Home > Berita > Umum

Suami Dilaporkan Istri karena Mudik Lebaran, padahal Sudah Lolos dari Pos Penyekatan, Kini Dikarantina

Suami Dilaporkan Istri karena Mudik Lebaran, padahal Sudah Lolos dari Pos Penyekatan, Kini Dikarantina

Warga yang dilaporkan istri karena mudik.

Sabtu, 08 Mei 2021 11:02 WIB

PURWOKERTO, POTRETNEWS.com — Lolos dari Pos Mudik Lebaran , seorang pemudik dari Jakarta ini malah dilaporkan istri ke RT , sehingga ia langsung dijemput petugas untuk dikarantina. Awalnya pemudik dari Jakarta bernama Wagiman ini tidak menyangka akan dilaporkan istrinya ke RT , karena ia mudik karena ingin bertemu keluarga, terutama istri.

Namun, belum sempat bertemu dengan istri dan anaknya, pemudik dari Jakarta ini sudah dijemput petugas untuk dikarantina. Kejadian ini terungkap saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan menengok sejumlah pemudik yang dikarantina di GOR Satria Purwokerto pada Jumat (7/5/2021), melansir Tribunnews.com.

Di antara para pemudik yang dikarantina itu, ada satu orang yang ternyata dilaporkan sendiri oleh istrinya. Awalnya Ganjar Pranowo meninjau lokasi karantina pemudik di Banyumas, yakni di GOR Satria. Ada dua pemudik yang sedang dikarantina di tempat itu.

Ganjar Pranowo mengajak mengobrol tentang kesannya dikarantina. Namun saat ditanya alasan kenapa dikarantina, salah satu pemudik bernama Wagiman mengatakan, ia terpaksa karantina karena dilaporkan oleh istrinya.

"Saya dilaporkan istri pak. Gara-gara istri lapor ketua RT, saya langsung dikarantina," ucap Wagiman. Sontak saja jawaban Wagiman ini membuat Ganjar Pranowo , Bupati Banyumas, Achmad Husein dan beberapa pejabat lain tertawa.

Ternyata hal itu bukan candaan belaka. Wagiman mengatakan bahwa ia benar-benar dilaporkan istrinya hingga ia harus dikarantina. "Benar, saya dilaporkan istri. Istri saya yang lapor ke pak RT bahwa saya datang dari Jakarta. Langsung sampai sini dikarantina, belum ketemu anak istri dikarantina di sini," katanya.

Awalnya jengkel, namun setelah mengetahui semua pemudik yang datang ke Banyumas pada tanggal 6-17 Mei dikarantina selama lima hari. Ia pun menyadari kesalahannya karena nekat mudik dan mau dikarantina di tempat itu.

"Tidak apa-apa lima hari dikarantina di sini. Saya pesan pada saudara-saudara lainnya nggak usah mudik. Kalau ingin keluarga sehat semua, jangan mudik. Mudik juga sengsara, karena akan dikarantina seperti saya," ungkapnya.

Pemudik lain, Rasikun juga mengatakan hal yang sama. Ia rela dikarantina karena memang itu sudah menjadi peraturan bersama. "Saya pulang kemarin, tanggal 6. Langsung ada perangkat desa yang mendatangi rumah dan meminta saya dikarantina. Saya ikut saja, karena sudah peraturan mau gimana lagi," tuturnya.

Ia juga berpesan pada pemudik lain untuk menunda kepulangan ke kampung halaman. Selain bisa menularkan penyakit ke keluarga, mereka juga harus sengsara karena dikarantina. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, kisah Wagiman justru menjadi kisah yang inspiratif. Sebab, ia dikarantina karena laporan dari istrinya. "Kalau masyarakat mendukung seperti ini, ini akan jadi contoh buat semuanya," ujar Ganjar.

Gubernur juga mendukung upaya yang dilakukan Pemkab Banyumas yang mengarantina semua pemudik yang pulang pada 6-17 Mei.

Lima hari lamanya, mereka dikarantina untuk efek jera. Daerah lain tidak semua melakukan seperti ini, tapi beberapa melakukan. Mudah-mudahan semua bisa melakukan, sehingga orang akan mudik menjadi berpikir kembali. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww