Jenazah Pasien Corona Tertukar, Keluarga Kaget Jasad di Dalam Peti bukan Ibu Mereka tapi Seorang Pria

Jenazah Pasien Corona Tertukar, Keluarga Kaget Jasad di Dalam Peti bukan Ibu Mereka tapi Seorang Pria

Ilustrasi/INTERNET

Senin, 04 Januari 2021 08:40 WIB

BOGOR, POTRETNEWS.com— Kejadian ini perlu menjadi pelajaran bagi rumah sakit d Indonesia. Insiden jenazah tertukar terjadi di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat. Salah satu keluarga pasien asal Leuwiliang, Kabupaten Bogor mengalami hal tersebut. 

Hal ini diakui oleh DF, anak dari almarhum WT yang meninggal setelah menjalani perawatan setelah terpapar Covid-19. "Betul, kejadiannya masih di area RSUD Kota Bogor," kata DF, Ahad (3/1/2021).

Dia menceritakan ibundanya wafat pada Rabu (30/12/2020) pada pukul 00.30 WIB. Namun pihak ruangan isolasi baru mengabari pihak forensik sekitar pukul 06.00 WIB pagi dan mengabari keluarga untuk mengambil jenazah pada pukul 07.30 WIB.

DF menyayangkan bahwa jenazah almarhum menurutnya malah terkesan dibiarkan sekitar 6 jam. Meski begitu, pihak keluarga tetap menunggu dan pada pukul 09.00 WIB jenazah akhirnya dibawa ke ruang forensik kemudian diserahkan dengan peti jenazah khusus Covid-19.

"Jenazah kan katanya gak boleh dilihat, gak boleh, gini-gini. Kita gak mau, kita saklek sekeluarga mau lihat," katanya, melansir TribunnewsBogor.com.

Di sana lah ketika peti jenazah dibuka, DF terkejut karena peti jenazah itu malah berisi jenazah lain yang bukan ibundanya. "Pas dibuka, ternyata jenazah cowok dan itu bukan keluarga dari kita, itu bukan mama saya," kata DF.

Sontak, keluarga DF pun protes kepada pihak rumah sakit terkait hal itu sampai akhirnya jenazah WT bisa diambil keluarga untuk dimakamkan.

Klarifikasi RSUD Kota Bogor

Humas RSUD Kota Bogor Taufik Rahmat menjelaskan bahwa jenazah tidak langsung dipulangkan pasca meninggal karena kendala pemakaman pada waktu dini hari.

"Karena kalau tengah malam tidak ada petugas pemakaman. Kedua, kalau dari warga Kabupaten Bogor seperti kasus ini dari Leuwiliang, petugas pemakaman yang piket saat itu memang satu orang untuk malam. Untuk pemakaman ke lokasi minimal dua orang," terang Taufik Rahmat.

Terkait jenazah yang dinilai tertukar ini, kata dia, disebabkan adanya kelalaian komunikasi petugas jenazah dalam memberikan laporan. Awalnya dilaporkan bahwa ada satu pasien yang meninggal, namun ternyata lebih dari satu orang.

Dia juga menyayangkan sejumlah petugas tidak mengecek ulang jenazah yang hendak diserahkan kepada keluarganya. "Sebenarnya bukan tertukar, tetapi pada hari itu ternyata lebih dari satu orang yang meninggal. Akhirnya kita coba perbaiki, kita ikuti tuntutan pihak keluarga," ungkapnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa
wwwwww