Home > Berita > Riau

Kampanyekan Go-Paperless di Umri, Din Syamsuddin: Jangan Melihat Alam Hanya sebagai Objek

Rabu, 17 Maret 2021 15:22 WIB
Muhamad Maulana
kampanyekan-igopaperlessi-di-umri-din-syamsuddin-jangan-melihat-alam-hanya-sebagai-objekDin Syamsuddin (paling kanan).

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menjadi tuan rumah dalam seminar virtual Kampanye Go-Paperless untuk perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyah se-Indonesia, Rabu, 17 Maret 2021. Acara tersebut dimotori oleh Interfaith Rainforest Initiative (IRI) yang merupakan lembaga internasional pemuka lintas agama yang berupaya dalam melindungi lingkungan dan memerangi pemanasan global.

Dalam sambutannya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, menyebutkan bahwa kampanye go paperless sangat penting di tengah manusia yang saat ini dihantui global warming (pemanasan global). Dimana, dampak global warming tersebut sangat sistemik baik secara lokal maupun global.

Din menjelaskan, global warming bisa terjadi tak terlepas dari efek rumah kaca dan penggunaan kertas secara massif. Bahan baku kertas yang berasal dari pohon berkaitan dengan aktivitas penebangan pohon.

Dia juga mengatakan kondisi ini juga bisa dikatakan sebagai krisis moral. Dimana, masih ada pandangan manusia yang melihat alam hanya sebagai objek, bukan subjek.

"Padahal, ajaran Islam justru memandang alam sebagai subjek kehidupan. Termasuk flora dan fauna sebagai mahluk yang berjiwa,” ujar Din yang juga merupakan Dewan Pembina Interfaith Rainforest Initiative.

Disebutkan oleh Din, pada tahun 2017 lalu, Dia bersama sejumlah pemuka lintas agama Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha, dan Agama Tradisi meluncurkan Interfaith Rainforest Initiative (IRI). Bersama Bishop Desmon Tutu dan pemuka agama Yahudi, Din yang mewakili umat Islam juga ikut menggaungkan petisi di change.com terkait target tidak ada lagi menggunakan energi fosil dan batubara di tahun 2050.

"Upaya go paperless untuk mengurangi dan bila perlu meniadakan penggunaan kertas merupakan suatu solusi. Termasuk juga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dari minyak bumi atau batubara. Karena, bahan bakar fosil dan batubara merupakan bahan baku yang tak dapat diperbaharui," ujarnya.

“Diharapkan kampus-kampus Muhammadiyah dan Aisyah di Indonesia sudah menerapkan kampus hijau. Di antaranya dengan menanam pohon di lingkungan kampus,” tutupnya.

Sementara itu, Rektor Umri Dr Mubarak MSi mengakui saat ini kampus UMRI memang belum terlalu hijau. Pasalnya, saat ini proses pembangunan di kampus masih berlangsung. "Ke depan, Umri sudah memiliki perencanaan menjadi kampus ramah lingkungan. Hal itu diwujudkan dengan menerapkan program kampus hijau yang peduli dengan lingkungan hidup," tukasnya.

Terkait go paperless, rektor menyebut memang hal ini menjadi masalah yang kompleks. Masih ada pandangan yang membedakan sektor ekonomi dengan lingkungan hidup. Padahal, baik ekonomi, lingkungan hidup maupun sosial harusnya saling berkaitan. Dengan demikian, segala aktivitas ekonomi juga perlu dilihat dampaknya dari segi lingkungan hidup dan sosial.

UMRI, dikatakannya, harus bisa membangun dan membudayakan aksi paperless di kampus. Dia mencontohkan, sejumlah urusan yang sebelumnya masih membutuhkan kertas kini sudah digantikan dengan sistem IT (informasi teknologi, red). UMRI telah meluncurkan sejumlah aplikasi terkait administrasi di kampus baik untuk mahasiswa, karyawan dan dosen.

“Adanya pandemi Covid-19 ini juga mempercepat akselerasi terhadap pengurangan penggunaan kertas. Dimana, pengurangan penggunaan kertas mencapai hampir 90 persen di Umri,” terang Mubarak.

"Misalnya saja, untuk disposisi surat, undangan dan sebagainya sudah tak lagi menggunakan kertas, tapi dengan sistem berbasis IT yang telah dibangun oleh Umri dan terintegrasi di website https://umri.ac.id," jelasnya. ***

Kategori : Riau, Umum
wwwwww