Otoritas India Kewalahan, Petugas Terpaksa Gunakan Alat Kremasi Khusus Anjing untuk Jenazah Pasien Covid-19

Otoritas India Kewalahan, Petugas Terpaksa Gunakan Alat Kremasi Khusus Anjing untuk Jenazah Pasien Covid-19

Kremasi massal jenazah korban Covid-19 di New Delhi, India, Sabtu (24/4/2021).

Kamis, 29 April 2021 11:32 WIB

POTRETNEWS.com — Tsunami Covid-19 yang melanda India membuat negri Bollywood itu hancur lebur. Rumah sakit kewalahan, oksigen menipis, mereka pun tak sanggup lagi membawa jenazah pasien Covid-19 dengan mobil ambulans. Parahnya lagi, warga dinegara itu terpaksa menggunakan alat kremasi yang digunakan khusus anjing untuk mengkremasi jenazah pasien Covid-19.

Akibatnya, jenazah harus dimasukan dalam posisi meringkuk agar muat dalam alat kremasi tersebut. Otoritas di India terpaksa menggunakan krematorium khusus anjing karena jenazah korban Covid-19 terus bertambah. Selama lima hari terakhir, ibu kota New Delhi mencatatkan sekitar 300 kematian karena virus corona setiap harinya.

Mayat-mayat pun ditaruh berjejer, mengantre untuk dikremasi. Bahkan, dilaporkan mereka harus diregangkan untuk memberi ruang. Di tengah upaya pemerintah memberikan ritual terakhir bagi korban Covid-19, sebuah krematorium khusus anjing di Dwarka Sektor 29 juga dipakai. Perusahaan Kota Delhi Selatan berencana mengubah tempat itu menjadi krematorium sementara bagi jenazah Covid-19.

Pemerintah setempat menyatakan, krematorium khusus anjing itu sebenarnya sudah dibangun enam bulan lalu, namun belum beroperasi. Meningkatkan kapasitas kremasi Berdasarkan analisis data dikutip India Today Rabu (28/4/2021), jumlah jasad yang dikremasi meningkat 15-20 persen.

Saat ini, setiap harinya pemerintah ibu kota mengkremasi 800 mayat, dan diprediksi meningkat menjadi 1.000 jasad. Karena itu, otoritas bergerak cepat untuk meningkatkan kapasitas, dengan membangun fasilitas sementara di lahan parkir. Wali Kota Delhi Utara Jai Prakash menyatakan, pihaknya membangun fasilitas di kawasan Yamuna Ghats untuk kremasi.

Saat ini, India tengah menghadapi gelombang kedua virus corona, dengan korban meninggal lebih dari 200.000 orang. Pemandangan ini sangat jauh berbeda dengan yang terjadi pada Selasa (13/4/2021) lalu dimana 3 juta lebih umat Hindu bersuka ria mandi bersama dalam ritual Kumbh Mela di sungai Gangga, melansir Tribunnews.com.

Saat ini, mayoritas warga India mersa ketakutan. Rasa cemas terlihat jelas d wajah mereka. Melansir BBC, jumlah korban sebenarnya diperkirakan jauh lebih besar, seiring banyaknya korban yang tidak tercatat secara resmi.

Pasokan oksigen masih sangat rendah di seluruh negeri, di mana pasar gelap menjadi satu-satunya pilihan bagi sebagian orang.Yang menyedihkan, krematorium beroperasi tanpa henti, dengan menggunakan tumpukan kayu di tempat parkir mobil. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa
wwwwww