Home > Berita > Umum

Ada Negara di Asia Tenggara yang Diprediksi Bangkrut karena Terlilit Utang China

Ada Negara di Asia Tenggara yang Diprediksi Bangkrut karena Terlilit Utang China
Rabu, 03 Februari 2021 06:12 WIB

, POTRETNEWS.com — Menciptakan sabuk dan Jalan China menjadi satu di antara sejumlah agenda China, agenda ini juga disebut Belt and Road Initiative (BRI).

Dengan agenda besar itu, China bisa mengucurkan dana hingga 8 Triliun dollar Amerika Serikat.

Proyek infrastruktur besar ini menyasar di Eropa, Asia dan Afrika.

Namun, proyek ini menimbulkan kekhawatiran pada negara yang didanainya, menurut Center for Global Development.

Studi itu mengevaluasi tingkat hutang dari 68 negara yang menjadi tuan rumah proyek BRI China.

Melansir Tribunnews.com, ditemukan ada 23 negara yang berisiko mengalami kesulitan utang saat ini.

Bahkan di antara 23 negara tersebut ada 8 negara yang di antaranya dalam kondisi mengkhawatirkan dan bisa terancam bangkrut.

Delapan negara ini, berisiko tinggi karena memiliki proporsi utang luar negeri cukup tinggi pada China dan Bank di China.

Bahkan jika terus menerus dilakukan, mereka bisa berakhir dalam jebakan utang China, berikut 8 negara tersebut seperti dikutip dari The Print.

1. Pakistan

Pakistan, sejauh ini negara terbesar yang berisiko tinggi, saat ini memproyeksikan tambahan utang sekitar 62 miliar dollar AS, dilaporkan utang China 80 persen dari itu.

Ditambah proyek-proyek BRI yang besar dan suku bunga yang relatif tinggi yang dikenakan oleh China menambah risiko kesulitan utang Pakistan.

2. Djibouti

Menurut IMF terbaru negara ini memiliki risiko pinjaman dari China.

Mencatat bahwa hanya dalam dua tahun, utang luar negeri publik telah meningkat dari 50 menjadi 85 persen dari PDB, yang tertinggi di antara negara berpenghasilan rendah.

Sebagian besar utang terdiri dari utang perusahaan publik yang dijamin pemerintah dan berhutang kepada China Exim Bank.

3. Maladewa

Cina sangat terlibat dalam tiga proyek investasi paling menonjol di Maladewa.

Seperti peningkatan bandara internasional yang menelan biaya sekitar 830 juta dollar AS.

Pengembangan pusat populasi baru dan jembatan dekat bandara yang menelan biaya sekitar 400 juta dollar AS, dan relokasi bandara pelabuhan utama (tanpa perkiraan biaya).

Negara ini dianggap oleh Bank Dunia dan IMF berisiko tinggi mengalami kesulitan utang dan saat ini sedang dilanda gejolak politik dalam negeri.

4. Laos

Laos, salah satu negara termiskin di Asia Tenggara, memiliki beberapa proyek terkait BRI.

Proyek terbesarnya adalah, kereta api China-Laos senilai 6,7 miliar dollar AS, yang mewakili hampir setengah dari PDB negara itu.

Hal itu membuat IMF memperingatkan bahwa proyek tersebut mungkin mengancam kemampuan negara untuk membayar utangnya.

5. Mongolia

Kemakmuran ekonomi Mongolia di masa depan bergantung pada investasi infrastruktur yang besar.

Menyadari situasi sulit di Mongolia, Bank Exim China setuju pada awal 2017 untuk memberikan pembiayaan di bawah jalur kredit senilai 1 miliar dollar AS dengan tarif lunak untuk proyek pembangkit listrik tenaga air dan proyek jalan raya.

Jika laporan tambahan kredit sebesar 30 miliar dollar untuk proyek-proyek terkait BRI selama lima sampai sepuluh tahun ke depan benar, maka prospek gagal bayar di Mongolia sangat tinggi, terlepas dari sifat lunak pembiayaannya.

6. Montenegro

Bank Dunia memperkirakan bahwa utang publik sebagai bagian dari PDB akan naik hingga 83 persen pada 2018.

Sumber masalahnya adalah satu proyek infrastruktur yang sangat besar, jalan raya yang menghubungkan pelabuhan Bar dengan Serbia yang akan berintegrasi dengan jaringan transportasi Montenegro dengan negara-negara Baltik lainnya.

Otoritas Montenegro membuat perjanjian dengan China Exim Bank pada tahun 2014 untuk membiayai 85 persen dari perkiraan biaya 1 miliar dollar AS.

Untuk tahap pertama proyek, dengan tahap kedua dan ketiga kemungkinan besar akan menyebabkan default jika pembiayaan tidak diberikan dengan persyaratan yang sangat lunak.

7. Tajikistan

Salah satu negara termiskin di Asia, Tajikistan telah dinilai oleh IMF dan Bank Dunia berada pada "risiko tinggi" dari kesulitan utang.

Meski begitu, pihaknya berencana menambah utang luar negeri untuk membiayai investasi infrastruktur di sektor kelistrikan dan transportasi.

Utang ke Cina, adalah kreditor tunggal terbesar Tajikistan, menyumbang hampir 80 persen dari total peningkatan hutang luar negeri Tajikistan selama periode 2007-2016.

8. Kyrgyzstan

Kyrgyzstan adalah negara yang relatif miskin dengan proyek infrastruktur terkait BRI yang signifikan, sebagian besar dibiayai oleh utang luar negeri.

Bank Exim China adalah kreditor tunggal terbesar, dengan pinjaman yang dilaporkan pada akhir 2016 berjumlah1,5 miliar dollar AS, atau sekitar 40 persen dari total utang luar negeri negara.

Meskipun saat ini dianggap memiliki risiko kesulitan utang yang 'sedang', Kyrgyzstan tetap dianggap rentan. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Umum
wwwwww