Home > Berita > Umum

Polisi di India Rebut Tabung Oksigen yang Dipakai Seorang Wanita untuk Diberikan ke Pasien VIP, 2 Jam Kemudian Wanita Itu pun Meninggal

Polisi di India Rebut Tabung Oksigen yang Dipakai Seorang Wanita untuk Diberikan ke Pasien VIP, 2 Jam Kemudian Wanita Itu pun Meninggal

Ilustrasi

Minggu, 02 Mei 2021 10:40 WIB

POTRETNEWS.com — Seorang pasien Covid-19 di India meninggal setelah polisi diduga mengambil tabung oksigennya untuk diberikan kepada pasien VIP di rumah sakit sakit swasta di kota Agra di Uttar Pradesh. Padahal, anak dari wanita tersebut telah memohon sambil bersujud sambil menangis agar petugas tidak mengambil tabung oksigennya.

Video pria itu pun beredar di media sosial dan viral.

"Ibuku akan mati jika kamu mengambil tabung oksigennya," kata Anmol Goyal (22), kepada polisi saat tabung itu dibawa keluar dari rumah sakit pada Selasa malam.

Dia dan saudara laki-lakinya yang berusia 17 tahun telah mengambil oksigen sendiri saat tabung oksigen di rumah sakit itu langka. Tak lama setelah itu, polisi pun tiba dan mengambil tabung oksigen dengan alasan ada orang yang dianggap lebih membutuhkan oksigen tersebut.

Dilansir dari Daily Mail, dua jam kemudian ibu Goyal pun meninggal. Polisi Agra dengan keras membantah klaim tersebut.

Menurut polisi, tabung gas tersebut sudah kosong.

"Itu adalah silinder kosong yang diambil dari rumah sakit untuk diisi ulang."

Saat ini, tabung oksigen lebih berharga ketimbang emas di India setelah negara itu dihantam Tsunami Covid-19. Kekurangan tabung oksigen di rumah sakit India membuat korban jiwa berjatuhan.

Tabung oksigen di Delhi dapat berharga lebih dari £ 1.000 atau sekitar Rp 20 juta. Padahal sebelum pandemi harga tabung oksigen hanya sekitar £ 60 atau sekitar Rp 120 ribu. Perdana Menteri Narendra Modi meminta militer untuk membantu mengangkut tanker oksigen dan logistik kesehatan lainnya.

India saat ini luluhlantak akibat Tsunami Covid-19. Sebanyak 3.498 tewas dalam hitungan hari. Namun, petugas medis telah memperingatkan angka sebenarnya bisa sepuluh kali lebih besar, menempatkan infeksi harian pada 3 juta, melansir Tribunnews.com.

Pada tingkat kematian di India saat ini sebesar 1,14 persen. Artinya, bisa lebih dari 30.000 kematian setiap hari akibat virus Corona hanya dalam dua minggu. Tetapi pencatatan yang buruk di negara itu berarti jumlah sebenarnya mungkin tidak akan pernah diketahui.

Tingginya angka kematian di India membuat proses kremasi pun kesulitan kayu bakar. Bahkan warga menebang pohon pelindung di kota untuk mengkremasi keluarga mereka yang meninggal. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww