Home > Berita > Riau

Cerita Kabag Protokol Setdaprov Riau Sembuh dari Virus Corona

Cerita Kabag Protokol Setdaprov Riau Sembuh dari Virus Corona

Ilustrasi/KUMPARAN.com

Selasa, 27 Oktober 2020 12:41 WIB
Rachdinal

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat banyak ahli atau peneliti berupaya mengembangkan vaksin anti-Covid-19. Vaksin dan obat corona memang menjadi salah satu harapan keluar dari pandemi.

Bicara soal pasien corona yang sembuh, di Riau tak banyak orang yang mau berbagi kisah soal perjuaangan mereka melawan ganasnya corona. Salah satu yang bersedia bercerita adalah Kabag Protokol Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau Slamet Riyadi.

Oleh pihak rumah sakit, dia sudah telah dinyatakan sembuh dan susah kembali beraktivitas. Slamet menceritakan dari awal mengapa dirinya dan sekeluarga bisa tertular Covid-19.

Awalnya tatkala dia dan keluarga membawa ibunya ke rumah sakit pada Ahad (4/10/2020) dini hari. Saat itu kondisi orang tuanya terus melemah, hingga pada pukul 02.37 WIB dini hari ibunya menghembuskan nafas terakhir.

Setelah itu pada Senin (5/10/2020) hasil swab keluar dan dinyatakan kalau almarhumah ibunya positif Covid-19. Lantas ia segera memberi kabar kepada seluruh keluarga, kerabat, dan tetangga yang ikut proses pemulangan almarhum hingga ke tempat pemakaman sampai pada saat acara mendoa di malam pertama.

”Kami cepat-cepat memberikan kabar ke keluarga, kerabat dan tetangga kalau hasil swab almarhum dinyatakan positif, karena pada saat proses pemulangan sampai pemakaman hingga pada acara mendoa dimalam pertama hasil swab belum keluar,” ungkapnya kepada potretnews.com, Selasa (27/10/2020).

Kemudian, lanjut Slamet lagi, dia dan keluarga melakukan swab pada Senin itu juga. Pada Rabu (7/10/2020) hasilnya keluar. Ternyata ayah, abang, adek dan kakak iparnya dinyatakan positif Covid-19. Adanya gejala demam, lemas, sesak, hilang rasa serta penciuman membuat mereka harus dirawat di Rumah Sakit Arifin Achmad.

”Kami sekeluarga melakukan tes swab, tapi saya dan istri hasilnya negatif. Om dan tante yang hasil swabnya keluar pada Kamis (8/10/2020) juga dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala,” tutur dia.

Karena om dan tantenya (abang dan kakak dari almarhumah) tanpa bergejala, imbuh Slamet, pada Kamis (8/10/2020) mereka hanya melakukan isolasi di LPMP Kulim (ruangan isolasi yang disiapkan Pemprov Riau).

Setelah diisolasi kurang lebih tiga hari, pada Sabtu (10/10) mereka berdua dilarikan ke RS Petala Bumi karena sudah memiliki gejala dan mengingat kondisi serta umur maka mesti dirawat. Namun akhirnya setelah dirawat beberapa hari pada (17/10) pukul 01.50 WIB om (abang almh ibu) meninggal dunia dan tante (kakak almh ibu) pada (19/10) pukul 07.10 WIB meninggal dunia, lalu dikebumikan protokol Covid-19 di pemakaman Palas.

”Lain rasanya keluarga kita meninggal dunia karena corona, sedih rasanya tak bisa jalankan proses pemakaman dengan cara normal,” tuturnya.

Lalu pria yang kerap disapa Sleem ini menceritakan bagaimana dirinya terpapar Covid-19 hingga sembuh dan bisa beraktivitas kembali. Pada (7/10) hasil sab Sleem dan istri adalah negatif. Namun pada (9-10/10) kondisi badannya melemah dan harus dilarikan ke RS Eka Hospital.

”Kondisi badan saya drop, lemas dan demam, lalu pada (11/10) saya dibawa abang ipar ke RS dan dirawat, kemudian pada Senin (12/10) saya pun di-swab dan hasilnya keluar pada Selasa (13/10) dinyatakan positif Covid-19, lantas pada hari itu juga istri dan dua anak saya yang berumur lima dan tiga tahun juga dilakukan tes swab,” ucapnya.

Lalu hasil swab istrinya pada (16/10) dinyatakan positif Covid-19, sedangkan hasil swab kedua anaknya dinyatakan negatif. ”Ya istri saya belum memiliki gejala, jadi hanya memilih isolasi mandiri dirumah saja bersama anak-anak dan itupun harus menggunakan masker serta meminimalisir bersentuhan dengan orang-orang termasuk dengan anak-anak,” ujar dia.

Slamet menceritakan, bahwa selama dirinya dirawat badan rasanya drop, lemas, demam, keringat dingin, nafsu makan berkurang, berkomunikasi dengan istri dan anak serta keluarga hanya bisa melalui via video call untuk sekedar saling menanyakan kondisi serta memberikan semangat antara satu sama lain.

”Alhamdulillah pada (16/10) saya di swab dan hasilnya keluar pada (17/10) dinyatakan telah negatif, kemudian pada sorenya sudah diperbolehkan pulang kerumah oleh dokter. Dan istri melakukan swab pada (23/10) dan (24/10) hasilnya negatif” Dilanjutkan Ayah, Abang, Kakak, Kakak ipar dan Adek, pada (23/10) mereka sudah diizinkan dokter untuk pulang dan isolasi mandiri di rumah selama sepekan, karena sudah 15 hari dirawat di RSUD Arifin Achmad.

”Buat kalian yang masih belum percaya dengan bahayanya pandemi Covid-19 ini, inilah cerita keluarga kami yang sudah mengalaminya. Kami kehilangan keluarga yang kami sayangi dan kami cintai, bahkan kami harus berjuang menghadapi penyakit ini dengan segala obat dari dokter. Kami tidak bisa dijenguk, terpisah dengan keluarga dan anak. Beginilah jika kita lengah dengan virus ini,” tandasnya.

Slamet pun mengingatkan untuk menjaga diri dari pandemi ini, dengan menjaga diri kita sama kita menjaga keluarga dan kerabat kita semua dan betapa pentingnya menerapkan protokol kesehatan di lingkungan terdekat.

”Pandemi ini belum hilang dan vaksinnya belum teruji. Oleh karna itu, mari kita patuhi dan taati serta terapkan protokol kesehatan, gunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, mengatur jarak dari kerumunan, karena kita tidak tahu kapan dan di mana kita terpapar Ccovid-19,” pungkasnya. ***

Kategori : Riau, Umum
wwwwww