IKPI Riau, Lembaga Pendidikan yang Fokus Cetak Lulusan Siap Kerja

PEKANBARU, POTRETNEWS.com - Kuliah singkat dan padat serta langsung mendapat pekerjaan mungkin bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang hal yang mustahil.

Tetapi hal itu tidak mustahil jika pencari kerja itu telah ”berproses” di Institut Komputer dan Perhotelan Indonesia (IKPI).

Berkedudukan di Pekanbaru, Riau, IKPI salah satu lembaga pendidikan yang fokus mendidik para mahasiswa yang ingin menjadi tenaga ahli dan memang sedang dibutuhkan saat ini.

"IKPI ini berdiri pada tahun 1997. Saya gabungkan ilmu komputer dan perhotelan karena kita pasti membutuhkan komputer juga untuk mengendalikan semua layanan yang ada dalam satu hotel,” kata Ketua Yayasan IKPI Riau Afriyendi Anas dalam perbincangan dengan potretnews.com di ruang kerjanya Rabu (31/7/2019).

Menurut pria yang oleh mahasiswanya akrab disapa Pak Yan, latar belakang dia mendirikan IKPI karena melihat banyaknya jumlah pengangguran yang serta belum ada sekolah khusus untuk mendidik para mahasiswa yang benar-benar mumpuni dalam mengembangkan keterampilan yang mereka minati.

Selain menawarkan mencetak mahasiswa yang siap kerja, tutur Yan, IKPI patut menjadi pilihan calon mahasiswa karena letaknya yang strategis di tengah Kota Pekanbaru.

Gedung IKPI bersatu dengan bangunan Hotel Akasia Syariah yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman (persis di sebelah Hotel Grand Central). Sekilas, kampusnya terlihat seperti komplek perkantoran pada umumnya.

Yan mengklaim, lulusan IKPI sangat kredibel dan sudah mampu membuktikan keunggulan mereka di dunia kerja.

”Lulusan IKPI ini sudah banyak menyebar ke mana-mana bahkan sudah sampai di Kuala Lumpur (Malaysia). Untuk di Pekanbaru saja, pekerja di Hotel Pangeran (hotel berbintang 4, red) banyak yang alumni IKPI,” ucapnya.

Yan bercerita, saat mengajar dirinya tidak mau hanya terfokus kepada teori saja. Tetapi, dia justru lebih menekankan lebih banyak praktek agar mahasiswanya lebih siap menghadapi kompetisi di dunia kerja. Apalagi jumlah satuan kredit semester atau SKS yang disediakan tidak terlalu banyak, hanya 40 atau 50 SKS.

Adapun program diploma (prodip) yang dibuka IKPI Riau masih tingkat diploma satu (D-I/ahli pratama) dengan masa pembelajaran selama setahun dan lebih menekankan pada praktik daripada teori atau lebih dominan di luar kelas daripada di kelas.

Lantas berapa biaya kuliah per semesternya? Kuliah di IKPI bervariasi tiap jurusan dan tiap semesternya. Untuk jurusan Manajemen Perkantoran, Teknik Informatika, Perhotelan, dan Fotografer (yang terakhir ditulis merupakan jurusan baru di IKPI), dikenakan biaya masuk sebesar Rp15 juta dan itu sudah termasuk biaya magang dan seragam selama magang serta untuk uang SPP selama 1 semester sebesar Rp3 juta.

Namun menurut Yan, khusus jurusan Chef dikenakan biaya masuk sebesar Rp25 juta, karena chef ini lebih banyak praktiknya dan biaya magangnya juga lebih mahal dari empat jurusan lain.

”Biaya tersebut sudah termasuk biaya magang dan juga biaya seragam buat magang. Di IKPI para mahasiswa kami latih untuk siap bersaing di dunia kerja. Kami lebih banyak menyediakan mata kuliah pratikum di lapangan agar keahlian mereka lebih terampil dalam menekuni bidang yang sedang digelutinya,” paparnya.

Afriyendi menyebut, jumlah mahasiswa IKPI setiap tahunnya terbatas di angka paling banyak 100 orang saja yang benar-benar siap belajar sekaligus praktik kerja di lapangan. Kebijakan membatasi penerimaan calon mahasiswa memiliki alasan.

”Dulu kami pernah menerima mahasiswa sampai 400 orang lebih. Tapi karena banyak yang main-main atau tidak serius selama kuliah di IKPI, akhirnya pada tahun berikutnya kami batasi hanya untuk 100 orang mahasiswa,” ucapnya.

Pada bagian lain Afriyendi menyampaikan, bahwa IKPI sudah terdaftar di Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Riau. Dengan begitu, kata dia, para calon mahasiswa yang ingin mendaftar tidak perlu ragu.

”Soal peluang kerja juga jangan khawatir tidak mendapat pekerjaan. Karena IKPI sudah bermitra dengan hampir seluruh hotel yang ada di Pekanbaru, BUMN, dan perusahaan swasta,” pungkasnya. ***