Buaya Sepanjang 2,5 Meter Menarik Kakinya saat Berenang bersama Teman-teman, Bocah 12 Tahun Nekat Bertarung Lawan Hewan Buas

Buaya Sepanjang 2,5 Meter Menarik Kakinya saat Berenang bersama Teman-teman, Bocah 12 Tahun Nekat Bertarung Lawan Hewan Buas

Bocah mendapat perawatan setelah duel sengit dengan seekor buaya/TRIBUNNEWS.com

Sabtu, 02 Januari 2021 19:22 WIB

KALIMANTAN TIMUR, POTRETNEWS.com — Peristiwa ini benar-benar jarang terjadi. Pertarungan bocah 12 tahun dengan buaya terjadi di Laut Selambai, Bontang Utara, Kalimantan Timur.

Bagaimana tidak, si bocah berduel dengan buaya untuk menyelamatkan hidupnya dari gigitan sang predator. Sang bocah ternyata sempat tengah asyik berenang bersama 15 temannya, Rabu (30/12/2020).

Bocah inisial AA ini diserang pukul 17.00 WITA atau kira-kira pukul 16.00 WIB. Dari cerita kronologinya, AA dan temannya yang lain lagi asik berenang lalu merasa ada yang menarik kakinya.

"Pas ditarik kakinya, bocah ini langsung menoleh. Ternyata yang dilihat buaya," ucap Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Lok Tuan, Ahmad Bajuri, saat dikonfirmasi melalu telepon seluler, Rabu (30/12/2020).

Bocah 12 tahun tersebut sontak melakukan perlawanan. Sempat terlepas dari terkaman sang predator, namun buaya itu kembali menerkam bagian paha kanannya. "Sudah sempat lepas kaki kirinya dari gigitan buaya. Tapi diterkam lagi paha kananya," tutur Bajuri.

Beruntung, saat terus melakukan perlawanan, AA (12) berhasil melepaskan diri. AA langsung dilarikan ke rumah sakit PKT Bontang, dengan luka bagian kaki kiri dan paha kanan bekas gigitan buaya.

Bajuri membeberkan, saat kejadian ke 15 teman AA (12) langsung menepi ke darat lantaran ketakutan. "Dia lawan sendirian, pas sudah lepas langsung dilarikan ke rumah sakit," ungkap Bajuri. Kini AA (12) tengah menjalani perawatan di RS PKT.

Kondisinya pun masih terbaring lemas. "Iya sudah ditangani. Kondisi masih lemas dalam ruangan," kata Bajuri. Ditambahkan Bajuri, kejadian serupa telah sering terjadi. Setidaknya sudah ada 6 kasus orang diterkam buaya di Loktuan. "Semuanya di Loktuan, cuman lokasinya berbeda-beda," ucapnya.

Kronologi Duel Bocah 12 Tahun dengan Buaya

Buaya berukuran 2,5 meter menyerang Andi Amin (12), bocah asal Kampung Selambai, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur saat tengah asik berenang pada Rabu (30/12/2020) sekira pukul 17.00 Wita kemarin.

Beruntung, Andi Amin (12), berhasil menyelamatkan diri setalah mendapat terkaman predator buas tersebut. Kini kondisi Andi Amin (12), terbaring lemas di rumah sakit PKT, usai mendapat bekas gigitan buaya di bagian kaki kiri.

Dari penuturan paman korban yang berada di lokasi kejadian, saat Andi Amin (12) diserang buaya, posisinya berada di dekat tangga jembatan. Saat kaki kiri korban digigit dan coba ditarik ke dasar laut. Andi langsung memegang erat tiang tangga, lalu sontak kepala buaya pun ditendang oleh Andi Amin (12).

Setelah gigitannya lepas, predator buas itu kembali menyerang paha kanan korban. Beruntung, Andi Amin (12) sempat menghindar dari terkaman kedua. Sehingga paha kananya hanya luka seperti bekas cakaran.

"Kalau Andi itu enggak pegang tiang tangga, kemungkinan tidak bisa selamat. Karena pas ditarik kedasar, pasti tidak bisa melawan," terang paman korban, Bachtiar (46) yang berada di lokasi kejadian kepada TribunKaltim.co pada Kamis (31/12/2020).

Sebenarnya, ada banyak orang yang berenang. Termasuk ada teman korban. Namun semuanya tak mengetahui jika Andi Amin (12) diserang buaya. Bahkan tidak ada satupun yang liat buaya menyerangnya.

Teman korban baru tau saat melihat Andi Amin (12) kondisi kakinya penuh darah. Awalnya banyak yang mengira jika korban hanya tergores Tiram laut yang melekat di tiang jembatan. Pengakuan korban pun sempat tak dipercaya. Lantara banyak warga dan teman Andi Amin (12) di lokasi tidak melihat ada buaya yang menyerangnya.

"Ya kami kaget, banyak yang enggak percaya kalo Andi Amin (12) di terkam buaya," tuturnya. Namun, 15 menit setelah buaya menyerang Andi Amin (12). Predator buas itu kembali menampakan dirinya didekat lokasi kejadian. "Kami baru percaya, pas buaya itu muncul setelah menyerang Andi," sebutnya.

Bachtiar mengungkapkan, jika predator buas itu sering lalu lalang saat air pasang. Biasanya lewat dekat pemukiman warga kalau mau pohon bakau.

"Buaya ini hampir tiap hari lewat sini. Biasa pagi, siang, dan sore. Tempatnya dia di bakau. Cuman kalau keluar cari makan lewat sini,"

Sebenarnya memang sudah ada imbauan untuk tidak berenang. Tapi itu tidak mungkin diindahkan. Laut disini memang tempat anak-anak bermain.

Sudah lama banyak buaya sering kesini karena habitatnya dirusak. Kalau tidak salah, semenjak ada akfifitas penimbunan di pubrik Kaltim Lima. Sehingga, predator buas itu pun pindah yang dekat dengan pemukiman warga.

Sudah sering dilaporkan ke Pemerintah Kota Bontang. Tapi hingga saat ini belum ada respons. "Kalau pun ada buaya, tapi enggak mungkin kita enggak boleh berenang. Kita ini masyarakat kampung diatas laut. Hidup dari laut. Jadi kalau kondisinya begini. Mau enggak mau hidup berdampingan buaya. Walaupun itu beresiko," pungkasnya.

Kejadian Buaya di Bontang Kembali Terkam Warga

Buaya kembali terkam warga di Bontang, masyarakat sekitar akui trauma berenang. Peristiwa bocah yang diterkam buaya, pada Rabu (30/12/2020) pukul 17.00 wita sore, membuat sejumlah warga trauma untuk kembali berenang.

Padahal, aktivitas berenang di saat air pasang, telah menjadi hiburan bagi para warga Kampung di atas laut Selambai Loktuan, Bontang Utara.

"Hari itu juga kami berenang dengan anak-anak disini. Cuman kami disebelah. Kita disini memang sering berenang tiap air laut pasang," kata Bachtiar (46) saat disambangi dilokasi kejadian, Selambai Ujung, Rt 01, Loktuan Bontang Utara, Kamis (31/12/2020), melansir Tribunnews.com.

"Kerena kejadian kemarin kita kapok dulu berenang, minimal satu bulan stop dulu." Bachtiar diketahui merupakan paman Andi Amin, korban terkaman predator buas tersebut. Ia pun juga sempat berada dilokasi, saat korban mendapatkan serangan dari buaya itu.

Bachtiar mengatakan, sebenarnya disini ada papan pemberitahuan larangan untuk tidak berenang. Numan, hal itu sulit untuk diindahkan. Pasalnya, anak-anak di Selambai telah terbiasa setiap sore berenang rame-rame jika air laut pasang.

"Ini tempat bermain mereka, banyak disini nelayan. Masak anaknya enggak dibolehin berenang disini. Kan enggak mungkin," katanya. Sebenarnya, papan pemberitahuan itu dinilai tidak efektif.

Pemerintah pun harus mengambil tindakan agar tidak ada lagi korban. Minimal buaya-buaya ditangkap dan dipindahkan. Mengingat sepanjang beberapa tahun terakhir sudah ada tiga orang yang jadi korban di Selambai, meski khusus di lokasi ini baru satu orang.

"Iya harusnya ditangkapin. Kembalikan ke habitatnya, kasian buayanya. Tinggal ditempat yang bukan di habitatnya," pungkasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Lurah Loktuan Muhammad Takwin mengatakan, untuk saat ini hanya imbauan yang bisa dilakukan. Pihaknya pun telah berkoordinasi kepada setiap RT untuk menjaga warganya untuk tidak berenang.

Bahkan kadang dirinya turun langsung memberitahukan warga di Selambai. Ke depan ia pun akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membahas persoalan ini. "Entah nanti eksekusinya bagaimana, tapi untuk sementara kami harap masyarakat dapat mematuhi himbauan yang ada," tandasnya. ***

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa
wwwwww