Home > Berita > Riau

Ketua AMTI Riau Sarankan Wabup Pelalawan Terpilih Kembali Belajar Berorganisasi

Ketua AMTI Riau Sarankan Wabup Pelalawan Terpilih Kembali Belajar Berorganisasi

Ilustrasi/INTERNET

Selasa, 30 Maret 2021 15:22 WIB
Roni/Rachdinal

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Wakil Bupati (Wabup) Pelalawan Provinsi Riau, Nasarudin disarankan kembali belajar berorganisasi serta memahami konstitusi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Saran itu disampaikan Ketua Angkatan Muda Thareqat Indonesia (AMTI) Riau, Nofri Andri Yulan merespons pernyataan Nasarudin di media massa yang menyebut bahwa Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Riau pada 7 Maret 2021, cacat hukum.

”Pernyataan tersebut sangat mengada-ada. Oleh karena itu, saya menyarankan (Nasarudin) perlu kembali belajar berorganisasi serta memahami kembali konstitusi. Karena, Haris Pertama (Ketua Umum DPP KNPI, red) adalah simbol perjuangan konstitusi KNPI,” kata Yulan melalui keterangan tertulis kepada potretnews.com, Senin (29/3/2021).

Yulan menegaskan, ada beberapa hal yang menguatkannya. Antara lain; Ketum DPP KNPI yang sah adalah Haris Pertama terpilih melalui mekanisme organisasi. Saat kongres, kata dia, Haris menang dengan jumlah suara 84, sementara Noer Fajrieansyah 82 suara (selisih dua suara).

”Adapun alasan yang disampaikan oleh empat Pimpinan Sidang Kongres XV Pemuda/KNPI, tidak ada dasarnya karena kongres merupakan pengambilan keputusan tertinggi. Jika tidak setuju dengan mekanisme tata tertib pemilihan Ketua Umum DPP KNPI, maka diselesaikan secara internal melalu forum kongres. Faktanya semua peserta sidang Kongres XV Pemuda/KNPI menyepakati hanya ada dua calon ketua umum lantaran Jackson Kumaat sebagai kandidat ketua umun mengundurkan diri. Jadi saat itu hanya ada dua calon,” jelas Yulan, Selasa (30/3/2021).

Dengan fakta yang seperti itu, Yulan menyebut, di organisasi mana pun, jika calon ketua umum hanya ada dua, maka suara terbanyak secara otomatis terpilih menjadi ketua umum.

”Tidak ada istilah kongres lanjutan dalam AD/ART KNPI. Makanisme organisasi dalam AD/ART KNPI sudah mengatur tata cara pergantian Ketua Umum DPP KNPI yaitu melalui kongres dan kongres luar biasa dengan syarat yang sudah diatur dalam AD/ART KNPI, jadi tidak ada kongres lanjutan. Terpilihnya Noer Fajrieansyah pada kongres lanjutan jelas bertentangan dengan AD/ART KNPI (inkonstitusional),” tegasnya.

Apalagi, imbuh Yulan lagi, Sirajuddin Abdul Wahab sebagai Sekjen DPP KNPI sekaligus sebagai Ketua Penyelenggara Kongres XV dan pimpinan Kongres XV telah menutup Kongres XV. Itu artinya Kongres XV sudah selesai. ”Setelah Kongres XV Pemuda/KNPI M Rifai Darus Ketum DPP KNPI demisioner mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Umum Haris Pertama Periode 2018—2021," tuturnya.

Kemudian, ucap Yulan melanjutkan, usai Kongres XV Pemuda/KNPI, Noer Fajrieansyah dalam sebuah video telah menerima kekalahan dan mengakui kemenangan Haris Pertama sebagai Ketua Umum DPP KNPI Periode 2018—2021.

”Tidak masuk akal, mana ada AD/ART yang mengatur bahwa musda bisa dilaksanakan oleh 3 ketum secara bersamaan, siapa yang akan mengeluarkan SK dan yang akan melantik? Hal itu terbukti melanggar AD/ART yang ada. Kalo AD/ART KNPI saja sudah dilanggar, bagaimana bisa melaksanakan roda organisasi dengan baik dan benar,” tandas mantan Presiden Mahasiswa Unri ini.

Sementara itu, Nasarudin ketika dikonfirmasi potretnews.com pada Senin malam terkait dirinya mencalonkan diri sebagai Ketua KNPI Riau di musda versi "tiga ketua umum" pada awalnya seperti mengelak dan melemparkan ”bola” ke panitia penyelenggara. ”Tanya panitia bro.” Namun, beberapa saat kemudian, politisi Partai Golkar yang pernah menduduki kursi Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan itu kembali mengirimkan pesan via WhatsApp.

”Awak tak begitu tau yg jelas ada musda yg dibuat knpi kita ikut. Dinda, kapasitas saya hanya menjawab terkait dengan saya sebagai kandidat bro ,, lewat dari situ ofset kita hehee,” tulis Nasarudin.

Menyikapi munculnya beragam versi KNPI di pusat dan daerah, aktivis 1998 Yusfreyendi (41) tatkala diminta pendapatnya melalui sambungan telepon, Selasa (30/3) mengingatkan agar para eksponen pemuda yang tergabung di KNPI untuk tidak larut dalam eforia demokrasi.

”Sebaiknya teman-teman tidak larut dalam eforia demokrasi. Rakyat yang hari ini kehidupannya makin susah terutama di era pandemi, enggak mau tahu KNPI siapa yang sah. Bagi rakyat, siapa yang hadir di tengah-tengah mereka saat dilanda bencara, maka itulah KNPI yang sesungguhnya. Dari semua sosok yang saat ini mengklaim sebagai Ketua Umum DPP KNPI, siapakah yang sudah berkeliling ke ratusan kabupaten/kota dan duluan hadir saat rakyat ditimpa musibah?” pungkas pria yang kini tercatat sebagai Anggota KAHMI Kepulauan Riau. ***

Kategori : Riau, Umum
wwwwww