Sisi Sederhana Gus Dur saat Menjabat Presiden RI Kembali Terungkap dalam Webinar

Senin, 25 Januari 2021 22:57 WIB
Rachdinal
sisi-sederhana-gus-dur-saat-menjabat-presiden-ri-kembali-terungkap-dalam-webinarRizal Akbar, Ketua Yayasan Tafaqquh Fiddin Dumai waktu menyampaikan materi pembahasan.

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Pekanbaru mengadakan webinar dalam memperingati hari wafatnya atau Haul ke-11 Gus Dur dan menyambut hari lahir ke-95 organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU).

Acara yang digelar di Posko Gusdurian Riau ini mengusung tema ”Gus Dur, Pergerakan Mahasiswa dan Keberpihakan terhadap Kaum Mustadh’afin”.

Webinar menghadirkan narasumber Dr Sastro Al-Ngatawi MSi (Asisten Pribadi KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mantan Ketua PP Lesbumi PBNU 2004 – 2009), Dr HM Rizal Akbar  SSi, MPhil (Ketua Yayasan Tafaqquh Fiddin Dumai), dan tokoh/perwakilan jaringan Gusdurian Riau-Kepri, Gus Benny.

Ketua PC PMII Pekanbaru, Ali Jung Daulay dalam sambutannya mengingatkan kader PMII di daerah ini agar selalu konsisten memperjuangkan kaum-kaum mustadh’afin atau kaum-kaum yang termarjinalkan dalam konsep pemikirannya Kiai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Dasar pemikiran kegiatan ini untuk menunjukkan konsistensi kita sebagai kader PMII untuk terus memperjuangkan hak-hak kaum proletariat dalam gugus konsep pemikiran Gus Dur,” kata Ali Jung Daulay kepada potretnews.com, Senin (25/1/2020) malam, di Posko Gusdurian Riau-Kepri Jalan Eka Tunggal, Panam, Kota Pekanbaru.

Sementara itu, Rizal Akbar mengungkapkan, Gus Dur adalah sosok yang sangat paham tentang sejarah. ”Gus Dur pernah bercerita soal Islam dan kekuasaan. Yang pertama itu mengikuti bentuknya Islam Pasai. Kedua Islamnya Padri di Sumatra Barat. Ketiga Islamnya Sulawesi di Bone, dan keempat Islamnya di Pulau Jawa. Jadi Islamnya di Pulau Jawa ini dipersonifikasi oleh Kerajaan Demak. Begitu kata Gus Dur,” ungkapnya.

Menurut dia, kekuasaan Gus Dur pada saat menjadi Presiden RI hampir sama dengan kondisi kekuasaan Kerajaan Demak waktu itu, yakni Kerajaan Demak berkuasa hanya dua tahun. ”Begitulah cerita Gus Dur, bahwa sejarah itu akan berulang. Makanya saya sarankan kepada sahabat-sahabat untuk memahami sejarah,” sebutnya.

Sedangkan tokoh atau perwakilan dari jaringan Gusdurian Riau-Kepri, Gus Benny menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PMII Pekanbaru yang mau memperingati Haul ke-11 Gus Dur.

“Saya mewakili komunitas Gusdurian Riau-Kepri merasa tersangjung karena sahabat-sahabat PMII menyelenggarakan hari wafatnya Gus Dur ini. Kalau bicara belajar dari Gus Dur ada sembilan tata nilai seperti ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, kesatriaan, dan kearifan tradisi,” ujarnya.

Gus Benny menambahkan, kalau mau belajar tentang Gus Dur, dalam wasiatnya Gus Dur menuliskan di batu nisan dengan kalimat ”Di sini terbaring pejuang kemanusiaan”. Dia mendefenisikan Gus Dur sebagai makhluk yang sederhana dan setia pada nilai-nilai luhur.

”Mengapa saya katakan Gus Dur sebagai orang yang sederhana? Karena walaupun berada di tengah kekuasaan beliau tetap menjadi santri dan orang Indonesia yang sederhana. Saya cuma ingin menambahkan apa yang sudah disampaikan oleh pemateri sebelumnya. Jadi ketika Gus Dur menjabat sebagai presiden dan akan diturunkan, ribuan orang rela mati untuk mempertahankan beliau tetap jadi presiden. Namun Gus Dur tidak mau itu terjadi, sebab akan terjadi pertumpahan darah sesama anak bangsa,” imbuhnya. ***

Kategori : Pekanbaru, Umum
wwwwww