Home > Berita > Umum

Ciptakan Inovasi, Mahasiswa Kukerta Unri Serahkan 17 Motif Batik Tenun kepada BUMDes Langgam Sako

Ciptakan Inovasi, Mahasiswa Kukerta Unri Serahkan 17 Motif Batik Tenun kepada BUMDes Langgam Sako

Mahasiswa Kukerta Unri saat memberikan motif baru untuk BUMDes Langgam Sako, Selasa (20/4/2021).

Kamis, 22 April 2021 10:18 WIB
Junaidi Usman

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Kehadiran mahasiswa Universitas Riau (Unri) yang tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) kembali membawa hal positif bagi Desa Teluk Latak, Bengkalis Riau.

Setelah kemarin, 16 mahasiswa dengan rincian 3 mahasiswa dan 11 mahasiswi yang sejak 22 Maret 2021 berada di desa tempat bersemayamnya Sang Maestro Zapin alm H M Yazid bin Tomel memberikan inovasi Papais Nipah (Buah Tematu), selanjutnya pada Selasa, 20 April 2021 lalu, menyerahkan hasil desain motif Batik Tenun kepada pihak BUMDes Langgam Sako, Dusun Langgam Muara Desa Teluk Latak, Bengkalis.

Hal ini merupakan bentuk partisipasi mahasiswa Kukerta Unri dalam usaha pengembangan ekonomi dan budaya di Desa Teluk Latak. Sebelumnya, hal ini direkomendasikan oleh Pihak BUMDes itu sendiri. Dengan adanya Kukerta pada tahun ini, pihak BUMDes Langgam Sako mengharapkan kepada mahasiswa untuk memberikan ide motif baru yang dapat menjadi ciri khas Batik Tenun, Desa Teluk Latak.

“Berdasarkan potensi yang ada di Desa Teluk Latak ini, kami meminta kepada adik-adik mahasiswa Kukerta untuk membuat beberapa sketsa motif yang bisa kami jadikan sebagai referensi," harap Sekretaris BumDes Langgam Sako, Nanang Hermoyo.

Sebelum membuat sketsa motif Batik Tenun tadi, mahasiswa Kukerta ini mencari informasi mengenai Batik Tenun di BUMDes tersebut melalui wawancara kepada Sekretaris, Nanang Hermoyo dan Bendahara, Elisna Wati. Didapatlah data Batik Tenun dan sejarah terbentuknya BUMDes Langgam Sako tersebut.

"Berdirinya BUMDes Langgam Sako ini diawali dengan adanya bantuan modal dari Provinsi Riau mengenai kebijakan Gubernur Riau untuk mengembangkan ekonomi warga desa. Dasar pengambilan pengembangan modal ini kita bersepakat, Batik Tenun yang menjadi potensi desa,” terang Nanang Hermoyo.

Potensi Tenun telah cukup berkembang di desa ini. Hampir di setiap rumah memiliki ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Pada umumnya, jenis kain Tenun yang dihasilkan terbuat dari benang yang tidak dapat dicuci berulang kali apalagi menggunakan mesin cuci yang bisa merusak kainnya dan kain Tenun ini tidak bisa untuk dijadikan pakaian sehari-hari. Oleh sebab itu lah, diharapkan dengan adanya produksi Batik Tenun ini dapat melestarikan corak tenun yang ada sekaligus meningkatkan ekonomi di desa ini walaupun pengaplikasiannya pada Kain Batik, namun tetap memperlihatkan ciri khas Tenun Melayu.

“Dengan modal 136 juta rupiah dan dalam kurun waktu 1 tahun, akhirnya Batik Tenun di BUMDes Langgam Sako dapat diproduksi, walaupun sempat terkendala oleh Pandemi Covid-19 tahun 2020 kemarin," tambah Nanang.

Batik Tenun menggunakan motif-motif khas Tenun Melayu seperti Siku Keluang dan Pucuk Rebung. Motif-motif ini dimodifikasi dengan motif lain seperti motif Bunga Tabur. Dan untuk motif khas dari Desa Teluk Latak ini adalah motif Terubuk. Namun pada tahun 2018 motif ini dipatenkan oleh PKK Kabupaten Bengkalis.

Saat ini BUMDes Langgam Sako Desa Teluk Latak memiliki lebih kurang 25 motif, namun motif-motif ini sudah umum dijumpai pada motif Batik Tenun lainnya. BUMDes Langgam Sako mengharapkan dapat memiliki motif sendiri yang menjadi ciri khas Desa Teluk Latak. Itulah sebabnya, mengapa pihak BUMDes mengandalkan mahasiswa Kukerta Unri untuk mendesain motif yang kreatif.

Setelah melakukan diskusi dan pencarian informasi sebagaimana disebutkan di atas tadi, akhirnya 17 motif dapat diselesaikan yang telah diserahkan mahasiswa Kukerta Unri kepada pihak BUMDes Langgam Sako yang menerimanya dengan antusias. Agar sketsa motif inovasi mahasiswa Kukerta Unri ini bisa booming di tengah masyarakat, pihak BumDes Langgam Sako masih memilih motif mana yang akan dibuat capnya.

“Alhamdulillah, dari sekian ide yang diusulkan oleh tim Kukerta, akhirnya ada 17 sketsa motif yang kami berikan. Kami pun berharap semoga dengan bertambahnya sketsa motif di BUMDes Langgam Sako ini bisa membantu dalam peningkatan daya saing di pasaran,” harap Nur Firda Rahayu selaku perwakilan mahasiswa Kukerta. ***

Kategori : Umum, Bengkalis
wwwwww