Home > Berita > Umum

Airlangga Hartarto Klaim Penanganan Covid-19 Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain, tapi Negara Dimaksud tak Disebut

Airlangga Hartarto Klaim Penanganan Covid-19 Indonesia Lebih Baik Dibanding Negara Lain, tapi Negara Dimaksud tak Disebut
Sabtu, 15 Mei 2021 14:29 WIB

JAKARTA, POTRETNEWS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengklaim penganan pandemi Covid-19 di Indonesia lebih baik ketimbang sejumlah negara. Kendati demikian, dia tidak menyebutkan negara-negara yang dimaksud.

Menurutnya, klaim tersebut tercermin dari tren penurunan jumlah kasus konfirmasi positif yang terus menunjukkan penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan pada Jumat (14/5) lalu, jumlah kasus konfirmasi positif pada Jumat (14/5) turun drastis menjadi 2.633 kasus.

"Kasus sendiri secara keseluruhan mengalami perbaikan dari kasus terkonfirmasi ada 2.633 kasus. Kita melihat bahwa total dari persentase (kasus positif) kita lebih baik dari beberapa negara," tuturnya dalam acara Talkshow bertajuk Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran, Sabtu (15/5).

Selain itu, untuk angka kesembuhan sudah masuk di posisi 91,8 persen. Sementara tingkat kematian pasien Covid-19 Indonesia mencapai 2,8 persen. Kendati demikian, dia mengakui, jika sejumlah provinsi masih dihadapkan pada persoalan lonjakan jumlah kasus konfirmasi positif harian. Khususnya yang berada di pulau Sumatera.

"Semisalnya Riau itu naik cukup tinggi, Kepulauan Riau sudah mulai menurun walaupun di atas angka 100. Aceh di atas 75, Sumatera Selatan sudah di atas 130- an. Kemudian Jambi menuju 65, Sumatera Utara di atas 80, Bangka Belitung di bawah 200, dan Bengkulu mendekati 40," bebernya.

Maka dari itu, dia mendorong peningkatan kolaborasi antar stakeholders terkait dalam menerapkan sejumlah kebijakan untuk menekan angka penularan kasus positif Covid-19. Khususnya di periode Libur Lebaran 2021, melansir Merdeka.com.

"Seperti dengan dilakukan penyekatan, terbukti lebih efektif daripada tahun lalu. Kemudian dengan langkah-langkah mandatory tes yabg diberlakukan mulai tanggal 15 Mei baik PCR maupun Swab Tes, dan dilakukan random tes untuk pulau Jawa di 21 titik menuju Jakarta. Ini diharapkan bisa lebih memonitor pergerakan ataupun mobilitas masyarakat," tutupnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww