Home > Berita > Umum

Pungli Menyasar ke Liang Kubur, Sekelompok Orang Minta Bayaran hingga Rp16 Juta untuk Mengurus Jenazah Terinfeksi Covid-19

Pungli Menyasar ke Liang Kubur, Sekelompok Orang Minta Bayaran hingga Rp16 Juta untuk Mengurus Jenazah Terinfeksi Covid-19
Rabu, 04 Agustus 2021 12:45 WIB

SEMARANG, POTRETNEWS.com — Pungutan liar atau Pungli di Indonesia tampaknya sulit dihilangkan. Para pelaku pun sudah sangat nyaman makan dari uang haram. Dulunya pungli hanya terjadi pada saat pengurusan berkas dan dokumen dalam suatu birokrasi. Namun kini, pungli sudah menyasar ke liang kubur.

Pungli di liang kubur terjadi di Kota Semarang. Mirisnya, hal itu menyasar ke keluarga duka korban yang meninggal akibat Covid-19. Sekelompok orang yang mengaku relawan memalak keluarga pasien untuk membayar sejumlah uang agar jenazah keluarganya yang terpapar Covid-19 diurus oleh mereka.

Harga yang dipatok para oknum bervariasi, yakni paket komplit dari pemulasaran hingga pemakaman dipatok dari Rp 8 juta hingga Rp 16 juta. Padahal normalnya, biaya tersebut berkisar di angka Rp 3 juta.

"Kami sudah temukan kasus itu sebanyak tiga kali di Kota Semarang," terang relawan Covid-19 yang juga Ketua Tim Ronggolawe Semarang Lucky kepada Tribunjateng.com, Selasa (3/8/2021), melansir Tribunnews.com.

Menurutnya, tiga kasus itu terjadi di wilayah Kelurahan Bendan Ngisor, Gajahmungkur. Berikutnya di Jangli, Tembalang dan Jomblang, Candisari. Untuk Bendan Ngisor ada keluarga yang dimintai sejumlah uang Rp13,5 juta, Jangli sebesar Rp16 juta dan Jomblang sebesar Rp9 juta.

"Modusnya untuk biaya all in mulai dari biaya pemulasaran, tanah makam dan ambulans," ujarnya.

Dijelaskan, ada dua korban yang telah termakan modus para oknum. Pertama di kawasan Jangli, keluarga pasien terpaksa harus bernego agar jenazah keluarganya di makamkan. Awalnya mereka dikenai tarif Rp16 juta. Mereka yang merupakan keluarga ekonomi pas-pasan terpaksa harus nego dengan sang oknum. Setelah negosiasi, keluarga harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 11,5 juta. Kedua, di Bendan Ngisor keluarga korban tanpa nego langsung membayar Rp13,5 juta kepada para oknum.

"Ya ada penjual ada pembeli.

Mereka ga tahu kalau biaya itu sebenarnya gratis, semisal keluar biaya ngurus jenazah Covid tak semahal itu," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, biaya pemulasaran dan pemakaman bagi warga isoman sebenarnya gratis. Hanya saja keluarga perlu menyediakan peti jenazah dan ubo rampe atau pelengkap mulai dari plastik, kain kafan, batu nisan dan lain. Umumnya satu paket barang itu mentok di harga Rp3 juta. Untuk tanah makam itu tergantung tiap lokasi yang di luar penanganan relawan Covid-19.

"Sedangkan biaya pemulasaraan jenazah dari relawan Covid-19 bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara gratis," ungkapnya.

Dia menyebut, para oknum yang tega memanfaatkan kondisi pandemi dengan mengelabui para keluarga pasien itu ternyata mereka berstatus sebagai modin, ketua RT dan relawan dari satuan pencinta alam.

"Saya yakin kejadian ini seperti fenomena gunung es. Banyak keluarga pasien Covid-19 yang termakan modus para oknum tersebut," terangnya.

Kepala kamar jenazah RSUP dr.Kariadi Semarang dr. Raden Panji Uva Utomo mengatakan, menyayangkan ketika ada oknum relawan meminta bayaran tinggi kepada para keluarga penderita Covid-19.

"Harusnya gratis, Keluarga hanya perlu beli peti dan perlengkapan lainnya. Untuk petugas pemulasaraan dan pemakaman bisa mengakses relawan Covid-19 yang telah kami latih," katanya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww