Mahalnya Biaya Percakapan Pengaduan PLN Dikeluhkan Pelanggan

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Seorang warga Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Mario Abdillah Khair (42), mengeluhkan mahalnya biaya telepon ke layanan pengaduan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Cerita bermula ketika Mario hendak mengisi token listrik di kantornya, Selasa (4/5/2021) malam. Dia kemudian memasukkan sebelas (11) angka pengisian token. Meski sudah memasukkan nomor tersebut dengan teliti, namun gagal.

Pria yang juga aktivis 98 itu kemudian berinisiatif menghubungi pusat layanan PLN. Karena menurutnya, sebaiknya ditangani langsung oleh petugas PLN, bukan orang biasa. Apalagi, kata dia sedang ada pekerjaan yang harus digarap.

Dia pun menghubungi nomor 123, pusat layanan pelanggan PLN lewat telepon selularnya. Namun tidak tersambung, sebab nomor itu merupakan fitur dari penyedia layanan komunikasi. Lalu, dia menambahkan kode area Kota Pekanbaru (0761, red) di depan 123 dan berhasil terhubung. Kemudian dia menyampaikan keluhannya ke petugas bagian pengaduan tersebut. Sesaat setelah menyampaikan pengaduannya, dia kemudian mengecek biaya percakapan di HP-nya. Betapa terkejutnya dia saat mengetahui biaya percakapan yang baru dilakukannya terkena biaya Rp10 ribu per percakapan.

Dengan nada kesal, Mario mengatakan bahwa biaya tersebut sama saja dengan menyulitkan pelanggan. "Mungkin yang mengalami hal seperti ini bukan saya saja. Nilai token yang mau diisi kisaran duapuluh ribuan. Tapi biaya untuk menghubungi bagian pengaduan pelanggan PLN bisa di atas tigapuluh ribu. Syukur saya pakai nomor pascabayar yang limitnya ratusan ribu hingga tak khawatir percakapan terputus. Apa jadinya jika warga pakai nomor prabayar dan pulsanya di bawah 10 ribu?" ujar wartawan senior tersebut.

Atas kejadian tersebut, dia meminta sebaiknya PLN yang merupakan badan usaha milik negara lebih mengutamakan kepentingan masyarakat. "Sebaiknya mereka melakukan MoU dengan semua provider komunikasi seluler untuk memudahkan pelanggan," pungkasnya. ***