Bedanya Anak-Anak Bengkalis dengan Anak-Anak Sumbar di Mata Juara II MTQ Nasional 2018

Bedanya Anak-Anak Bengkalis dengan Anak-Anak Sumbar di Mata Juara II MTQ Nasional 2018

Ahmad Alifuddin saat diwawancarai potretnews.com, Rabu (5/8/2020).

Senin, 10 Agustus 2020 21:33 WIB
Junaidi

BENGKALIS, POTRETNEWS.com — Meskipun, seorang Ahmad Alifuddin tidak memiliki nama besar, tapi dia pahlawan karena pernah menjadi juara II Cabang Syarhil Quran pada MTQ Nasional tahun 2018 lalu di Sumatera Utara.

Bersama 2 rekannya, Syaibatul Hamdi (Bengkalis) dan Navri (Siak), remaja sedikit tambun yang merupakan alumni Pondok Modern Nurul Hidayah (PMNH) Bantan, Kabupaten Bengkalis ini sekarang menjadi guru honorer di salah satu pesantren di Sumatera Barat.

”Menurut saya, anak-anak di Sumatera Barat itu lebih mandiri karena mereka dikenalkan dengan adat Minangkabau. Sedangkan, sangat disayangkan (di mata saya), orang-orang tua di sini kurang memberikan pendidikan adat kepada anak-anaknya, maksudnya sikap-sikap dan tradisi kita. Inilah perbedaan anak-anak sana dengan anak-anak kita," kata Ahmad Alifuddin kepada potretnews.com, Rabu (5/8/2020) kemarin.

Menurut ustaz yang akrab disapa Alif yang mengikuti acara khitanan massal tajaan Lingkar Muda Kreatif (LMK) dan dirinya sebagai anggota ini, agar anak-anak Bengkalis menjadi generasi yang lebih baik.

”Orang tua harus memberikan pendidikan, yakni pendidikan adab, akhlak yang dibentuk terhadap anak-anak kita," sebutnya. Dia menyebut, pesantren tempatnya mengajar tidak ada kegiatan serupa ini karena pesantren kan lembaga pendidikan, terkhusus bagaimana pendidikan secara umum berjalan. Yang paling penting, di pesantren itu membentuk karakter diri anak-anak (santri, red).

Alif mengucapkan syukur. "Alhamdulillah, kalau dalam kepribadian sangat bersyukur karena wadah (LMK,red) ini bersifat kekeluargaan. Anggota pula diambil dari segala kalangan. Sekiranya mereka ingin berpartisipasi untuk masyarakat, terutama untuk negeri ini. Di sini saya bisa menggali potensi dan mengembangkan karya diri dan kreativitas," tuturnya.

Pada tahun kemarin, LMK yang juga mengadakan kegiatan bakti sosial, Alif yang berada di Sumatera Barat tetap mengikuti acara secara online.

”Bergabung di siaran live, tetap berpartisipasi, memberikan usulan di grup (WhatsApp Grup) dan lain sebagainya, tetapi inginnya bisa hadir,” ungkap remaja yang murah senyum ini di akhir wawancara. ***

Kategori : Bengkalis, Umum
wwwwww