Delapan Orang yang Masih Famili di Aceh Perang Saudara gara-gara Rebutan Lapak Hutan, 1 Tewas Kena Bacok

Delapan Orang yang Masih Famili di Aceh Perang Saudara gara-gara Rebutan Lapak Hutan, 1 Tewas Kena Bacok
Kamis, 12 Agustus 2021 16:39 WIB

ACEH SINGKIL, POTRETNEWS.com — Tak pernah disangka, akan terjadi perang bersaudara antara satu keluarga, hingga menyebabkan ada yang tewas. Pekelahian orang-orang yang masih famili di Aceh Singkil itu melibatkan delapan orang. Mereka adalah penebang pohon. Akibatnya, Eko Handayani (27 tahun) warga Desa Teluk Rumbia Kecamatan Singkil tewas bersimbah darah, nyawanya tak tertolong setelah tubuhnya kena bacok, Selasa (10/8/2021).

Perkelahian ini dipicu oleh rebutan lapak hutan di hutan kawasan Lae Treup, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, pada Selasa (10/8/2021). Tujuh dari delapan orang yang terlibat dalam perkelahian itu merupakan warga Desa Teluk Rumbia. Mereka adalah Bangun Angkat (60), Gondo, Andi Syahputra (20), Agus, Syahrudin, Awaludin (36), dan Kamilin (28).

Sementara satu orang lagi yaitu, Eko Handayani (27), merupakan warga Desa Rantau Gedang. Kedua desa yang letaknya bersebelahan tersebut berada di Kecamatan Singkil. Korban meninggal dunia dalam adu bacok adalah Eko Handayani. Sedangkan yang luka serius yakni Bangun Angkat, Andi Syahputra di rujuk ke salah satu rumah sakit di Banda Aceh.

Sementara dua lagi alami luka ringan, akibat sabetan senjata tajam Kamilin dan Awaludin. Kapolres Aceh Singkil, AKBP Iin Maryudi Helman, melalui Kasat Reskrim Iptu Noca Triyananto, kepada Serambinews.com, Rabu (11/8/2021), mengatakan, perkelahian yang berujung maut tersebut terjadi di Desa Teluk Rumbia, pada 10 Agustus 2021, sekitar pukul 08.00 WIB.

Peristiwa itu, menurutnya berawal saat Eko Handayani bersama Awaludin berada di hutan untuk mengambil kayu. Kemudian, datang Bangun Angkat bersama empat anaknya yaitu Gondo, Andi Syahputra, Agus, dan Syahrudin menjumpai Eko Handayani dan Awaludin.Lalu, Bangun Angkat cs melakukan penganiayaan ringan terhadap Eko dan Awaluddin.

Korban Eko Handayani dan Awaludin berhasil pergi dari lokasi penganiayaan itu dan kemudian mereka bertemu Kamilin. Dalam pertemuan tersebut, Kamilin menanyakan kejadian yang dialami Eko dan Awaludin.

"Korban (Eko dan Awaludin-red) mengatakan mereka dikeroyok. Mendengar hal itu, Kamilin menyampaikan kepada korban agar membalas dengan membawa parang," jelas Noca.

Saat kedua kelompok itu bertemu, terjadilah pertengkaran sampai saling tebas menggunakan parang. Akibatnya, Eko Handayani mengalami luka parah, walau sudah dibawa ke Puskesmas Singkil nyawanya tidak tertolong. Adapun Kamilin mengalami luka robek di lengan kanan. Sedangkan Bangun Angkat dan satu anaknya, Andi Syahputra mengalami luka robek di bagian kepala.

Saling bacok menggunakan senjata tajam di hutan kawasan Lae Treup, Desa Teluk Rumbia, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, tersebut ternyata melibatkan ayah, anak, menantu, dan kakak beradik.

Eko Handayani (korban meninggal) merupakan kakak beradik dengan Awaludin dan Kamilin. Awaludin sendiri usut punya usut merupakan menantu dari Bangun Angkat.Sedangkan Andi Syahputra adalah anak dari Bangun Angkat yang juga adik ipar dari Awaludin.

Rebutan lapak

Penyebab perkelahian maut di hutan kawasan Lae Treup, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, mulai terkuak.Perkelahian yang melibatkan ayah, anak, menantu, dan kakak beradik itu menyebabkan satu orang meningal dan empat luka-luka.

Penjabat (Pj) Keuchik Rantau Gedang, Kecamatan Singkil, Irwansyah Rizal, yang warganya meninggal dalam perkelahian mengatakan, penyebabnya diduga kuat perebutan lokasi pengambilan kayu.Irwansyah menceritakan, dalam hutan Lae Treup ada satu lokasi pengambilan kayu yang jalan masuknya dari sungai kecil dalam hutan.

Eko Handayani korban meninggal membuka jalan menuju lokasi pengambilan kayu. Warga setempat menyebut, lokasi pengambilan kayu sebagai lapak atau anca.Di lain pihak Bangun Angkat korban luka parah buka jalan dari sisi lain, namun tujuan lokasi pengambilan kayu sama.

Bangun Angkat lantas menebang kayu dari lokasi perseteruan tersebut. Pada hari kejadian perkelahian, kayu yang ditebang Bangun Angkat, dibelah oleh Eko Handayani ditemani kakaknya Awaludin yang merupakan menantu Bangun Angkat.

"Almarhum Eko membelah karena merasa kayu yang ditebang Bangun Angkat, berada di lapaknya," kata Irwansyah Rizal, Kamis (11/8/2021), melansir Tribunnews.com.

Ketika sedang membelah kayu itulah, Eko dan Awaludin didatangi Bangun Angkat bersama empat anaknya. Hingga terjadi pertengkaran berujung adu fisik. Usai kejadian itu, Eko Handayani dan Awaludin mencari Kamilin. Kamilin merupakan kakak Eko dan adik dari Awaludin.

Setelah bertemu lantas tiga bersaudara itu mendatangi Bangun Angkat, hingga terjadi saling bacok mengunakan senjata tajam.Irwansyah menyebutkan, sebelum kejadian saling bacok, antara pelaku kerap beradu mulut di warung kopi. Bahkan saling tantang berkelahi.

"Pemicunya itu tadi, soal perebutan lapak ambil kayu," jelasnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Hukrim
wwwwww