Sempat Vakum karena Covid-19, ”Grapitasi” Kembali Taja Bersih-Bersih Desa

Sempat Vakum karena Covid-19, ”Grapitasi” Kembali Taja Bersih-Bersih Desa

Penari Zapin Sanggar Menjulang Budaya Desa Meskom, mengajarkan tarian kepada beberapa remaja yang mengikuti kegiatan Grapitasi di depan Pentas Zapin, Ahad (23/8/2020) siang.

Minggu, 23 Agustus 2020 22:41 WIB
Junaidi

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Desa Meskom, Kecamatan Bengkalis Riau menjadi lokasi ketiga kegiatan Gerakan Bersih-Bersih Desa yang ditaja Grapitasi (Gerakan Relawan Penggiat Wisata dan Literasi).

Kegiatan yang merupakan kerjasama Grapitasi dan Pemerintah Desa Meskom ini dalam rangka mengobarkan semangat gotong royong dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-75 digelar pada Ahad (24 Agustus 2020.

”Ini merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat khususnya bagi kami warga masyarakat Desa Meskom. Kita ingin mengangkat kembali sifat kegotongroyongan kita, sifat kebersamaan kita untuk membangun desa. Selama ini, kegiatan gotong royong ini sudah mulai pudar, makanya melalui kegiatan ini kita ingin memunculkanya kembali," kata Kepala Desa Meskom, Usman, SP kepada potretnews.com, Ahad (23/8/2020) siang.

Kegiatan diawali dengan melaksanakan goro sejak pukul delapan pagi dengan lokasi dari Gerbang Zapin sampai ke Pentas Zapin yang baru dibangun Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Dirangkai dengan Goro juga dilaksanakan kegiatan Literasi, persembahan tarian Zapin serta menari Zapin massal.

”Melalui kegiatan literasi kita berkeinginan anak-anak generasi muda kita kedepannya kembali minat untuk membaca karena membaca adalah jendela ilmu. Jadi kebiasaan ini di samping kebiasaan kegotongroyongan kebersamaan, kita juga ingin mereka juga memiliki sifat rajin membaca dan juga mereka cinta terhadap seni dan budaya yang ada daerah mereka masing-masing khususnya khususnya desa ini yang sama-sama kita kenal dengan kampong zapinnya. Insya Allah, akan tetap dilestarikan dan dikembangkan bersama pemerintah Desa dan seluruh generasi muda yang ada di sini," tambah Usman.

Selain itu Usman memandang melalui kegiatan seni budaya tarian Zapin merupakan salah satu upaya untuk menjauhkan generasi muda dari pengaruh narkoba.

”Kemudian juga kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, olahraga dan lain sebagainyasemuanya akan kita arahkan ke sana. Mudah-mudahan dengan adanya upaya dan ikhtiar kita ini, mereka terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif narkoba dan lain sebagainya," cakap Usman pula.

Atas lancarnya kegiatan tersebut Usman mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak dan komunitas Grapitasi. "Kami mengimbau untuk kita saling peduli terhadap kampung halaman kita ini. Mari sama-sama kita bangun kampung halaman kita, baik fisik maupun SDMnya secara bersama-sama," ajak Kades Usman di akhir wawancara.

Ketua Umum Grapitasi, Yana Susila Yeni kepada media ini menyebutkan tidak ada alasan spesifik mengapa dipilihnya desa meskom sebagai lokasi kegiatan mereka.

”Kami akan melakukan hal ini kepada desa-desa se-Kabupaten Bengkalis. Sebelumnya kami melakukan kegiatan serupa di Desa Deluk, kemudian Desa Prapat Tunggal dan ini ketiga kalinya setelah kemarin berhenti karena pandemi Covid-19. Mudah-mudahan ketika pandemi ini berakhir hal ini akan terus menerus kami lakukan di setiap desa yang ada di Kabupaten Bengkalis ini," terangnya.

Berdiri pada 2019 kemarin, Grapitasi muncul dari awal keinginan Yana Susila Yeni untuk menggabungkan beberapa komunitas yang ada di kabupaten yang berjuluk Negeri Junjungan.

”Tujuannya adalah supaya komunitas itu tidak bergerak untuk diri mereka sendiri tetapi ketika bergabung kita bisa melakukan gerakan bersama-sama yaitu mempunyai satu tujuan mengembangkan wisata, literasi dan juga budaya termasuk juga sosialnya," terang Hj Yana Susila Yeni yang saat ini Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pemberdayaan Gemar Membaca di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bengkalis.

”Karena saya berprofesi di bidang pengembangan perpustakaan yang berliterasi makanya saya mengambil komunitas ini untuk di bidang utamanya adalah literasi. Ini adalah panggilan jiwa bukan karena kebetulan saya duduk di perpustakaan, tetapi tidak. Saya melihat minat membaca masyarakat itu sangat rendah dan kami lahirkan grapitasi ini seiring dengan mengorbitkan atau mempublikasikan wisata kami juga ingin mengajak generasi muda, usia dini maupun orang tua mari kita giat membaca. Dengan membaca, banyak ilmu tentunya banyak tahu," ungkap Yana Susila Yeni.

Untuk pesanan kegiatan berikutnya Yana Susila Yeni akan berkoordinasi dengan teman-teman serta berkomunikasi dengan kepala desa yang akan dijadikan tempat pelaksanaan kegiatan serupa ini.

”Cadangan kegiatan yaitu festival film indie, lomba membuat film pendek yang akan bekerjasama dengan Qahwa cafe. Untuk kegiatan ini kalian akan segera mengadakan rapat kepanitiaan serta pelaksanaannya nanti dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. Temanya masih rahasia, tunggu saja aksi gravitasi berikutnya," bebernya.

Masih kata Yana Susila Yeni, membaca itu tidak hanya pada satu jenis buku saja. ”Allah SWT saja sudah memerintahkan Rasulullah SAW, bacalah! Dengan banyak membaca kita banyak tahu supaya kita banyak tahu adalah dengan membaca buku. Saya mengimbau tidak hanya kepada anak usia dini tetapi juga kepada generasi milenial di mana saja berada baik itu di desa ini, di Kabupaten Bengkalis, Indonesia bahkan seluruh dunia, mari gerakan membaca ini kita tanamkan pada diri kita dengan membudidayakannya sehingga gemar membaca tertanam dalam diri kita sendiri dan juga untuk orang lain. Kita membaca ilmunya kita serap dan ilmu yang kita serap bisa kita berikan kepada masyarakat sehingga dengan buku yang kita baca kita bisa berbagi ilmu kepada sesama," ajak Hj Yana Susila Yeni.

Selain kegiatan gotong royong, juga diisi dengan Literasi yang diperuntukkan bagi anak-anak setingkat SD. Termasuk persembahan Tari Massal Zapin Meskom. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww