Home > Berita > Riau

Hindari Pecah Kongsi, Bakal Calon Kepala Daerah di Riau Harus Jalin Komunikasi Politik yang Baik dengan Wakilnya

Rabu, 09 September 2020 15:33 WIB
Gusti Herniyah
hindari-pecah-kongsi-bakal-calon-kepala-daerah-di-riau-harus-jalin-komunikasi-politik-yang-baikIlustrasi/SAMBASKINI

PEKANBARU, POTRETNEWS.com — Sejak pemilihan kepala daerah (pilkada) 2005 hingga 2014, sebanyak 94 persen kepala daerah pecah kongsi dengan wakilnya.

Menurut mantan Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Djohermansyah Djohan, hanya 6 persen saja pasangan yang tidak berkonflik.

Mengantisipasi pecah kongsi bakal calon kepala daerah dengan wakilnya yang kelak terpilih di 9 kabupaten/kota yang menggelar pilkada di Riau, pengamat komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Riau (Umri), Jayus, menyampaikan pandangannya.

”Agar tidak terjadi pecah kongsi sampai akhir masa jabatan, antara bakal calon kepala daerah dan wakilnya harus menjalin komunikasi politik yang baik,” kata Jayus menjawab potretnews.com, Rabu, (9/9/2020) siang.

Menurut Jayus, konflik antara kepala daerah dengan wakilnya yang mulai terjadi sejak 2005 harusnya menjadi pelajaran bagi bakal pasangan calon yang akan mengikuti pilkada di Riau.

”Komunikasi yang baik antara gubernur dengan wagub, bupati dengan wabup, dan wali kota dengan wakilnya, merupakan perekat agar mereka (pasangan kepala daerah) langgeng hingga akhir masa jabatan,” ujar kata tokoh muda yang juga menjabat Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Umri.

Pada bagian lain, dia menyarankan paslon untuk membuat konten kreatif. Komunikasi politik menurut Jayus, bisa berjalan dengan baik apabila penerima bisa memahami dan tertarik dengan apa yang disampaikan paslon.

Selain itu, imbuh dia lagi, paslon juga harus dituntut untuk berkreativitas dalam berkampanye. Apalagi sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh KPU, bahwa kampanye di masa pandemi dilakukan secara daring, dengan memanfaatkan media sosial, salah satunya membuat konten-konten kreatif.

”Cara agar komunikasi politik itu menarik yaitu paslon harus bisa memahami apa saja yang disukai oleh calon pemilih seperti menggandeng influencer atau YouTuber,” demikian Jayus. *1

Kategori : Riau, Politik
wwwwww