Home > Berita > Riau

Rekor, Pasien Meninggal dan Pasien Positif Covid-19 Melonjak di Riau

Rekor, Pasien Meninggal dan Pasien Positif Covid-19 Melonjak di Riau

Ilustrasi/INTERNET

Selasa, 27 Juli 2021 21:33 WIB

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Penambahan pasien terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Riau kembali memecahkan rekor baru Selasa (27/7/2021) jumlah kasus baru pasien positif Covid-19 tembus diangka 1. 428 kasus. Ini merupakan angka terbanyak sepanjang Pandemi Covid-19 masuk di Riau.

Dengan adanya penambahan 1.428 kasus baru tersebut maka total kasus Covid-19 di Riau hingga saat ini sudah mencapai 90.672 kasus. Di hari yang sama angka penambahan pasien Covid-19 yang sembuh bertambah sebanyak 661 kasus. Total pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh hingga saat ini mencapai 78.394 kasus. Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 35 kasus. Angka kematian ini juga memecahkan rekor baru sepanjang Covid-19 masuk di Riau.

Dengan adanya penambahan 35 kasus tersebut, maka hingga saat ini total sudah ada 2.451 pasien di Riau yang meninggal dunia akibat Covid-19 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, mengungkapkan, lonjakan penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 di Riau terjadi karena masih rendahnya masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).

"Masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan. Meskipun PPKM mikro diberlakukan, masih saja masyarakat abai, masih banyak masyarakat yang berkerumun tanpa menggunakan masker,” katanya, melansir tribunnews.com .

Selain itu, Mimi mengungkapkan, lonjakan kasus Covid-19 di Riau juga terjadi karena adanya peningkatan jumlah sampel yang diperiksa. Hal ini dilakukan untuk melacak orang tanpa gejala (OTG) yang berkontak erat dengan pasien Covid-19.

”Sample yang diperiksa labor kita rata-rata diatas 2000-3000-an sehari dengan jumlah terakhir kemarin mencapai sebanyak 2.818 sampel," ucapnya. Selain itu, lonjakan kasus Covid-19 di Riau juga disebabkan banyaknya warga yang masuk dan keluar Riau yang melakukan pemeriksaan sebagai syarat untuk perjalanan. Sehingga mereka melakukan swab dan ternyata hasilnya positif.

"Banyak orang yang akan melakukan perjalanan keluar menjalani swab dan hasilnya positif, kemarin saja yang dari luar Riau itu ada 120 kasus. Sekarang kan kalau mau bepergian harus ada surat bukti swab," ujarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan melaporkan jika mengalami demam atau lainya sesuai yang masuk dalam ciri penularan Covid-19. Termasuk terus disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan mematuhi pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.

"Masyarakat juga harus memahami kondisi yang terjadi saat ini, karena kuncinya juga pada masyarakat maupun kita bersama untuk bisa saling mendukung menuntaskan pandemi ini," ujar Mimi.

Dia kembali mengingatkan kepada pemerintah kabupaten kota, terutama Kota Pekanbaru agar selalu mengajak warga untuk mematuhi prokes. Supaya kondisi kasus Covid-19 Riau tidak seperti di daerah Jakarta. ”Cara mengatasinya agar tidak semakin melonjak dengan menjalankan PPKM mikro, masyarakat juga harus paham dengan kondisi sekarang ini. Coba lihat sehari-harinya di Pekanbaru, masih sama dengan hari biasa. Coba lebih ditingkatkan lagi PPKM Mikro nya, agar tidak terjadi seperti di daerah luar,” kata Mimi.

Menyikapi lonjakan kasus Covid-19 di Riau, tim Satgas Penanganan Covid-19 Riau menyebutkan, penambahan angka kasus positif corona merupakan hasil tracing dari pasien terkonfirmasi positif sebelumnya, serta hasil pemeriksaan tes antigen pada orang yang datang ke Riau dari pintu masuk domestik Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi mengungkapkan dari hasil tracing yang dilakukan petugas kesehatan, sebagian besar pasien terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari kluster keluarga. Selain itu, penambahan kasus Covid-19 juga banyak disumbangkan dari warga pendatang dari luar Riau yang dilakukan pemeriksaan saat masuk ke Riau. Baik yang masuk melalui bandara, pelabuhan maupun di terminal.

"Ini juga sesuai dengan peningkatan testing pada setiap orang masuk ke Riau," kata Yovi. Selain itu, mobilitas orang dari Pulau Jawa ke Riau diduga kuat menjadi salah satu penyebab tingginya kasus Covid-19 di Riau.

Meski Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah diberlakukan tetap saja orang dengan leluasa keluar masuk ke Riau. Termasuk dari Pulau Jawa. Kasus meningkat belakangan ini kuat dugaan sebagai imbas meningkatkannya kasus di Jawa, dan mobilitas warga Riau ke Jawa yang cukup tinggi," kata Ahli epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, Selasa (27/7/2021).

Seperti diketahui dalam kurun waktu seminggu terakhir, kasus Covid-19 di Riau mengalami lonjakan. Bahkan angkanya selalu berada diatas 1000 kasus per harinya. Wildan mengatakan, pihaknya menduga bahwa meningkatnya kasus positif Covid-19 di Riau belakangan ini, adalah imbas meningkatnya kasus di Pulau Jawa.

Karena sebelumnya, mobilitas masyarakat Riau ke Jawa cukup tinggi beberapa waktu lalu. Selain mobilitas orang dari zona merah ke Riau masih leluasa, Wildan juga mengungkap pelaksanaan protokol kesehatan ditengah masyarakat juga mulai kendor. Banyak warga yang tidak pakai masker, kerumunan juga masih terjadi di mana-mana.

Pesta pernikahan, arisan, rapat-rapat, mal, pasar juga masih ramai terjadi kerumunan. Karena itu Wildan menyarankan agar PPKM level 4 di Pekanbaru harus didukung dan ditegakkan dengan tegas. Sehingga mata rantai penularan Covid-19 bisa segera diputus.

"Kami juga mendorong upaya pemerintah daerah agar isolasi mandiri di rumah bisa dikurangi dengan memperbanyak tempat isolasi bagi penderita tidak bergejala dan gejala ringan," katanya.

Wildan mengatakan, saat ini bukan hanya Riau saja yang kasusnya meningkat, namun Provinsi lain di Sumatera juga meningkat secara signifikan. Atau saat ini kondisinya sama di Jawa Bali. Wildan memprediksi lonjakan kasus Covid-19 di Riau masih akan terus terjadi jika warga tidak patuh terhadap prokes. Apalagi jika tracing dan testing tidak dilakukan secara maksimal. Sebab saat ini pelacakan kasus Covid-19 di Riau masih rendah.

"Pelacakan kontak tracing kita masih rendah, terutama terhadap orang-orang yang berkontak erat dengan pasien Covid. Pelacakan kita kan hanya 1 berbanding 3, satu pasien positif tiga orang yang ditracing. Padahal target nya itukan 1 berbanding 15, satu orang positif, 15 orang yang berkontak erat harus diperiksa, kalau itu tidak dilakukan, kita tidak akan mampu memutuskan rantai penularan," pungkasnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Riau, Umum
wwwwww