Home > Berita > Umum

Seberapa Besar Pengaruh Covid-19 pada Psikologis dan Daya Ingat Anak?

Seberapa Besar Pengaruh Covid-19 pada Psikologis dan Daya Ingat Anak?

Ilustrasi/BANGSAONLINE.com

Jum'at, 25 September 2020 22:37 WIB
Anggi Dwi Safitri

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Pandemi virus corona atau Covid-19 telah memengaruhi kehidupan banyak orang. Semua orang diminta untuk tinggal di rumah. Bekerja dan sekolah, semua dilakukan dari rumah. Seluruh anggota keluarga melalui ini semua bersama-sama. Dalam kondisi normal, orang tua akan pergi ke kantor untuk bekerja, dan anak-anak berangkat ke sekolah.

”Perubahan ini mengarahkan anak kepada bentuk penyesuaian yang baru, tentunya tidak semua anak maupun orang tua atau pun orang dewasa disekitarnya mampu melewati ini dengan baik. Salah satunya berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak yaitu daya ingat,” kata Ahli Psikologi Perkembangan, Alma Yulianti saat dihubungi potretnews.com, Kamis (24/9/2020).

Dia menguraikan, anak yang berada pada situasi kondisi yang tertekan (dalam hal ini pandemi yang berkepanjangan) membuat fungsi-fungsi fisioligis maupun tumbuh kembang (kognitif) juga berpengaruh secara signifikan.

Alma mencontohkan, anak terbiasa belajar dengan mengikuti pembelajaran di sekolah pada jam belajar. Namun selama pandemi, penyesuaian belajar anak menjadi berubah. Stimulasi yang didapatkan selama di sekolah dan di rumah juga ikut mengalami perubahan yang pada akhirnya memengaruhi gaya dan daya serap anak terhadap pembelajaran tersebut.

Meski demikian, kondisi pandemi saat ini tidak hanya berisiko pada fisik saja, namun juga terhadap psikologis dan daya ingat anak. Dan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi terhadap psikologis dan daya ingat anak.

”Nah yang dikhawatirkan, hal ini akan mengarahkan anak pada gangguan-gangguan tertentu. Seperti kecemasan dan ketidakpastian, perubahan pola belajar, pendidikan karakter yang didapat anak (biasanya sekolah yang memberikan), serta demotivasi anak dalam belajar," tutur Alma.

Ahli psikologi perkembangan itu menambahkan, pada masa seperti sekarang, orang tua memiliki andil sangat besar terhadap perkembangan anak. Sebab anak-anak banyak menghabiskan waktunya di rumah. Oleh sebab itu, menurut dia orang tua harus membimbing dan memberi strategi belajar yang menyenangkan untuk anak-anak mereka agar tidak terasa membosankan.

”Pembelajaran daring ini menjadi tantangan tersendiri. Inilah masa-masa orang tua terlibat secara penuh sebagai pembelajaran yang sesungguhnya. Momen ketika orang mencoba memahami situasi pandemi dengan menjelaskan secara sederhana mengapa pembelajaran di rumah harus dilakukan,” ucap Alma.

Dia menyarankan, jam pembelajaran daring anak tidak jauh berbeda dengan sistem di sekolah. Misalnya dari jam 7-12 anak dikondisikan jam belajar (seperti daring, mengerjakan soal, lembar kerja dari sekolah dan seterusnya).

”Terkadang kita ikut mendampingi dan ada kalanya anak dikasih kepercayaan mengerjakan sendiri dan ini harus konsisten dilakukan terus menerus,” tutur dia.

Adapun cara lain yang menurut Alma efektif adalah dengan menciptakan strategi belajar yang menyenangkan. Misalnya anak diajak bercerita dulu baru masuk pada tugas sekolahnya.

”Strategi lain juga bisa dengan misalnya, Senin-Jumat belajar, sementara khusus hari Sabtu dan Minggu adalah jadwal mereka libur dari aktivitas pembelajaran daring. Sistem belajar seperti ini membantu memperkuat daya ingat anak dan mengurangi demotivasi anak. Sesekali anak juga boleh meggunakan seragam sekokah meskipun pembelajarannya dari rumah. Lakukan hal ini dengan konsisten dan terus menerus, selain mengajarkan mereka disiplin, menaati jam belajar, situasi ini akan mmpertahankan daya ingat anak (kognitif) khususnya pada masa pandemi saat ini,” ujarnya. *1

Kategori : Umum
wwwwww