Bayi Berusia 1 Tahun Diterbangkan Angin Puting Beliung saat Tidur Malam di Ayunan, sang Ibu Hanya Bisa Melihat

Bayi Berusia 1 Tahun Diterbangkan Angin Puting Beliung saat Tidur Malam di Ayunan, sang Ibu Hanya Bisa Melihat

Gambar hanya ilustrasi/INTERNET

Sabtu, 28 November 2020 16:43 WIB

BANGKA BELITUNG, POTRETNEWS.com — Seorang bayi berusia satu tahun terbang terbawa angin puting beliung di Keluruhan Tanjung, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung, Kamis (26/11/2020).

Kejadian tak terduga itu berlangsung cepat tanpa bisa dihindari Yeni, ibu si bayi. Dia hanya bisa melihat atap rumahnya yang diterbangkan angin.

Bayinya yang berusia satu tahun juga ikut diterbangkan angin. Saat itu bayi Yeni berada di dalam ayunan. Peristiwa itu membuat syok yeni, meskipun ia kemudian mendapatkan bayinya itu dalam kondisi selamat.

Sontak kejadian tersebut membuat panik sang ibu, Yeni (22) warga Kampung Tanjung RT 02. Ibu muda ini mendapati bayinya terbang terbawa angin puting beliung ketika sedang tidur malam di ayunan gantung.

Ajaib, setelah dicari-cari di tengah kegelapan malam, bayi bernama Mahendra itu kemudian ditemukan penuh luka tersangkut di atap rumah warga dalam kondisi selamat. Kejadian itu bermula Kamis (26/11/2020) malam. Yeni sedang menidurkan bayinya yang baru berusia 1 tahun. Mereka berdua di rumah karena sang suami yang seorang nelayan sedang mencari ikan di laut.

Bayi Yeni, Mahendra tidur lelap di ayunan yang dikaitkan pada kayu atap rumah di dalam kamar. Tak lama kemudian hujan lebat turun diiringi angin kencang turun di Kampung Tanjung RT 02 Keluruhan Tanjung, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat.

Cuaca buruk itu memantik kegelisahan Yeni. Ia pun beranjak mematikan televisi di rumahnya yang sedang menyala. Saat itu, dia merasa gelagat hembusan angin dan hujan semakin menjadi-jadi.

Selang hitungan detik, tiba-tiba pusaran ngin puting beliung menerbangkan atap rumah Yeni. Mahendra yang sedang tertidur pulas di ayunan pun turut terbang terbawa angin puting beliung lalu terlempar hingga tersangkut di atap rumah tetangga mereka yang bernama Kartini.

Yeni pun panik. Malam itu rasa kalut dan cemas menghantui perasaannya. Terlebih, sang suami sedang pergi melaut. Yeni pun mencari keberadaan sang buah hati. Ia kemudian berlari menuju DAM sekitar rumah.

Namun tak nampak jejak ayunan yang menjadi tempat tidur sang bocah. Belasan menit kemudian, di tengah suara gemuruh angin dan hujan disertai petir, Yeni mendengar suara tangisan Mahendra, sambil memanggil-manggil nama dirinya.

Ia pun berusaha mencari asal suara bayinya itu. Ternyata buah hatinya tersangkut di atap rumah tetangganya Kartini. "Tidak tahu angin itu datang ngejut, tanya lah anak tetangga ini, waktu itu aku matiin tv kan. Anak saya sudah terbang dengan ayunan dia. Waktu itu aku nyari di DAM rupanya anak aku nyangkut disitu (atap tetangga-red) manggil aku," ujar Yeni ditemui di kediamannya, Jumat (27/11/2020).

Kena Setrum
Kecemasaan Yeni belum berakhir sampai di situ. Pasalnya, sang buah hati bersama ayunannya masih tersangkut di atas atap rumah tetangga. Apalagi saat musibah terjadi, aliran dan jaringan listrik masih menyala.

"Ada luka luka bagian punggung belakang, kepalanya memar. Malam itu ada tetangga yang bantu menolong menurunkan anak saya, mereka sampai sempat kena setrum waktu itu listrik belum padam," katanya.

Sementara, Yeni dan keluarga mengungsi ke kediaman adiknya di kawasan Kampung Sawah Muntok. Selain rumah Yeni, angin kencang juga merusak atap teras rumah Kartini dan dua Warga di RT 03 dan RW 14.

"Untuk sementara kami ngungsi ke rumah adik, di Sawah. Nanti kalau sudah normal baru pulang lagi ke rumah," kata Yeni.

Ketua RT 02 RW 14 Kampung Tanjung, Pia berharap adanya bantuan terhadap warganya yang terkena musibah tadi malam, baik berupa sembako dan lain sebagainya.

Terlebih kata Pia, rata-rata warganya berprofesi sebagai nelayan.

"Saya harap mereka cepat mendapat bantuan, makanan, sembako juga mereka butuh karena suaminya sedang melaut. Kasihan mereka, semoga bantuan cepat datang, itu harapan saya," harap Pia.

Sementara Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB Kabupaten Bangka Barat dikabarkan telah mengevakuasi potongan pohon yang menimpa sejumlah rumah warga di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kamis (26/11/2020) malam.

Kepala Sat Pol PP, Linmas, Penaggulangan Bencana dan Damkar Kabupaten Bangka Barat, Sidarta Gautama mengatakan evakuasi dimulai, Jumat (27/11) pagi sejak pukul 08.00 WIB pagi.

Ada empat kelurahan di Kecamatan Muntok, yang terkena dampak musibah angin kencang tersebut. Mulai dari dari Kelurahan Tanjung, Sungai Baru, Menjelang dan Kelurahan Keranggan Atas.

"Mulai jam delapan pagi tadi sampai saat ini Anggota TRC dipimpin Kabid PB dengan Kasi PK, Kasi KL Satpol PP dan PB Babar masih di lapangan melakukan evakuasi membantu rumah warga yang di timpa pohon serta pendataan yang terdampak akibat hujan lebat dan angin kencang tadi malam," ujar Sidarta.

Menurut Sidarta, tak ada korban jiwa dalam musibah tadi malam. Namun kerugian materil diprediksi mencapai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

"Untuk korban jiwa nihil. Ada juga korban bayi, tapi Alhamdulillah dalam keadaan selamat dan sehat. Untuk data kerusakan masih dalam pendataan kami," pungkasnya. ***/Riau

Editor:
Akham Sophian

Kategori : Peristiwa
wwwwww