metode kumur. Dikutip dari Kemenkes, alat yang dinamakan BioSaliva itu diklaim memiliki sensitivitas hingga 95 persen.

Sehingga BioSaliva diklaim dapat digunakan sebagai alternatif tes RT PCR selain menggunakan PCR Kit. BioSaliva telah mendapat izin edar Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 lalu. BioSaliva berfungsi untuk deteksi RNA Sars-CoV2 penyebab Covid-19 dengan metode RT PCR menggunakan sampel gargled saliva.

Bio Farma diketahui tengah melakukan uji post market di Kementerian Kesehatan dan di tiga laboratorium, yakni Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Laboratorium Biomedik Lanjut, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran; dan Laboratorium Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga.

Cara Kerja

Sementara itu BioSaliva digunakan dengan cara berkumur di bagian tenggorokan dalam.Pengguna BioSaliva dianjurkan tidak makan dan minum, merokok, berkumur dengan mouthwash (cairan pencuci mulut) selama 1 jam sebelum berkumur. Sebelum berkumur, pengguna BioSaliva dianjurkan menarik nafas secara kuat, lalu batuk sedikit untuk mengeluarkan dahak tanpa dibuang.

Selanjutnya cairan kumur yang tersedia dalam kemasan BioSaliva dimasukkan ke dalam mulut dan mulai berkumur di bagian dalam tenggorokkan. Kemudian keluarkan cairan kumur dari dalam mulut ke dalam wadah dan campurkan dengan larutan pencampur yang juga tersedia dalam kemasan. Kemudian kocok dan sampel siap dites di laboratorium.

Dalam satu kemasan BioSaliva terdapat petunjuk penggunaan, satu wadah cairan kumur, satu wadah larutan pencampur, dan satu corong. Produk ini menjawab tantangan laboratorium klinis akan kebutuhan testing dengan kondisi lapangan di Indonesia, yang umumnya jauh dari fasilitas kesehatan.

Nyaman untuk Anak

Sementara itu dengan adanya BioSaliva diharapkan mampu meningkatkan kapasitas pelacakan atau tracing di Indonesia. Terutama untuk kalangan anak-anak dan lansia yang membutuhkan kenyamanan lebih dalam pengambilan sampel. Direktur Pemasaran Bio Farma, dr Sri Harsi Teteki, mengatakan pihaknya terus berkontribusi dalam melakukan proses kemandirian dalam hal diagnosis Covid-19.

Sri Harsi menyebut ke depannya proses pengambilan sampel dapat dilakukan di area non-medis dengan pengawasan tenaga kesehatan. Sehingga mengurangi kerumunan dan menghindari kontak. Proses pengambilan sampel yang praktis juga memungkinkan pengambilan sampel dalam jumlah yang sangat besar tanpa perlu menambah tenaga medis.

“Seperti kita ketahui banyak sekali produk yang masih impor, sehingga atas riset yang kita lakukan (melalui BioSaliva) mudah-mudahan bisa menjadi pilihan dari Kementerian Kesehatan untuk regulasi ke depannya produk dalam negeri ini bisa diutamakan,” ungkap Sri Harsi dalam pertemuan langsung antara Bio Farma dan Kemenkes di Gedung Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/9/2021), melansir Tribunnews.com.

Sementara itu Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Ir Sodikin Sadek, mengapresiasi Bio Farma atas produk BioSaliva.

“Saya apresiasi hasil penelitian ini karena ini produk dalam negeri,” kata Sodikin.

Sementara itu untuk diketahui umur simpan produk BioSaliva bisa mencapai 2 tahun. Sampel saliva juga dapat stabil di suhu ruang hingga 30 hari, suhu -20 derajat C, dan suhu -80 derajat C. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww