*Ini Cerita Musyawarah Seniman Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2020

Musenda Sepakati SPN Musrial Mustafa Menerajui Ketua DKKB

Musenda Sepakati SPN Musrial Mustafa Menerajui Ketua DKKB

Ketua DKR, Taufik Hidayat dan Ketua DKKB SPN Musrial Mustafa foto bersama sebagian pengurus DKKB, Selasa (15/12/2020).

Kamis, 17 Desember 2020 09:23 WIB
Junaidi

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Sidang Pleno Komisi A memutuskan Musrial Mustafa dipercaya sebagai Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bengkalis (DKKB) lewat Musyawarah Seniman Daerah (Musenda) Kabupaten Bengkalis tahun 2020 yang digelar Selasa (15/12/2020).

Musyawarah yang dihadiri para sastrawan, seniman dan budayawan Kabupaten utusan kecamatan dari bidang tari, musik, teater, sastra, seni rupa dan film ini mencapai kata sepakat untuk jabatan ketua diberikan kepada penulis lagu "Negeri Junjungan" yang dipopulerkan oleh Usman ini.

Sebelumnya, Penjabat Bupati Bengkalis yang diwakili Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Kadis Parbudpora) Kabupaten Bengkalis, Anharizal dalam sambutannya diawali dengan 3 buah pantun. "Air tergenang membasahi laman, Tadi siang hujannya turun, Kalaulah duduk dengan seniman, Malu rasanya jika tak berpantun."

"Momentum ini hendaknya dapat menjadi spirit baru bagi para seniman yang ada di Kabupaten Bengkalis dalam menyatukan langkah dan persepsi sebagai landasan yang kuat guna memantapkan program kerja dewan kesenian ke arah kemajuan yang lebih baik. Sekaligus dapat bersinergi guna menyelaraskan program dan kegiatan seni budaya dalam mendukung tercapainya visi dan misi Kabupaten Bengkalis ke depannya," kata Anharizal.

Pemkab Bengkalis, sambung Anharizal tentunya sangat mendukung Musenda tersebut untuk menjalin kebersamaan dan evaluasi program kerja, anggaran serta belanja organisasi sehingga diharapkan dapat memperkaya dan menyempurnakan rencana kerja sesuai prioritas dan sasaran yang telah ditentukan.

Rancangan rencana kerja organisasi sangat penting karena merupakan salah satu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan kegiatan dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada serta dukungan penuh dari anggota organisasi yakni para seniman.

"Kita semua tentunya berharap agar pengurus yang akan datang mampu berbuat lebih maksimal dalam mengembangkan serta mempertahankan seni budaya yang ada di daerah ini serta dapat menjalankan rekomendasi dari rumusan Musenda ini sehingga berdampak positif tidak hanya bagi sesama seniman tetapi juga kepada pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. Kami yakin, melalui organisasi dewan kesenian yang merupakan wadah bagi para pelaku seni di Kabupaten Bengkalis ke depannya akan mampu memaksimalkan peran dan kiprahnya turut mengambil bagian dalam pembangunan seni ini dan kearifan budaya lokal khususnya peningkatan derajat kesenian Kabupaten Bengkalis. Namun hal tersebut perlu mendapat perhatian dari seluruh elemen masyarakat termasuk dari keluarga besar seniman itu sendiri," pungkas Anharizal.

Kepada seluruh seniman Anharizal mengajak untuk bersama-sama menumbuhkembangkan rasa kecintaan masyarakat terhadap nilai-nilai budaya dan kesenian yang merupakan warisan leluhur disamping kesenian yang bersifat kontemporer karena tidak menutup kemungkinan kalau tidak ada upaya pelestarian seni dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Melayu Kabupaten Bengkalis tentu akan punah.

"Masa boleh berlalu era boleh berganti namun eksistensi dan keberagaman seni budaya yang kita miliki sampai kapanpun, karena apapun dan oleh siapapun harus tetap terbingkai dan membingkai seindah pelangi kebersamaan yang telah terwujud dengan baik selama ini. Keberagaman seni budaya yang kita miliki harus tetap menjadi daya dorong yang utama dalam meningkatkan semangat dan cinta kepada negeri ini serta harus menjadi penangkis terhadap berbagai dampak negatif dari globalisasi yang senantiasa dapat meng-erosi akar budaya kita sebagai jati diri masyarakat Melayu. Mendongkrak kemajuan peradaban serta penguatan seni budaya lokal di tengah arus globalisasi saat ini harus terus kita lakukan dan kita lestarikan karena pengaruh globalisasi sangat memungkinkan seni budaya asing masuk di Kabupaten Bengkalis jika tidak kita tapis secara arif dan bijak lambat laun seni budaya Melayu sebagai seni budaya lokal akan tergerus di negeri junjungan yang sama-sama kita cintai," ungkapnya panjang lebar.

Sebagai wujud dan langkah antisipasi dari hal-hal yang disebutkan di atas Anharizal menyebutkan perlu dilaksanakan musyawarah seniman daerah ini guna mempersatukan fikiran-fikiran yang mungkin dapat menciptakan sebuah konsep lebih fokus guna membangun seni budaya yang ada dan melestarikan kebudayaan Melayu sebagai budaya lokal yang ada di Kabupaten Bengkalis.

"Kami berharap dengan diadakan musyawarah dewan kesenian Kabupaten Bengkalis tahun 2020 ini dapat melahirkan pemikiran-pemikiran baru tentang pelestarian, penguatan dan penterjemahan serta pengembangan nilai-nilai yang adat dan budaya lokal agar budaya dan adat Melayu tidak luntur pada generasi muda yang akan datang. Siapa pun yang akan memegang kursi Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bengkalis nantinya semoga bisa membawa dunia seni budaya lokal Kabupaten Bengkalis lebih baik lagi karena dibutuhkan kerjasama untuk meningkatkan budaya Melayu Riau terkait cagar budaya, warisan budaya dan pementasan kesenian budaya," pesan Anharizal pula.

Anharizal berkeinginan Kabupaten Bengkalis wujud sebagai negeri yang ideal yaitu negeri yang kuat dari sisi sistem dan kesejahteraan serta kuat pula dari sisi kesantunan, akhlak dan martabat negerinya serta adat dan budaya Melayu-nya.

Lewat tema "Merajut Seni Membangun Negeri" diungkapkan Ketua Panitia, Iskandar Zulkarnain sengaja dipilih untuk mengutip barangkali ada yang terserak agar dihimpun dan menyatukan visi.

Selanjutnya, Iskandar Zulkarnain pemeran Anwar dalam film "Ke Langit" diangkat dari novel Edi Ruslan Pe Amanriza, skenario SPN Sudarno Mahyudin sebagai adik Awang yang diperankan Hendri Hendarto aktor Jakarta, produksi Pemkab Rokan Hilir tahun 2004 dan turut dibintangi Olga Lidya dan Marina Yusuf aktris Singapura ini tak lupa menyampaikan ucapan terima kepada Pemkab Bengkalis yang telah memberikan dukungan moril juga kepada utusan kecamatan dan undangan lainnya.

"Seorang seniman itu diukur dari karyanya. Nah, untuk itu kami mengajak kita semua mulai hari ini, mulai detik ini mari kita kembalikankan, kita kembangkan dan majukan negeri yang kita cinta ini dalam rangka sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tentu saja seorang seniman dan seniwati berkarya sesuai dengan apa yang kita harapkan untuk pengembangan negeri kita di masa yang akan datang. Mudah-mudahan Bengkalis adalah negeri yang Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," kata Iskandar Zulkarnain.

Sementara itu, Riza Pahlepi dalam kesempatan gerimis malam itu mengatakan, dirinya selaku pemegang mandat bersama Musrial Mustafa dan Syaukani Al Karim untuk melaksanakan Musyawarah Seniman Daerah yang julung-julung kali. Sebelumnya pernah ada dewan kesenian yang dipilih berdasarkan rembuk-rembuk dan patut kita ketahui bersama bahwa dewan kesenian kita telah lama vakum sejak hampir sepuluh sampai sebelas tahun.

”Berangkat dari keprihatinan ini beberapa bulan yang lalu kami kontak dengan Ketua Umum Dewan Kesenian Riau bagaimana Dewan Kesenian Bengkalis. Alhamdulillah, direspons dan ucapan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sehingga diberikan mandat untuk pertama membentuk panitia pelaksana Musyawarah Seniman Daerah Kabupaten Bengkalis dan yang kedua melaksanakannya," beber pemegan mandat, Riza Pahlepi dalam sambutannya.

Riza berharap, pada malam hari ini kita akan rembuk bersama siapa yang akan menjadi nahkoda, siapa yang akan menerajui organisasi ini 5 tahun ke depannya dengan tugas-tugasnya. banyak yang mesti kita lakukan dan kita perbuat dan kita pungut kembali.

”Kita berharap bahwa apa yang kita lakukan pada malam hari ini seperti mengangkat batang terendam. Sudah banyak kita perbuat namun mungkin agak terhenti akan dapat kita kembangkan kembali. Besar harapan kepada Pemkab Bengkalis dapat memperhatikan dewan kesenian Kabupaten Bengkalis kedepan diberikan pembinaan. Dan juga tentunya kepada orang tua kami dari LAMR Kabupaten Bengkalis, tunjuk ajar sangat diperlukan. Bimbingan organisasi tentu dari Dewan Kesenian Provinsi Riau. Semuanya akan dapat terlaksana, tercapai tujuan, keinginan apabila kita melakukannya secara bersama rempak, serempak dan kompak," cakap Riza Pahlepi.

Hujan makin deras, Ketua DKR Taufik "Atan Lasak" Hidayat dalam sambutannya pula menyebutkan bahwa DKR dibentuk oleh Gubernur Riau masa Soeripto bersama seniman/seniwati Riau. "Sehingga pada 19 Januari 1993 keluar SK Gubernur Riau sehingga tanggal 19 Januari 1993 itu dijadikan hari lahirnya Dewan Kesenian Riau. Anak muda sekarang ini minat bacanya tinggi tetapi daya tahan bacanya yang kurang ini akibat digital makanye kite harus melakukan ekspansi. Ekspansi inilah yang menjadi visi dan misi Dewan Kesenian Riau saat ini yaitu expansi seni budaya berbasis ekonomi kreatif," kata Ketua DKR Taufik Hidayat seraya mengenangkan masa kecilnya menjual mi sagu buatan emaknya.

"Saye mintak istri saye buat mi sagu dan saye kasih makan anak saye tapi cume dimakan due sendoknye. Tapi seminggu setelah itu buat lagi mi sagu tapi dikasih nuget, kasih keju habis satu pighing dilanyaknye (anaknya, red). Ha, itu yang dimaksud ekspansi itu. Baru-baru ini kami ade workshop tari. Eko Supriyanto (koreografer tari selaku narasumber) memberikan spirit dan semangat ekspansi tadi, Randai ade Kuansing ade di Sumbar, bentuknye agak bebeda sikit. Ternyate ade sosok dalam Randai ini yaitu bujang gadih. Nah, bujang gadih ini yang diangkat secara global sehingga baik secara nasional maupun internasional tau Randai tapi geraknye adalah gerak Randai. Begitu juge di Bengkalis ini sudah melakukan itu. Zapin, jadi hip hop, patam-patam. Lagu Langgam bisa jadi slow rock tapi kite mengangkat spiritnye itu dan tidak meninggalkan tradisional. Kenape spirit ini yang kite angkat karena inilah care kite merawat seni budaya itu sendiri. Sudah saatnya tidak ade istilah idong tak mancong pipi tesoghong soghong. Spirit ini yang kite ambik, idong aku mancung pipik ku soghong, ini yang dilakukan Dewan Kesenian Riau saat ini. Makenye, Alhamdulillah untuk bilik seni seni anggarannya tige miliar," ungkapnya.

Taufik "Atan Lasak" Hidayat mengungkapkan, dirinya mewacanakan ke depannya Gubernur Riau mengeluarkan Pergub tentang Dewan Kesenian Riau.

"Kite berharap, adenye peraturan bupati karene lucu dewan kesenian punye akte notaris same dengan sanggar. Lucu jadinye kan. Saye sudah berbicara dengan Pak Gubernur (Syamsuar) tentang pergub ini, kekuatannye seperti ape," beber Atan Lasak putra Belitung Kabupaten Kepulauan Meranti ini.

Begitu pentingnya keberadaan dewan kesenian di bumi Melayu membuat Pinggir, Bathin Solapan dan Tualang Mandau harus sabar dan ikhlas yang dalam perjalanan mengalami ban bocor dan pecah sebanyak dua kali untuk hadir di acara Musenda tadi.

Sementara, utusan Rupat dan dan Rupat Utara harus sabar dan ikhlas pula tidak bisa hadir dikarenakan hujan yang berlangsung sejak pagi hingga malam. Hadir Ketua DPH LAMR Kabupaten Bengkalis, Datok Seri H Sofyan Said serta undangan yang menjadi pengurus DKKB masa bakti 2020-2025. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww