Home > Berita > Umum

Ada Sentuhan Tangan Dingin Teguh di Balik Prestasi-Prestasi yang Diraih Siswa SLB Pelita Hati Pekanbaru

Ada Sentuhan Tangan Dingin Teguh di Balik Prestasi-Prestasi yang Diraih Siswa SLB Pelita Hati Pekanbaru

Teguh tengah membimbing seorang siswa melukis/ISTIMEWA

Sabtu, 31 Oktober 2020 11:20 WIB
Anggi Dwi Safitri

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Ternyata ada sosok guru bertangan dingin di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pelita Hati Pekanbaru, di Jl Merpati Sakti Nomor 03 Simpangbaru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau.

Pria bernama Teguh ini sangat tekun dan sabar mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Tidak sekadar itu, sang guru termasuk figur berpengaruh dalam mengarahkan siswa pada suatu keahlian tertentu, hingga mampu menjadi juara di kancah nasional.

Guru dikenal guru senior di sana. Dia guru pertama yang mengajar di sekolah tersebut. Kendati wajahnya sudah tak lagi muda, namun masih terpancar dengan jelas semangatnya untuk mengajar anak-anak disabilitas. Tutur kata yang lembut, serta sabar yang sangat luar biasa seolah tertanam dalam dirinya.

Teguh satu-satunya guru renang di SLB Pelita Hati Pekanbaru itu. Anak didiknya banyak yang telah mengikuti kejuaraan nasional. Tidak sedikit prestasi yang mampu diraih oleh siswa disabilitas di sekolah ini.

”Kalau bicara target mengajar, tentu saja kami sama seperti para pendidik lain di sekolah reguler. Meskipun standarnya berbeda, dan sangat sering kita meleset dari target dan rencana belajar. Misalnya kita ingin mengenalkan bola dan bentuk lingkaran. Tapi karena mereka ada yang faham (bola bisa buat main, ya akhirnya malah dibuat main. Mau tidak mau kita harus mengikuti mereka dulu,” tutur Teguh kepada potretnews.com, baru-baru ini.

Teguh menuturkan, suka duka yang dialaminya sangat banyak. Mulai dari kepribadian bawaan masing-masing siswanya, kecepatan dalam menerima materi yang disampaikan, kesulitan dalam mengarahkan, serta cara berkomunikasi dari setiap siswa yang berbeda-beda. Namun hal itu tidak membuat Teguh merasa terbebani. Sebab menurutnya ikhlas adalah cara sederhana untuk memperoleh pahala.

”Saya upayakan untuk bisa menyesuaikan dengan cara berkomunikasi agar dapat dimengerti oleh siswa di sini, baik itu menggunakan gertakan, bujuk rayu, sampai isyarat pun saya lakukan, dan saya mencoba ikhlas dalam menjalaninya,” ujarnya.

Aktivitas ini dilakoni Teguh setiap hari. Bahkan dia dengan sabar menggandeng siswanya untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran. Ada juga siswa yang harus digendong masuk dalam kelas karena sedang asyik bermain.

Tak berhenti di situ, kesabaran dan ketelatenan kembali harus dipraktik kan di dalam kelas. Suasana kelas dengan siswa kurang dari 10 orang anak ini tak cukup membuat kelas tenang. Ada siswa yang mondar-mandir, dan berlarian ke sana-kemari, bercerita dengan sesama mereka, namun juga ada yang memperhatikan pelajaran meskipun tak terlalu lama.

”Kalau di SLB ini kita kelasnya memang ada pengelompokan. Meskipun sama-sama kelas satu dan memiliki keterbatasan yang sama, mereka membawa karakter dan pribadi sendiri-sendiri. Kami harus melakukan pendekatan secara individual untuk mendapatkan perkembangan sesuai kemampuan yang mereka miliki,” ujar Teguh. *1

Kategori : Umum
wwwwww